YOORA untuk kesekian kalinya menatap Seira yang tengah tertidur disampingnya.
Tidak tidak. Seira hanya berbaring dengan mata yang terbuka lebar. Dia menatap langit langit kamar dengan tatapan kosong.
Begitu pula dengan Yoora. Berkali kali Yoora berusaha untuk menutup matanya namun hasilnya nihil,sang mata menolak untuk menutup.
Padahal tubuhnya terasa sangat lelah, tapi tetap saja. Tak berpengaruh
Lagi, Yoora menatap Seira. Mungkin karena merasa sedikit risih Seira membuka mulutnya
"Kenapa kau terus melalukannya secara berulang ulang?" tanya nya kemudian menghadapkan wajah ke arah Yoora. Tatapan kosong
"A! Mmm.. Aku hanya tak bisa tidur.. " Yoora menyahut tanpa menatap Seira dan tetap menatap ke atas dengan agak ragu ragu
Seira tak merespon dan kembali meluruskan posisinya, menghadap ke atas.
"Seira manusia seperti apa aku?" tanya Yoora tanpa sadar
Seira tak menjawab. Dia hanya menutup matanya seolah olah dirinya tak mendengar apapun
Sadar. Yoora memukul mukul bibirnya sendiri, merutuki setiap kata yang keluar dari mulutnya tadi
'Kenapa bibirku selalu mengatakan hal hal tak berguna!!!'
"Kau bukan manusia. Jadi aku tak bisa menjawabnya" jelas Seira tiba tiba
Yoora tergelak. Jawaban Seira mirip dengan Tao, Yoora menggigit bibirnya.
'Aku... Apakah pilihanku untuk berada disini itu salah? Ak-"
"Tpi, karena kau melayani tuan raizel dengan baik. Aku rasa kau adalah makhluk hidup yang baik"
Yoora yakin 100% kalau dia melihat pipi Seira memerah saat mengatakannya
Setelah mengatakan itu Seira tak bicara lagi sampai matahari terbit
--------------------------------------
drrt drrt drrt
Ponsel Yoora bergetar. Sambil berjalan dia melihat layar ponselnya
"Group chat... Yang kemarin.. "
Yoora : Grup chat apa ini?
Tao : Apa maksudnya itu?
Tentu saja grup RK
Raizel Knights
Yoora : Iya iya aku tahu
M-21 : Bagaimana cara mengeluarkan
Seseorang dari grup?
Tao : Kenapa?
Karius : Halo, Nona Yoora^_^
Yoora : Halo juga^^;
Takio : Bertanyalah disitus pencarian
Jangan bertanya pada Tao
Dia takkan menjawab, dengan benar
Tao : Aku tidak akan melakukannya! ><
Kau membuat terlihat jahat!!
T_T
T_T
T_T
Rael : (Menggunakan foto profil Seira)
Ugh! Berisik!
Karius : Seira?
Yoora : Tao, kumohon hentikan
Itu menjijikan^^
Takio : Tuan Karius, itu bukan Seira
Itu Rael
M-21 : Hey Takio
Aku baru saja berkeliling, mencari situs
yang kau sebut.
Tapi aku tak menemukan situsnya
Dimana situs itu??
Yoora : Haha^^
M-21 : Kenapa kau tertawa?
Karius : Rael?
Tao : Tuan Rael^^
Rasa cintamu pada Seira kadang
membuatku merinding
M-21! tempatnya ada dikamarku><
Jadi, kau takkan menemukannya!
Haha~
Regis : Rael
Karius : Oh Regis!
Aku ingin bertanya padamu
Apa benar dia Rael?
Tapi, Fotonya Seira bukan??
Regis : Itu Rael
Aku tidak tahu apa yang terjadi
Tapi Tao kusarankan untuk waspada
Tao : kenapa?'-'
Karius : Ada apa? apa kau melihat musuh?
Regis : Tidak
Hanya saja, aku melihat Rael
mengeluarkan soul weaponNya
M-21 juga bertransformasi
Jadi, aku sarankan untuk waspada
Tuan Karius, anda juga
Yoora : Ah
Regis : Kenapa?
Aku tak tahu kau kenapa, tapi
waspadalah.
Aku dan Seira akan pergi mengawasi
anak anak
Yoora : ...oke^^
Tao...
Saking sibuknya, tanpa Yoora sadari dirinya sudah sampai di gerbang SMA Ye Ran.
Dengan langkah gontai Yoora memasuki halaman Sekolah penuh percaya diri.
Belum sampai Yoora menyelesaikan langkah ke empatnya Sui dan Yuna sudah merangkulnya dari belakang
"YOORA" teriak keduanya tepat di telinga Yoora.
Tanpa merasa bersalah keduanya tertawa dengan renyah dihadapan Yoora. Ikhan dan Shinwu juga menghampirinya
"Good Morning everyone!!!!!!!" Sapa Shinwu berteriak
"Sekarang aku mengerti... Regis kau pasti hidup dengan beban yang berat" gumam Yoora kemudian menghela nafas berat
"apa maksudmu?" entah sejak kapan Regis berdiri di samping Yoora. Dengan tatapan menyelidik Regis menatap Yoora
Yoora hanya bisa tercekat. Shock. Begitulah perasaannya jiwa maupun raga Yoora masih belum terbiasa akan dunia aneh yang dipijakinya.
