Télécharger l’application
86.2% Caffe Latte With Jae / Chapter 25: Lied

Chapitre 25: Lied

Aku baru saja diantar oleh Dandi kembali ke apart, iya tadi kami hanya mengobrol 2 jam an karena Brian harus buru-buru kembali ke kantor, katanya ada yang harus ia selesaikan. Tadi aku sempat drive thru MCD, tentu saja aku merengek ke Dandi untuk memenuhi keinginan ku. Dandi itu sangat protect, katanya aku ga boleh makan juckfood, tapi kan aku lagi pengen banget sama chese burger.

Dandi hanya mengantarku sampai depan lobby saja karena dia ada urusan dikampusnya. Ku dengar ponselku berbunyi, aku buru-buru mengangkat karena ternyata yang nelfon adalah Jae

"hallo jee" kataku

"caa dimana kok gada dirumah?" tanyanya

Hahh?? Jae kok sudah pulang? Ini kan masih sore. Mampus lah aku harus bilang apa nanti, gak mungkin kan aku bilang aku barusan saja menemui Brian. Jae pasti kesal nanti

"ohh ini tadi abis gofood mcd jadi ambil ke lobby" akhirnya otak ku berfungsi juga

"ohh, tadi mah nitip aja, daripada lo cape kebawah" jawabnya

"iya gakpapa sekalian cari angin" jawabku bohong

"yauda hati-hati jalan nya, gausa buru-buru" katanya

"okee"

Aku sedikit kaget mendengar Jae sudah berada di rumah, aku fikir dia akan pulang malam karena dia pasti sama sibuknya dengan Brian. Oh, atau mungkin dia menlanjutkan pekerjaan nya di rumah ya.

***

Aku membuka pintu perlahan, masih sedikit takut sih. Aku takut Jae tau aku berbohong. Ku liat Jae sedang berada di dapur

"Jae kok jam segini juda pulang?" tanyaku sambil meletakkan kantong MCD di atas meja makan

"iya gapapa kasian lo sendirian" katanya lalu duduk di samping kursi ku

"ihh gapapa kok kan tadi Dandi mampir juga" kataku

Aku jadi gak tega berbohong setelah mendengar alasan Jae pulang cepat

"beli apa ca?" tanyanya

"ohh ini burger, beli dua kok satu buat lo" kataku, aku memang sengaja beli buat Jae tadi

"ohh boleh katanya"

Jae memakan burgernya dengan lahap, mungkin dia belum makan siang kali ya. Kulihat dia belum mengganti pakaian nya, dengan kemeja nya yang ia gulung mempertandakan hari ini dia pasti sangat sibuk.

"Jae gimana kerjaan kantor?" tanyaku

"hmm all good" katanya sambil meminum fresh tea nya

"Wira uda kerja kan?" tanyaku ragu, aku harap Jae kali ini jujur padaku

"iya udah kok, dia bantuin Brian" katanya

Jae kenapa kamu berbohong masalah Wira? Apa kamu gak kasihan sama Brian? Brian sepertinya overwork banget Je, aku saja tidak tega melihatnya

Hampir saja aku ingin marah, tapi kutahan karena aku tau Jae juga capek dan mungkin dia punya alasan untuk berbohong atau mungkin belum waktunya ia jujur kepadaku.

"Jae jangan terlalu capek kerjanya, nanti sakit" jawabku akhirnya

Jae berhenti makan dan menatapku sejenak

"kenapa Je?" tanyaku heran, kenapa dia tiba-tiba menatapku

"gapapa hehehe" dia tertawa kecil lalu melanjutkan makan nya

"ihh orang aneh" aku kembali memakan burger kesukaan ku ini

"oh iya tadi ngapain aja seharian?" tanyanya

"umm, ga ngapa-ngapain, lagian tadi bangun nya siang" jawabku bohong

"gapapa caa, yang penting banyakin istirahat, jangan cape-cape dan gausah ngapa-ngapain dulu" katanya

Aku hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban. Aku memandangi Jae yang sangat lahap makan burgernya. Aku senang melihatnya, mungkin dia juga kecapean banget sampai lupa makan kali.

"tadi belum makan siang Je dikantor?" tanyaku

"ho ohh" katanya sambil mengunyah

"sibuk banget ya?" tanyaku lagi

"yaa kinda.."

"kalo butuh bantuan, gue bisa bantu sedikit kok Jae, daripada gue bosen kan disinin ga ngapa-ngapain" tawarku

"gausahh, lo cukup istirahat aja, gausa mikirin hal lain" katanya

Jae tuhh sebenarnya memang tipe orang yang tanggung jawab banget, dia tidak akan pernah lari dari tanggung jawab nya. Contoh nya masalah project ini, dia bahkan sampai double job karena harus menggantikan ku sebagai PR, aku tahu dia juga pasti sangat pusing, ditambah harus memikirkan ku yang kadang suka bandal.

