Kak Laras dan semua orang disana kompak menoleh pada Bimo setelah ia bicara, bersamaan dengan bel masuk sekolah berbunyi. Memaksa kami untuk bubar dan bersiap untuk upacara bendera. Ku lihat kak Laras yang seakan masih belum puas memaki pacar Arif disana, ia hempaskan selebaran itu ke wajah Dara lalu melenggang pergi, diikuti oleh dua orang rekannya seperti biasa.
Aku jadi gugup sendiri, tidak tau harus bereaksi seperti apa padanya yang sedang berjalan ke arahku, refleks aku hanya tersenyum canggung padanya dan mengangguk kecil sebagai tanda aku berterimakasih karena sudah ia bela, tak sangka, ia juga menatap ke arahku lalu senyum sedikit angkuh sambil membuang mata setelah aku mengaggukkan kepalaku tadi. Mungkin memang gengsinya kak Laras itu besar, yang kutangkap dari sikapnya barusan bukanlah dia itu sengak padaku, hanya gengsi saja kalau harus secara terang-terangan baik padaku. Mungkin karena masalah kami yang dulu.
Partner in Crime nya si Ayah waktu jaman sekolah tuh pak Bas :D
komen dibawah ❤❤❤