Chapitre 9: 9
Setelah berkelana keliling di daerah Bandung Selatan, tujuan gue sama Bianca setelahnya adalah menjelajah kawasan Bandung Barat.
Dan yang terakhir kita mendarat di kawasan Bandung Utara, lebih tepatnya di daerah Punclut Dago.
Kawasan Punclut di malam hari itu bikin nagih, apalagi untuk yang mau pacaran. Tempat ini terkenal di kalangan anak muda Bandung karena disini banyak Berjejer tempat makan yang menyajikan makanan khas sunda dengan harga yang murah meriah, lalu dari sini juga kita bisa ngeliat gemerlapnya lampu yang menambah kesan romantisnya Bandung.
Dengan view yang cantik ini, gue punya keinginan pengen bawa cewek kesini terus gue ajak dia pacaran. Karena menurut gue suasananya yang cukup mendukung, bikin momen romantisnya akan selalu membekas.
Tapi sayangnya gue gabisa ngelakuin itu sekarang, walaupun gue udah berhasil bawa cewek kesini, gamungkin juga gue ajak Bianca pacaran. Bukannya diterima, yang ada gue digampar sama dia.
"Za"
"hm? kenapa?" bales gue sambil menyeruput teh tawar panas seraya menatap kelap kelipnya lampu.
"ternyata Bandung tu dingin yah" celetuknya dan bikin gue langsung natap dia bingung. sadar dengan tatapan gue, Bianca ikut menolehkan kepalanya menatap mata gue lalu ketawa gemes.
Ketawanya Bianca itu candu buat gue
"Gue kan udah lama ga pulang ke Bandung Za.. terus di Jakarta kan panas.." lanjutnya sambil tersenyum.
"emangnya lo gapernah banget pulang ke Bandung yah?" Bianca bales dengan gelengan kepala, lalu dia tersenyum "Gue gapernah pulang ke Bandung lagi, biasanya keluarga gue yang nyamperin ke Jakarta"
"oh.. pantes"
"pantes apa?"
"dulu Aksa hampir tiap bulan selalu ke Jakarta kan?" Bianca lagi-lagi menganggukkan kepalanya mengiyahkan ucapan gue. "Aksa, Deon, Ibu, sama Cakra suka nengokin gue ke Jakarta. Kalau ayah keitung jarang karena kerja kan. Tapi yang lebih sering itu Aksa, Setiap bulan dia gapernah kelewat sedikitpun"
"lo deket banget emangnya ya sama Aksa?"
"ya kaya yang pernah gue bilang, dulu aja temen gue cuman Aksa. itu udah ngebuktiin kan seberapa deketnya gue sama dia" bales Bianca sambil tersenyum lembut.
"iyasi bener juga.."
"eum.. Moza" Panggil Bianca sambil menatap gue dengan tatapannya yang teduh.
"kenapa?"
"makasih ya"
"buat?"
"Hari ini" jawabnya dengan senyuman yang merekah. "makasih buat hari ini, gue gapernah ngerasa se enjoy ini kalo jalan-jalan.. mata gue seger banget tauga" lanjutnya lagi.
"sama-sama.. gue mau bilang makasih juga kalo gitu"
"ko bilang makasih sama gue?"
"karena lo mau gue ajak jalan" bales gue sambil tersenyum lebar.
"Za" Panggilnya, lalu gue menatap Bianca sambil mengangkat kedua alis gue.
"Bandung tu cantik ya ternyata, dari sini gue kaya bisa ngeliat kota Bandung dengan jelas. Ini emang bukan pertama kalinya buat gue ngeliat lampu-lampu kaya gini, tapi kali ini gatau kenapa beda aja. lebih cantik"
Gue mendengar setiap tutur kata yang keluar dari mulut Bianca sambil menatap ke arahnya, tak lupa senyuman yang tercetak jelas di wajah gue.
Hari ini gue seneng bukan main, kalau Bianca seneng karena gue ajak jalan. Sementara gue seneng karena liat Bianca seneng.
Gue gapernah tau efek jatuh cinta pandangan pertama itu bisa se gila ini. Walaupun gue emang sedikit kecewa karena Bianca masih nganggep kita ini temen, tapi seengganya gue masih bisa ambil sisi positifnya.
"kenapa lo ngeliatin gue gitu banget?" ucap Bianca sambil terkekeh.
"gatau, gue kebawa seneng aja kali gara-gara lo"
"gue pembawa aura positif emang" balesnya yang bikin gue terkekeh.
