Sepanjang perjalanan Gina hanya diam dan murung. Padahal Gina yang biasanya selalu ceria dan manja. Walau dihadapan Yudha, Gina selalu bersikap apa adanya dan terkadang seperti anak kecil yang butuh diperhatikan, tapi Yudha sama sekali tidak keberatan. Baginya jika bukan sang istri, lalu siapa lagi yang harus dia perhatikan.
"Sayang, apa ada sesuatu yang terjadi?Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?
Kenapa kamu hanya diam saja?
Apa aku telah melakukan suatu kesalahan?"
Gina tidak mengeluarkan suara sama sekali. Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala
"Lantas, kenapa kamu diam saja? Sikap mu tiba - tiba berubah ketika kita direstoran tadi. Apakah ada sesuatu yang mengganggu mu?" Yudha berbicara sambil menyetir mobil.
Pandangannya lurus ke depan. Sesekali dia menoleh ke arah Gina dan mengusap kepalanya. Tanpa sadar Gina sedikit meneteskan air mata. Yudha panik melihatnya dan menepi untuk berbicara
"Sayang, kenapa kamu malah menangis?
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh