Télécharger l’application
5.75% My prince my bad boy / Chapter 21: CHAPTER 21

Chapitre 21: CHAPTER 21

           -Pricess Sekolah? -

Gadis itu juga merupakan senior kakak kelasnya. 1 tahun lebih tua darinya di sekolah SMA TUNAS. Ia kini sudah melanjutkan studynya ke Amerika. Gadis tinggi, berparas cantik itu bahkan sudah memiliki profesi tetap sebagai model international di usianya yang masih di bilang muda.

"Gue balik ke indo,besok. Dan gue bakal ke sekolah!" ujar gadis itu di pesan DM

" Sumpah lo?" tanya Shandy

"Iya! Gue ada undangan dan kerjasama dengan beberapa fotografer indo untuk ngisi acara beberapa iklan gitu" sahutnya lagi

"Wow, terus kapan lo landing? Biar gue jemput sama Stiv ke bandara" tanya Shandy, kemudian ia menelfon gadis itu

" Mungkin to night, gue bakal mampir ke sekolah besok, kangen banget sama pak Dadang haha" ujar gadis itu

"Stiv udah tau?" tanya Shandy

"Belum! Biar surprise" sahutnya dengan girang

" Jahat banget lo, udah 8 tahun dia setia sama lo. Lo mau ngerjain dia gitu?" ujar Shandy tampak sedikit membentaknya

"Sayang banget sama tuh cowok, beruntung gue punya dia!" sahut gadis itu sedikit bersalah

"Harus!" sahut Shandy

           Tak lama Shandy pun mengakhiri obrolannya dan beranjak berdiri untuk mandi dan setelah itu rutinitasnya mengecek laporan kantor.

*************                    

           Riuh piuk ramainya suasana kantin siang itu, bahkan ada yang sangat membuat ramai lagi. Tampak dari koridor menuju kantin,tampak cewek berbadan tinggi,rambut tergerai se bahu. Parasnya sangat cantik dan gaya berjalannya seperti model. Setiap ketukan hilsnya ia berjalan, banyak sorot mata memandang kagum pada gadis itu.

"Siapa tuh cewek, cantik banget!" sahut Dani berdiri mematung di depan pintu kantin

"Putih,bening banget bro!" tambah Nanda

"Bule woy, jangan-jangan anak baru lagi" tambah Fathir

  DARA CHINTYA SALSABILA,poster nama yang sudah terpajang  di depan gerbang masuk sekolah yang bertuliskan WELCOME di depanya. Sengaja di buatkan oleh pak Dadang guna menyambut muridnya yang sudah jadi bintang di negeri orang itu.

Shandy membelalakkan matanya ketika melihat Dara, tepat di belakang Stiv yang duduk di hadapannya sekarang. Tampak dari jauh Dara mengisyaratkan untuk diam dengan telunjuk menempel di bibir mungilnya. Lutfi yang ingin mengumpat kecantikan gadis itu ingin sekali ia membuka mulutnya untuk sekedar bertanya "siapa gadis itu, cantik banget!" namun langsung kaki Shandy menginjaknya keras hingga meringis kesakitan.

           "CUUPP!" Kecupan mendarat sempurna di pipi Steaven. Lutfi, Shandy, Varel juga Vito di buat kaget dengan adegan barusan. Bukan hanya mereka,semua isi kantin yang memperhatikan gadis itu juga ikut menyaksikan, banyak teriakan histeris di sana. Betapa terkejunya Stiv merasakan pipinya yang mulai panas. Ia langsung menoleh ke belakang. Tak disangka cewek model yang merupakan pacarnya itu berada di hadapannya sekarang. Demi apapun ia sangat merindukan sosok itu.

"Dara?" ujar Stiv memastikan,sebelum ia memeluk erat gadis itu

"Honey!" pekik Dara sama-sama bahagia membalas pelukan Stiv tak kalah erat.

"Nggak ngabarin kalau mau ke sini, aku kan bisa jemput ke bandara" sahut Stiv melepas pelukannya

"Biar surprise" sahut Dara lagi

"I LOVE YOU" Ujar Dara dengan senyum manisnya

"I LOVE YOU MORE" Jawab Stiv, ia kembali memeluk gadisnya untuk sekedar melepas rindu.

