Luci segera bertindak sebelum terjadi sesuatu atau pun sebelum dia dan Evan jatuh pada ranah panas yang lebih jauh. "Ok, kita skip soal mimpi. Aku tidak mau mendengarkannya." Wajah Luci melengos demi menutupi rasa gugup dan malu yang menyerangnya saat ini.
Evan mengangguk dengan sangat polos. Dia seperti seorang anak kecil yang akan melakukan apa pun demi mendapatkan mainan atau permen yang dia impi-impikan. "Intinya adalah, aku menyukaimu. Bahkan sangat menyukaimu. Aku ingin kita memulai sebuah hubungan yang serius."
Luci belum menjawab. Wajahnya menjadi datar seperti semula. 'Ini adalah sebuah pertahanan yang harus diberikan oleh seorang gadis jika di depan lelaki yang tidak dia sukai, namun lelaki itu tengah menyatakan cinta padamu,' batin Luci dengan sangat mantab. 'Mungkin aku terlalu bertele-tele?' Luci membuyarkan lamunannya untuk kemudian berfokus kembali kepada Evan.