"Semuanya aman" ucap Regis tiba tiba. Yoora melirik ke arahnya
"Apa?" sontak Yoora bertanya. Regis berdecak kesal
"Beberapa menit yang lalu aku baru saja memberitahumu untuk waspada dan kau masih mengatakan 'APA' padaku?" Regis bicara dengan penekanan dibagian kata APA.
Entah kenapa ada perasaan kesal di hati Yoora
'Sekarang, aku juga mengerti perasaanmu M-21'
'Dia itu iblis bermulut pedas yang menutupi dirinya dengan jubah bangsawan'
"Ayo masuk. Sebelum pak Fedor datang dan menghancurkan pagi yang indah ini" celoteh Shinwu sambil merangkul Ikhan.
Diikuti Rai dan Seira yang entah sejak kapan berada di dekatnya, Yoora beserta yang lain berjalan dengan riang menuju kelas.
Rasanya baru 30 menit yang lalu Yoora dan kawan kawannya berjalan dengan wajah riang memasuki Kelas.
"Hari ini akan ada Ujian. Jadi, persiapkan diri kalian"
Bak disambar petir di gurun pasir. Yoora hanya bisa terkulai lemas, dia tak belajar semalam.
"Inilah akhir hidupku... Kenapa aku tidak belajar" rutuk Yoora sambil terus menerus menghela nafas
"Belajar tak belajar. Ujian dadakan itu berlebihan" kesal Yuna dengan wajahnya yang sedih
"Kalau nilaiku jelek, bisa bisa para Fans akan menjauhi ku. Kenapa hidupku sangat berat" Sui menutup wajahnya yang kusut
"Hidup kita memang seperti ini.... Menyedihkan sekali" Shinwu menanggapi yang lain
"Hidup kita tak akan semenyedihkan ini kalau pak Fedor tak ada" Ikhan menimpali
Tak lama, Shinwu dan Ikhan saling menatap satu sama lain.
"TURUNKAN PAK FEDOR!! TURUNKAN JABATANNYA!!" mereka berdua berteriak bersamaan dan saling merangkul satu sama lain
Regis menatap mereka berdua jengah.
Yuna dan Sui hanya tersenyum melihat kelakuan mereka berdua sedangkan Seira dan Rai hanya menatap mereka dengan wajah datar
Untung saja, ujian dilaksanakan setelah pelajaran pertama selesai. Jadi masih ada waktu untuk belajar
Kantin yang biasanya penuh, kini cukup sepi. Hampir semua murid berada di perpustakaan, hanya ada beberapa yang berada dikantin seperti Raizel.
Disaat yang lainnya sibuk berkutat dengan buku buku tebal yang sangat berbakat memanggil rasa kantuk
Raizel beserta Seira dan Regis justru tengah menyantap Ramyeon mereka yang sudah mengembang
Sementara itu.....
Yoora menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.
Dibanding gatal, kepalanya justru terasa sangat panas saking panasnya Yoora rasa kalau dia menghafal 1 rumus matematika sekali lagi, maka meledaklah kepala nya
"Kenapa harus matematika? Dari semua mata soal kenapa harus itu?"
"Dan kenapa disaat aku tak belajar?? " Yoora terus saja mengoceh akan betapa membebankan nya sebuah 'Ujian' khususnya dadakan
Yoora menatap kesekitarnya.
Yuna dan Sui tak belajar dan hanya mengobrol, Shinwu tidur dengan buku ensiklopedia sebagai bantalnya dan Ikhan hanya bergelut dengan laptopnya.
Yoora tak tahu dia sedang apa tapi yang jelas gerakan jarinya sangatlah cepat
Yoora melepas kacamatanya kemudian menghela nafas panjang. Lelah dan bosan itulah yang dirasakannya
"NONA YOORA!!" Karius tiba tiba berteriak memanggil Yoora setelah membuka pintu perpustakaan dengan keras
"Paman karius?" heran Yuna sambil menatap ke arahnya.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia memanggilmu? Apa hari ini ulang tahunmu?" Sui malah mencecar Yoora dengan pertanyaan
Yoora hanya mengedikkan bahu. Tak mau peduli. Karius berjalan ke arahnya
"Kau...bo- ahem! Pak kepala sekolah Lee memanggilmu" katanya dengan tegas seperti tentara yang tengah melapor pada atasannya
Yoora menaikkan satu alisnya sebagai respon. Karius hanya membalasnya dengan mawar diwajah kemudian tersenyum.
'Ingatkan aku untuk membunuh nya nanti'
Rupanya Tao juga ikut andil dalam kerusuhan yang terjadi di perpustakaan.
Buktinya, dia tengah membungkuk bungkukan kepalanya di depan guru yang bertugas menjaga ketenangan perpustakaan.
Di saat Yoora tengah sibuk memperhatikan Tao, Karius menarik Yoora untuk berdiri lalu merangkulnya
Tak pelak, Yoora dibuat merinding setengah mati. Terlebih lagi Karius membisikinya sesuatu
"bos memanggilmu untuk membicarakanmu dan aku" begitulah bisiknya
Yoora berbalik menatap Karius dengan memasang senyum manis lalu..
"HENTIKAN" kemudian berlalu meninggalkan Karius yang tengah mematung
Tao mengikuti Yoora, Meninggalkan Karius.
"am i a joke to you?"