"Mau kemana?" Darren bertanya dengan nada mengancam.
"Melihat pemandangan dari jendela." Jawab Calista tanpa melihat wajah lawan bicaranya.
Darren meletakkan laptop di atas sofa dan menghampiri Calista yang sedikit kesulitan untuk berjalan karena mencari sandalnya.
Darren mengambil sandal Calista yang tergeletak agak jauh di lantai dan meletakkanya dibawah kakinya.
"Apa yang kamu lakukan? Aku bisa sendiri." Calista merasa risih melihat Darren yang berlutut dibawah kakinya hanya untuk memakaikan sandalnya.
"Pakailah. Kamu ingin cepat pulang kerumah dan pergi ke Jogja kan? Menurut saja padaku, jangan banyak membantah." Ucapan Darren yang pelan namun menusuk hati Calista itu membuat perempuan tersebut mengatupkan bibirnya untuk diam. Terkadang mulutnya memang tidak bisa dikontrol kalau berbicara. Tapi, begitulah adanya dirinya.