" Welcome back Indonesia" ujar Shandy menjabat tangan Dara

"Gimana kabar lo?" tanya Vito

"Baik, baik banget malah" sahut Dara girang merangkul lengan Stiv

"Dara, siapa sih?" bisik Lutfi ke Vito

"Dara kakak kelas lo, masa lupa? Sahut Vito

"Bentar-bentar, Dara yang dulu kelas bahasa bukan?" tanya Lutfi memastikan

"Cantik banget sekarang" ujar Lutfi lagi. Dara hanya menjawabnya dengan senyuman manisnya yang bagai candu itu

" Kok, pacarnya Stiv?" tanya Lutfi penasaran

"Kita kenal pas di Amerika" ujar Dara

     Dari pojok kantin,tampak gerombolan Via, Syila juga Dita memperhatikan mereka. Terutama gadis itu

"itu siapa sih?" tanya Dita

"Pacarnya Stiv" ujar Via singkat dengan wajah tampak bersahabat. Demi apapun dirinya cemburu dengan gadis itu.

"Lo cemburu Vi?" tanya Syila pelan. Yang di balas anggukan Via

"Nggak papa lah Vi, masih banyak cowok yang lebih baik dari Stiv" ujar Dita mengelus bahu Via pelan

"Yaudah,gue mau kesana bentar ya, mau beli soto" sahut Via

"Gue sekalian dong Vi, es jeruk ya" pinta Dita

"Oke" jawab Via singkat kemudian berdiri ke penjual soto

           Ketika Via menungggu pesanannya jadi, tampak Shandy yang ikut mengantri di belakangnya. Namun Via belum menyadarinya sehingga saat Via berbalik badan dengan cepat dan tidak sengaja menabrak Shandy.

"BRUKK!" soto dan es jeruk Dita tumpah beserta nampannya. Kuah soto itu mengenai seragam Shandy.

"BYURR!!" sisa tumpahan es jeruk itu di siramkan ke wajah Via dan basah higga bajunya

"Lo kalo jalan pake mata dong!" sembur Shandy menarik tangan Via

"Seragam gue kotor nih" sahut Shandy geram

"Aku kesana bentar ya bee" ujar Stiv pada Dara. Dengan sigap Stiv langsung menarik tangan Via yang satunya

"Udahlah bang, orang Via nggak sengaja " ujar Stiv

"Lo kenapa sih, belain ni anak mulu. Suka lo sama dia?" sahut Shandy menarik tangan Via kuat-kuat. Via yang terpontang panting di tarik oleh Shandy dan Stiv. Shandy yang geram akhirnya ia langsung mendorong Via hingga kepelukan Stiv.

"Lo nggak papa?" tanya Stiv merangkul Via

"Nggak papa" sahut Via menggeleng dengan sedikit isakan

"Gu..gue ke toilet dulu" ujar Via

   Dara yang menyaksikan perdebatan itu, bukannya cemburu dengan Via, ia malah kasihan dengan gadis itu. Ia pun menelfon asistennya yang menunggunya di mobil untuk membawakan pakaian Dara untuk mengganti seragam Via yang kotor.

           Toilet

           Via membersihkan seragamnya menggunakan air  wastafel. Kini ia sudah tidak menangis lagi,cukup tenang ketika ia membasuhkan se percik air ke wajah manisnya. Tiba-tiba ia di kejutkan kedatangan Dara di belakangnya dari cermin.

"Ini buat lo, seragamnya basah" ujar Dara memberikan kemeja putih miliknya

"Nggak papa kak, ini juga sebentar lagi kering kok" jawab Via

" Nanti bisa masuk angin!" paksa Dara menyodorkan baju itu. Terpaksa Via menerimanya karena tidak enak pada Dara. Ia pun masuk ke dalam toilet untuk mengganti seragamnya

"Cantik, pas lagi" ujar Dara saat Via sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya

" Makasih kak" sahut Via

"Oh iya, kenalin gue Dara" tukas Dara mengarahkan tangannya

"Aku Via kak" ujar Via menerima jabat tangan Dara

"Pacarnya Stiv kan?" tanya Via memastikan

"Iya, kamu cukup deket ya sama Stiv? Sampai di belain kaya tadi" tanya Dara

"Nggak juga kak, namanya juga satu kelas" sahut Via

"Ouhh…" tukas Dara  manggut-manggut

"Pacarnya Shandy?" tanya Dara

"Siapa, aku?? Nggak mungkin lah!" sahut Via di ikuti tawa kecil manisnya


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C21
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous