Gurat wajahnya seketika saja menekuk, bibirnya mencebik dengan bersamaan pula lelehan air matanya yang membendung. Menarik kembali pelukan erat, menggigit permukaan bibir bawahnya saat isak tangis memaksanya untuk keluar saat Nathan kembali menambahi.
"Aku memutus hubungan ku begitu saja dengannya, pria yang menemani masa-masa tersulit dalam hidup ku, Lis.... Lihatlah betapa bajingannya aku, dia yang masih rela menunggu ku, hanya ku balas dengan cara yang paling keji."
Ya, sudah pasti pria licik itu meninggalkan kalimat memelas hanya untuk meninggalkan bekas memperdaya untuk Nathan. Tujuannya sudah jelas, untuk pemberontakannya pada tindakan Nathan kali ini.