"Ray."
Aku terhenti melangkah, terpaku setelah mendengar suara berat di belakang, memanggil namaku hingga membuat aku sedikit meremang. Berbalik aku menatapnya.
Dia bersandar pada dinding sambil melipat kedua belah tangannya di depan dada. Menatapku dengan senyum hangat dan sorot mata yang teduh.
"Ya?" tanyaku padanya, dengan wajah yang kubuat sedatar dan sebiasa mungkin agar dia tidak tau kalau saat ini jantungku sedang tidak mau diam, memaksa untuk loncat keluar.