Télécharger l’application
4.2% Hasrat Wanita Bayaran / Chapter 15: Basa-basi sebelum pergi menonton

Chapitre 15: Basa-basi sebelum pergi menonton

(Choon-hee POV)

Aku baru saja selesai mandi, Sore ini aku berniat mengajak salah satu temanku untuk menonton film. salah satu teman yang sampai saat ini aku punya, dia tau semua masa laluku dan masa sekarang milikku. Temanku ini bernama Bella, dia memang selalu ada di sampingku sejak kami bertemu di bangku kuliah. Dia sudah bekerja di salah satu Museum besar di kota ini.

Dia sangat baik dan murah senyum, Mendengarkan semua keluh kesahku dan memberikan banyak saran jika aku memang membutuhkannya, Karena dia terlalu baik. Aku sampai bingung mau melakukan apa untuk membalas semua kebaikan Bella.

Dia sering sekali mengajakku Liburan, Bahkan beberapa kali akan membayarkan Tiket liburan dan penginapan, Tapi aku selalu menolak. Bukan aku tidak mau, tapi aku tidak bisa. Aku selalu bekerja dan bekerja, Aku juga bingung kenapa aku selalu bekerja. Padahal aku tidak punya tanggungan hidup sama sekali, hanya saja.....?

Hanya saja aku memang mengumpulkan uang untuk hari Tuaku dan untuk mencari keberadaan Ibu saat ini. ibu seperti hilang di telan bumi dan tidak pernah terlihat lagi semenjak 3 tahun belakangan ini. Aku hanya mendapatkan beberapa lembar surat yang selalu ia kirim setiap bulan, Saat aku tanya dimana dia. Dia tidak akan menjawab, tapi membahas hal lain yang membuatku melupakan Pertanyaan itu..

Aku mendesah pelan, Banyak hal yang tidak pernah aku tau tentang masa lalu dan masa sekarang. aku pernah mengalami kecelakaan saat aku berumur 10 tahun, aku mengalami amnesia ringan dan aku melupakan beberapa ingatan penting. Aku hanya ingat bahwa ibu bekerja sebagai wanita bayaran dan mengurusku seorang diri. Hanya itu saja yang aku ingat di masa kecilku sebelum berumur 10 tahun, selebihnya? aku tidak ingat apapun lagi. Bahkan semua ingatan tentang masa Kecilku saat ini, aku dapatkan dari cerita-cerita ibu saja.

Tapi aku juga heran, kenapa Cerita ibu terasa aneh di pendengaranku? Maksudku, di akal sehatku. kenapa ibu selalu memaksa aku keluar dari pekerjaanku ini dan memintaku membuka usaha toko bunga saja. Bukankah itu terlalu aneh? Menurutku sih itu aneh, Bagaimana bisa aku berjualan Bunga? aku harus menunggu pembeli dan bersaing dengan banyak pedagang lainnya.

Padahal dengan aku bekerja sebagai wanita bayaran, aku bisa mendapatkan uang yang lebih besar lagi dan lebih mudah. apalagi aku sudah sangat di kenal sebagai Wanita paling seksi dan memuaskan. Itu saja sudah cukup kan? Aku tau aku tidak akan selamanya menjadi muda dan tetap sehat, Itu kenapa selagi aku bisa bekerja. aku selalu bekerja, uang yang sudah aku dapatkan akan aku tabung untuk tahun mendatang...

Entah tahun berapa aku akan pensiun dan hidup di sebuah tempat indah, bersama orang yang aku cintai dan mencintai diriku. Membahas tentang cinta, bahkan di umurku yang sekarang saja belum pernah merasakan artinya cinta. Apalagi dicintai.. aku terlalu bodoh soal itu, aku hanya pintar memuji di atas ranjang saja.

tapi yasudahlah, aku juga tidak mau terlalu berharap pada ketidakpastian dan angan-angan Hampa. aku hanya mau hidup di atas realita saja, tanpa memikirkan hal lain yang tidak perlu.

Aku sudah memilih pakaian untuk sore ini, Memakainya lalu berdandan sedikit natural. Ini hanya acara menonton film saja, Itupun menonton dengan teman perempuan. Bukan dengan kekasih, jadi akan sangat aneh jika aku berdandan berlebihan.

