Keesok harinya aku benar-benar bersemangat nih, karena bakal bertemu sama pujaan hatiku. Beberapa hari yang lalu aku jarang berjumpa dengannya, saking banyaknya urusan yang perlu di selesaikan. Kadang rasa rindu memang berat sekali untuk melepaskan semuanya, walau hanya sebentar, tapi nanti bakal muncul kembali. Aku tak tahu lagi merasakan rasa bahagia atau hanya sebatas halu dalam hidupku, terutama masih ke pikiran mengenai saudara Firdaus.
Ia masih berharap enggak ya untuk meluluhkan hati kekasihku? Tetapi pagi ini Lusi tumben loh tidak WhatsApp kepadaku? Apakah ia marah sama aku? Memang kesalahanku apa membuatnya segitunya tidak chatting padaku? Sepertinya, perlu ke rumahnya deh. Bagaimana pun aku perlu lihat keadaan seperti apa. Tak berselang lama adikku panggil, "Kak, ayo berangkat! Masih pagi loh masa harus melamun terus. Memang sedang lamunan siapa?" tanya adikku dengan ekspresi geram.