Tak bisa di pungkiri, jika mengigat hari itu, membuat Devan merasa sangat bersalah. Bian yang pastinya memiliki hati, caranya membalas sikap menyebalkan pria cantik itu dengan hinaan yang sudah sangat keterlaluan. Devan bahkan masih belum mengucapkan maaf telah menyebutnya dengan buruk. Terlebih dengan papa Nathan yang masih ingin tau lebih dalam.
"Lantas, bisa kau saja yang bantu menjelaskan? Demi apa pun, aku ingin menjadi seorang ayah yang kau katakan itu, bisa mengerti dunia yang anak ku selami ini."
"Kalau begitu, tanya saja pada Nathan."
"Dasar kau!"
Ya, Devan tak ingin membuka mulut untuk kejadian buruk yang di alami orang lain. Tak terbesit pula untuk menjatuhkan Bian.
Andres mengacak surai lembut milik Devan, berakhir dengan rangkulan di bahu sempit remaja itu.
Melenggangkan langkah serentak setelahnya, menyusuri sepanjang koridor dengan ratusan pasang mata yang menjadi penonton.