"mau aura kisah juga boleh ko" celetuk gue yang malah dapetin tatapan aneh dari Bianca, "kenapa?"
"Moza, lo garing banget!" sautnya lalu tertawa sambil mendorong bahu gue.
"gapapa.. yang penting gue ganteng"
"idih. Korelasinya sama ganteng apaan coba"
"ada dong! kalo gue ganteng kan pasti jadi kebawa lucu"
"ih Moza apaansi!" bales Bianca sambil kembali tertawa tapi kali ini satu tangannya mala dipake buat ngegeplak tangan gue.
Dasar cewek.
"btw Za"
"kenapa?"
"Makanannya kapan dateng? gue laper gakuat"
Astaga, Gue gigit Bianca boleh ga si?
--
"Kenyang?" tanya gue saat Bianca kembali sehabis cuci tangan. Dia tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya, "kenyang banget.. gue baru pertama kali makan nasi merah, dan itu enak banget. Ayam bakarnya juga enak, garing" balesnya.
"Jangan keseringan makan yang gosong-gosong Bi.. gabaik buat kesehatan"
"bener ya emang, yang gabaik buat kesehatan tu selalu enak-enak" balesnya sambil mengenakan kembali hoodie punya Aksa yang sempet Bianca lepas tadi.
"abis dari sini mau kemana lagi?"
"lo maunya kemana? masa gue terus yang nentuin" bales Bianca.
"ya gapapa.. gue ngikutin lo aja. Lagian gue sengaja pengen bikin hari khusus buat lo" bales gue sambil senyum lembut ke Bianca.
"Kita pulang aja.. gue cape" bales Bianca yang gue anggukin.
--
Gue mematikan mesin mobil saat udah terparkir sempurna di depan rumahnya Bianca. Tepat setelahnya pintu rumah Bianca terbuka dan keluar Aksa dari sana.
"lo mau turun dulu?" tanya Bianca dan gue bales dengan anggukan, setelahnya kita sama-sama turun dari mobil.
"Thanks ya Za, gue masuk dulu" ucap Bianca sambil tersenyum lembut.
"sama-sama" bales gue tersenyum juga. Setelahnya Bianca pun masuk, menyisakan gue sama Aksa berdua di teras depan rumahnya.
"Senyum aja lo. Gigi kering tu ntar" Celetuk Aksa sambil dorong bahu gue pelan.
"lo ngapain keluar?" tanya gue.
"pengen menyambut kalian aja, gaboleh?" jawab Aksa ngawur. Gue menghiraukan ucapannya dan milih untuk kembali menuju mobil gue.
"Za" Panggil Aksa yang menghentikan langkah kaki gue lalu membalikkan badan.
"naon" (apa)
"lo ga suka sama ade gue kan?"
gue tersenyum simpul, "ngadi-ngadi lo"
--
"Kemana aja lo sama Moza?" samber Aksa begitu dia membuka pintu kamar gue.
"sabar ya ampun.. gue ganti baju dulu ke, cuci muka dulu gitu.."
"gue kepo. Abis kalian pergi lama banget kaya orang lagi pacaran" celetuk Aksa dengan nada jengkel. Gue pun berbalik lalu menatap Aksa yang lagi natep gue penuh dengan ekspresi penasarannya, tapi tersirat perasaan sebel juga.
"ko ngomongnya gitu sih?"
"gue pernah bilang kan pacaran bikin bego?"
"ya ampun Sa.. lo kan tau gue sama Moza cuman temenan"
"ya siapa tau kan? lagian cewek cowok mana ada yang temenannya murni, pasti ada salah satu diantaranya yang baper"
"ngaco deh lo.. gue kan sama dia belum lama kenalnya juga, lagian kita emang temen kan?"
"ya emang baru kenal, tapi keliatannya tu kaya yang udah deket banget" gue cuman senyum dengernya, lalu menghampiri Aksa kemudian mendorongnya kelua dari kamar gue.
"lo kenapa dorong gue?"
"gue mau cuci muka sama ganti baju kembaranku sayang~ Bye!"
"tunggu!" Saut Aksa sambil menahan pintu pake tangannya.
"kenapa?"
"itu sweater siapa?" tanya Aksa sambil menunjuk sweater hitam yang gue kenakan.
"punya Moza"
L’AVIS DES CRÉATEURS 
Wassap29
Wassap29 Have some idea about my story? Comment it and let me know.
Cadeaux
-- Cadeau
reçu État de l’alimentation hebdomadaire
-- Classement
Power Stone 
-- Power
stone