Hari mendebarkan tiba juga, aku sudah siap berperang mulai hari ini hingga 4 hari kedepan. Sejak semalam kawan-kawanku saling mengirim pesan semangat untuk sama-sama berjuang pada ujian akhir yang sudah jadi momok kami sebagai pelajar.
Dimas juga tidak henti menyemangati aku lewat pesan-pesannya yang kocak. Belakangan aku putuskan untuk berbesar hati menerima kebaikannya, karena setiap aku jahat padanya aku jadi merasa bersalah. Toh Bimo tidak salah paham juga sejauh ini.
Sari, sudah mencoba lebih lapang dada, hanya sesekali dia mendatangi makam Akbar untuk bercerita, seperti kemarin sebelum ujian, dia ke makam untuk sekedar bercerita dengan pusara Akbar seolah dia sedang curhat seperti biasanya dengan Akbar. Bangku milik Akbar juga dibiarkan tetap kosong. Buku-buku paket yang di tinggalkan Akbar di kolong meja kini menjadi koleksi Sari, sekedar jadi kenang-kenangan untuknya.