Dan terlebih sekarang aku sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab dia karena aku tinggal bersama nya, sebenarnya bukan tanggung jawab sih karena aku masih suka menolak kebaikan nya. Ini lebih ke bayi yang ada diperut ku ini, aku tahu dia tidak ingin bayin ini kenapa-napa makanya dia seperduli itu dengan ku.

Aku juga masih yakin bahwa Jae masih memikir kan Alice, tapi dia berusaha menyembunyikan nya. Dia pernah bilang kalau dia berusaha membangaun rumah ini bersamaku jadi mungkin dia butuh usaha keras untuk mewujudkan nya. Aku tahu perasaannya masih di Alice dan aku juga tidak munafik. Akupun sama, aku masih menyimpan rasa dengan Rey, dan bahkan aku masih berharap suatu saat nanti aku bisa bersama Rey kembali.

Aku tidak akan marah jika Jae dan Alice akan kembali bersama karena dari awal perjanjian kami adalah tidak ada larangan untuk menyukai siapun, Jae boleh memilih siapapun yang menjadi sumber kebahagiaan nya dan begitu pun denga ku.

Awal dari pernikahan ini sebenarnya adalah demi bayi yang ada diperutku ini. Aku bahkan masih ragu dengan ajakan Jae yang kemarin tenatng mengajakku untuk membangun rumah ini bersama, tapi apa salah nya kami saling mecoba meskipun sulit tapi aku sudah berjanji akan mencoba sebisaku.

***

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam, aku sudah mandi tadi jadi sekarang aku hanya duduk-duduk santai di depan balkon, aku pernah bilang kan kalau pemandangan dari sini sangat indah apalagi saat malam hari. Jae tadi melanjutkan pekerjaan nya. Mungkin sekarang dia sudah selesai dan mandi karena tadi aku melihat nya sekilas mengambil handuk, pintu kamar nya tidak pernah ia tutup katanya biar aku gak merasa sendirian.

Aku memandangi jalanan dari atas sini, sangat indah dan udaranya juga sangat sejuk. Banyak hal yang harus aku syukuri dalam hidupku ini, contohnya saat ini aku bisa menikmati pemandangan ini.

"caa ga maakan?" kata Jae dari dalam

"nanti Jae" jawabku

Ternyata Jae ikutan duduk kali ini disampingku, aku kira dia akan kembali bekerja setelah mandi tapi tidak. Dia malah ikutan mamandangi jalanan yang ada dibawah sana.

"bagus ya lampunya" katanya

"huumm" aku mengangguk setuju

"caa?"

"kenapa?" aku menoleh kearah nya

"gimana Rey?" tanya nya

Tiba-tiba?? Kok Jae menanyakan soal Rey? aku jadi kaget

"gimana apanya?" tanyaku balik

"iya kabarnya? Kalian masih sering ngobrol gak?"

"ohh dia baik kok, kemarin dia baru ngechat katanya dia naik jabatan di tempat kerja nya"

Beberapa hari lalu Rey memang menghubungiku sekedar menanyakan kabarku dan sedikit curhat tentang pekerjaan nya. Oh iya dia masih awet dengan pacar nya, aku senang mendengarnya, setidak nya aku tahu dia baik-baik saja disana

"oalahh, dia masih pacaran?" tanya Jae

"masih kok masih"

"caa?"

"hum?" aku mengankat kedua alis ku

"are you okay?" tanya nya, aku tau maksdunya

Jae mungkin mengira aku sedih karena baru saja menayakan perihal Rey

"yes ofcourse" kataku sambil senyum

Dia kemudian mengangguk dan membalas senyuman ku

Aku sebenarnya agak sedikit sedih karena tiba-tiba saja dia mengingatkan ku pada Rey, tapi aku bisa menyembunyikan nya. Ingin sekali aku bertanya bagaimana hubungan nya dengan Alice, tapi ku urungkan niat ku karena aku takut dan Jae belum memberitahu aku perilah baju wanita yang ada dikamar nya. Aku sebenarnya tidak cemburu, hanya saja sedikit mengganggu fikiran ku. Aku juga tidak tau kenapa hal ini bisa mengganggu fikiran ku, padahalkan dari awal aku yang bilang kalau Jae balikan dengan Alice lagi im really okay with that. Tapi kenapa kali ini perasaan ku sedikit aneh.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C25
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous