Andre tertegun, dan rona merah di pipinya menjadi lebih jelas.
"Tidak." Dia menolak tanpa berpikir.
"Kenapa?" Nayla mengerutkan bibirnya, "Jika Kakak tidak mau menciumku, apakah itu artinya Kakak masih marah padaku?"
"Tidak." Andre menatapnya dengan canggung, dan tiba-tiba doa tidak tahu harus berkata apa.
"..."
Nayla menatapnya sebentar, lalu dia berkedip dan berkata, "Kakak benar-benar tidak marah padaku?"
"Tidak."
"Lalu apakah itu artinya kita sudah berbaikan?"
"Yah, itu kita berdamai, kita sudah berbaikan." Andre mengangguk dengan bingung.
"Bagus. Tapi aku masih tidak mengerti kenapa Kakak tidak mau menciumku." Nayla mengerutkan bibirnya dan berkata ke arah Andre dengan kecewa.
--
...
Setelah mendengar kata-kata Nayla, Andre akhirnya bisa menghela nafas dengan lega.
Namun, Nayla tersenyum nakal padanya,, "Pokoknya, jika Kakak tidak mau menciumku, maka aku yang akan mencium Kakak!"