Chapitre 184: “Menggosok punggung ku, aku mau mandi."

Jauh berbeda jika dua hati telah merasakan kedekatan yang seimbang. Keinginan nyata untuk bisa berbagi senyum dan kebahagiaan yang menjadi idaman. Dua orang yang telah mengikat janji untuk bisa lebih terbuka tentang segala hal. Tanpa mementingkan kejelasan hubungan, tanpa memikirkan tentang kesakitan hati satu cinta lebih dari satu pihak terancam bertepuk sebelah tangan.

Hanya ada hubungan yang di sepakati awal.

Devan, entahlah ikrar dari remaja mungil kali ini dapat bertahan atau malah seperti sebelumnya yang maju mundur tak jelas. Devan hanya tak ingin lagi merasakan kerinduan yang mendesaknya seperti pria gila tanpa tujuan, terlebih lagi kehadiran Nathan yang malah semakin mengusik.