"Arka?" Davira membelalak. Menatap remaja jangkung yang kini hanya diam mematung sembari ikut melempar tatapan aneh sedikit tak percaya dengan apa yang ada di depannya malam ini. Sang sahabat baik dengan tatapan ketidakpercayaan penuh dengan curiga mengarah dan ditujukan padanya sekarang.
"Siapa, Ka? Kenapa lo diem aja di—" Suara yang baru saja ingin menyela kini terhenti. Ikut terkejut menatap remaja sebaya dengannya yang sudah berdiri di depan gerbang rumahnya dengan membawa sekantung keresek berwarna putih bersih dengan logo merah menyala yang tak asing lagi untuk Rena Rahmawati, sebab mini market di ujung jalan adalah tempat langganannya kala lapar datang melanda.
"Kalian cuma berdua doang di sini?" tanya Davira melirih. Menunjuk remaja jangkung yang masih diam sembari memalingkan wajahnya.
"Ada bibi di dalam. Kita duduk i teras depan." Rena menyahut. Seperti biasanya dengan nada santai bak seseorang yang tak pernah melakukan kesalahan atau seperti sedang melakukan dosa.