" Dari semalem mama nggak ngajak aku ngomong, Kak."
" Memangnya Mama kamu kenapa?"
" Aku juga nggak tau. Dari dulu dia nggak pernah izinin aku keluar malam, apalagi sama cowok."
" Nanti saya ke rumah kamu ya. Saya mau bicara sama mama kamu, Nara."
" Eh, jangan."
" Kenapa?"
" Jangan deh pokoknya."
" Tapi—"
" Aduh, kak... udah deh, aku mau siap-siap dulu."
" Kamu ada rapat?"
" Iya. "
Sambungan diputus secara sepihak. Nara membanting ponselnya ke sembarang arah. Dia duduk bersila di atas ranjang sembari memandang wahajnya di cermin besar yang menempel pada lemari. Wajahnya berminyak, rambutnya acak-acakkan. Wajar saja, cewek itu baru bangun tidur. Bahkan ia belum sempat mencuci muka. Gavin menghubunginya bahkan ketika cewek itu masih terlelap.
Nara menenggelamkan wajahnya dalam-dalam pada bantal. Cewek itu mengutuk dirinya berkali-kali karena telah membuat Mamanya kecewa untuk kesekian kali.