Tante Didin biasanya suka menggoreng tempe dan bala-bala. Saat ia baru saja tiba di kantin, bahunya langsung merosot karena Tante Didin tidak ada di sana. Etalasenya sudah kosong. Kantin itu sepi, tidak ada siapa-siapa.
Perutnya jadi semakin lapar meronta-ronta. Ia berjalan kembali ke lapangan basket dan duduk di pinggir. Ah, ia teringat bahwa ia sempat meminjam buku di perpustakaan. Segera saja Pradita tenggelam dalam buku fantasi itu.
Pikirannya melayang ke dunia lain. Ia membayangkan jika dirinya bisa berubah menjadi hewan. Ia mungkin akan memilih untuk berubah menjadi burung supaya ia bisa terbang ke mana pun ia mau.
Tak terasa waktu terus berlalu, Pradita jadi ingin buang air kecil. Ia melihat jam di ponselnya, masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi sampai bel berbunyi. Ia berjalan menuju ke toilet di dekat kantin.