Aku memilih menggunakan sepatu kets lalu memakai tas selempang kecil, yang hanya muat dengan dompet serta Handphone milikku saja.

Aku mematut diriku lagi beberapa saat di cermin, setelah memastikan semuanya sempurna. aku langsung berjalan keluar dari ruangan, lalu menutupnya perlahan. langkah kakiku begitu ringan saat menuju lift, menekan tombol dan masuk ke dalam sana. Lift meluncur tanpa terasa, hingga aku sampai di lantai dasar. Pintu lift terbuka, aku keluar lalu berjalan Dengan cepat untuk memberhentikan taksi.

Aku memilih memakai taksi saja, di bandingkan membawa mobil sendiri. akan sangat repot jika Nanti Bella meminta kemana-mana. Apalagi Bella selalu memakai mobilnya sendiri, jika kita mau pergi ke tempat lain. lebih baik membawa satu mobil yang sama kan? Jadi kita juga tidak saling Memilih ingin memakai mobil siapa.

aku keluar dari loby dan menunggu taksi online yang sudah aku pesan sejak tadi, melihat jam di pergelangan tangan. 2 menit lagi taksinya akan sampai.

aku menatap langit sore kali ini, senyumku benar-benar tidak pudar sama sekali. mengingat bagaimana aku bisa merasa sebebas ini. semua ini berkat Edwards, Dia memintaku untuk tidak melayani laki-laki lain selain dirinya. Bahkan dia Berani bayar mahal, tentu saja aku bersedia. aku tidak perlu capek-capek sama sekali, aku hanya perlu duduk diam dan mendengarkan Edwards sampai selesai bicara. Atau Sesekali aku akan ditanyakan beberapa hal dan aku perlu menjawab.

Ah.. sesimpel itu pekerjaanku kali ini, dan aku sangat beruntung dengan semua keberuntungan yang ku miliki..

Aku mengecek layar handphone, saat aku lihat satu panggilan masuk dari Edwards. Edwards? baru saja lelaki itu aku pikirkan, dan sekarang dia sudah Menelpon? Apakah dia tau aku memikirkan dia dan sekarang dia mau bertanya?

Tapi tidak mungkin juga, buat apa seorang Edwards yang super sibuk itu Menelpon diriku? Pastilah dia punya beberapa kepentingan yang tidak bisa di tunggu sama sekali.

"Ya, Hallo Tuan Edwards? Ada apa anda Menelpon saya?." Tanyaku dengan sangat lembut, Aku mendengar helaan nafas yang sangat panjang di balik seberang telepon sana.

Dan aku merasa, ini bukan hal yang sederhana. aku akan mendengarkan banyak cerita lagi setelah ini, Astaga Choon-hee. kenapa kau harus bertemu klien yang sifatnya seperti anak kecil? suka sekali berbicara dan bertanya!.

"Aku hanya kesepian saja, kau sedang apa?." Pertanyaan Edwards membuatku memutar bola mata sebal, dengarkan? apa yang aku pikirkan tadi sekarang terbukti. setelah Edwards berkata dia kesepian, itu adalah awal mula cerita yang sangat panjang.

Perjalananku ke arah bioskop akan di isi dengan dongeng sebelum tidur, aku berharap tidak benar-benar tidur. Sadarlah Choon-hee, bahwa Edwards memang hanya butuh di dengarkan. Bukan butuh goyangan panas di atas tempat tidur!

"aku sedang menuju Mall pusat kota, ada acara dengan temanku dan aku mau menonton film. aku bisa dengarkan ceritamu lewat telepon, ceritakan saja.." Aku menaiki taksi dan duduk dengan tenang, lalu memakai earphone agar bisa mendengar pembicaraan Edwards kali ini.

Ini akan menjadi pembicaraan yang panjang sepertinya, dengarkan saja helaan nafas Edwards saat ini. ku yakin masalahnya bukan masalah sepele, terkadang lelaki mencari wanita lain di luar kenapa? ya karena di rumahnya tidak ada yang bisa mengerti dirinya. mungkin ini yang sedang terjadi dengan Edwards.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C15
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous