"Ah- sakit ..." Edwin tiba-tiba mengerang.
Shinta terkejut dan buru-buru menarik tangannya. Dia kembali bertanya dengan hati-hati, "Ada apa? Apakah rasanya sakit?"
"Uhuk...Tidak, bukan apa-apa. Ketika aku memasuki restoran tadi, aku tidak sengaja menabrak pintu." Edwin menutupi sudut mulutnya dengan satu tangan dan berkata sambil meratap ke arah Shinta.
"Pfftt... Kamu adalah orang yang besar, kenapa kamu masih berjalan begitu sembarangan sehingga kamu bisa menabrak pintu?" Setelah mendengar jawabannya, Shinta tersenyum dengan tipis dan berkata, "Apakah karena kamu telah menghabiskan terlalu banyak energi tadi malam, sehingga hari ini kau gampang kehilangan fokus?"
"Ha ... Hahaha ... Mungkin begitu ..." Mata kecil Edwin dengan hati-hati menatap Andre, yang duduk di seberangnya, dan dia segera mengubah topik pembicaraan, "Aku sudah lapar. Sekarang setelah kalian berdua ada di sini, ayo cepat pesan makanan. Andre dan aku baru saja memesan barbekyu."
"Oh, bagus." Shinta mengangguk.