Beku.
Tepatnya seperti itulah kesenyapan diantara mereka saat tengah berdua. Ralin hanya diam sepanjang perjalanan pulang. Pun dengan Yuga yang membisu dengan wajah menyeramkan di luar kebiasaannya. Ralin telah melihat hadiah dari Vania untuk Yuga serta buket bunga berukuran besar yang tergeletak di kursi belakang. Hatinya seperti teriris pelan-pelan, sakit, pedih, tapi malas sekali mengakuinya. Lebih baik diam.
Makan malam di rumah lebih meriah dibanding biasanya, dengan tambahan kue ulang tahun dan hidangan yang dipesan khusus dari resto favorit mereka. Bik Suli bergabung untuk makan bersama. Ralin, walaupun masih murung, sekuat tenaga menahan perasaannya dan tersenyum pada semuanya. Tawa bahagia Harris dan Donna setidaknya mampu mencairkan sedikit sesak yang masih membekapnya. Yuga, seperti biasa, tampak kalem tanpa emosi berlebihan. Hanya saja tampang menyeramkannya telah lenyap tanpa bekas, kembali berganti menjadi Yuga yang tampan memesona.