"Titip salam buat si kembar ya. Daddy loves them." Calista merasakan keanehan dari ucapan Darren. kenapa suaminya berkata seolah-olah mereka akan … berpisah? Batin Calista.
"Darren, please cepatlah pulang. Jangan berkata yang tidak-tidak. Besok kita akan berkumpul untuk bersenang-senang." Calista merasakan ada yang mengganjal dihatinya. Dadanya terasa sesak dan ada sesuatu yang membuat pikirannya tidak enak. Dia benci dengan perasaannya saat ini.
"Baiklah baiklah. Tunggu aku dirumah. I love you."
"I love you too." Darren memutuskan panggilan setelah mereka saling melamun menatap layar ponsel masing-masing yang masih tersambung.
Calista menghela napas mencoba menghilangkan sesak didada. Wanita hamil itu pun segera bangkit berdiri dan meraih telpon yang ada di atas meja nakasnya.
"Masih ada orang didapurkah? Ada yang ingin aku katakan sekarang. Jangan kemana-mana dulu yaa." Calista menutup telpon perlahan setelah mengatakannya.