Télécharger l’application
3.48% My promise / Chapter 7: chapter 6

Chapitre 7: chapter 6

Happy reading,

Maaf apabila typo bertebaran dimana-mana.

" Louisa!!! " Panggil Irene antusias sambil berlari menghampirinya.

" Argh! Ada apa sih? Pagi-pagi udah teriak-teriak! " Celetuk Louis sambil memutar kedua bola matanya dengan malas. Livia hanya menggelengkan kepalanya heran.

" Ih! Pagi-pagi udah jutek banget! " Sahut Irene santai.

" Louis! Livi! Kakak duluan ya.. " seru Leo sambil berlalu. Hanya dijawab anggukkan kepala oleh Louis maupun Livi.

" Ke kelas yuk.. " ajak Livia sambil berjalan, diikuti oleh Louis dan Irene.

" Eh, Louis! kamu udah ngerjain tugas Mrs. Katty belum?" Tanya Irene.

" Udah! Kenapa? " Tanya balik Louis santai.

" Wah.. boleh pinjam dong? " Seru Irene berbinar.

" Biasa banget deh, Ren.." celetuk Livia tiba-tiba.

" He.. he.. kapan lagi? Ya ngga.. punya temen pinter jangan disia-sia " sahut Irene sambil nyengir kuda.

" kampret! " Seru Louis ketus.

" Yaelah.. Jangan marah dong, nanti aku traktir deh cinta !" Rayu Irene sambil menoel-noel dagu louis.

" Ih.. jijik dengernya " sahut Louis sambil mengedikkan bahunya. Livi hanya tersenyum geli melihat tingkah Irene.

" Makanya pinjamin tugas kamu yaa.. please " Irene mengeluarkan jurus puppy eyesnya.

" Hm " sahut louisa malas.

Di ruangan kelas..

" Hai Louis! Hai Livi! " Sapa Sarah salah satu sahabat mereka juga.

" Hai! " Sahut Louis dan Livi serentak.

" Kenapa mukamu, Lou? " Tanya Sarah heran.

" Tuh.. pagi-pagi udah ditodong sama miss rempong! " Celetuk Louis bete sambil menunjuk ke meja Irene.

" Eh, aku dengar loh hunny! " Ucap Irene sambil sibuk menyalin tugas fisika milik Louis.

Sarah dan louis hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Louis merasa mau muntah mendengar perkataan Irene. Lalu mereka bertiga tertawa geli melihat tingkah Irene.

***

Jam istirahat pun tiba, semua murid menghela nafas dengan lega. Akhirnya pelajaran yang membuat kepala mumet selesai juga.

" Ke kantin yuk.. " ajak Sarah kepada sahabat-sahabatnya.

" Ayo! " Dijawab antusias oleh Irene.

" Sorry, aku mau ke perpus dulu! Kalian duluan aja " jawab Livi cepat dan langsung meninggalkan ketiganya. Mencium ada yang tidak beres, Louis mencoba mencari alasan. Entah kenapa akhir - akhir ini Livi jarang berkumpul bersama Louisa dan teman lainnya saat  jam istirahat dengan alasan yang sama yaitu ke perpus.

" Kalian berdua duluan, aku mau ke toilet dulu ya.. " seru Louis cepat langsung pergi tergesa-gesa. Membuat Sarah dan Irene melongo di tempat.

Louis terus mengikuti livi dengan hati-hati. Mencari tahu apa yang disembunyikan oleh Livia.

Sampai kakinya berhenti melangkah, melihat pemandangan yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Di taman belakang sekolah, ia melihat sepasang kekasih saling berpelukan mesra, berharap apa yang ia lihat hanya mimpi belaka. Shock! Sudah pasti..

Tubuhnya bergetar hebat ketika sepasang kekasih itu mulai berciuman. Louise berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini adalah kenyataan. Leo.. ya, lelaki tampan itu adalah Leo, kakaknya. Mencium mesra Livia gadis yang saat ini ada dihadapannya.

Sekejap rasa jijik melingkupi dirinya. Rasa kecewa dan marah karena merasa dibohongi. Dengan sekuat tenaga ia menghampiri keduanya.

Prok.. prok.. prok..

Suara tepuk tangan terdengar mengalun, membuat sepasang insan yang sedang jatuh cinta itu menoleh kearah suara di belakang mereka.

Pucat pasi tersirat di kedua wajah pasangan tersebut. Tubuh mereka mematung saking terkejutnya, lidah keduanya menjadi kelu.

" Hm.. good!! " Seru Louis dingin. Ia menatap dengan tajam ke arah leo dan Livia.

"Jadi ini yang kalian rahasiakan dariku?! Ck.. ck.. ck.. bagaimana reaksi daddy ya " ucap Louis frontal sambil tersenyum sinis.

" Lou.. Louis! A.. a.. ku.. bisa je.. jelas.. kan " jawab Livi gugup, dengan lembut Leo menggenggam tangan Livia, seolah-olah memberikan ketenangan.

" Cih! Aku tidak memerlukan penjelasan! Hanya sekedar mengingatkan kepadamu.. darimana kita berasal? Jangan lupakan itu Retta!! " Teriak louis sarkastik.

Mendengar perkataan Louis, bagai disambar petir di siang hari, Livia membulatkan matanya. Ia pun mulai menangis terisak, perkataan itu menghujam hatinya, sesak! Sakit! Tersadar dari mimpi indahnya.

Tubuhnya melemah, dengan sigap Leo memeluk tubuh Livia agar tidak menyentuh tanah.

" Livi! " Panggil Leo pelan. Leo menatap Livia khawatir.

" Aku kecewa padamu Retta! " Seru Louis tajam.

" Cukup Louis!! Kakak bisa jelaskan semuanya! Ini bukan salahnya! " bentak Leo tajam sambil memeluk Livia erat.

" Cih! Inikah kakakku.. kakak kebanggaanku?!! Good Retta! Sekarang kakakku sendiri membentakku? Anggap saja kita tidak saling mengenal! Aku benci kalian!!" Teriak Louis kesal lalu pergi meninggalkan Leo dan Livi.

" Louis!!! " Panggil Livi histeris, ia memukul dadanya yang terasa sesak.

" Tenanglah sayang! " Leo mencoba menenangkan Livia.

Leo memeluk livi berharap bisa menenangkan hati Livi, padahal tak memungkiri bahwa hatinya sendiri dilanda kecemasan.

Hampir satu jam mereka berpelukan di taman belakang sekolah. Melewatkan pelajaran yang sudah dimulai. Akhirnya tangisan Livi terhenti,

" Leo! " Panggil Livi pelan, tatapan kosong terukir dimatanya.

" Hm.. "

" Kita akhiri saja semuanya.. aku tidak mau louis membenciku " ungkap Livi lirih.

" Apa?!! Tidak! Aku tidak mau " seru Leo tidak terima.

" Please.. aku ingin kita putus! " Ucap Livi parau, airmatanya kembali mengalir membasahi kedua pipinya.

" Tidak Livi! Tidak akan pernah! Aku tidak mau putus! " Pekik Leo sambil memeluk erat tubuh livia.

" Kak! Mengertilah.." pinta Livi pelan.

" Dengar sayang.. aku tidak akan pernah melepaskanmu! Aku akan cari cara agar Louis mau mengerti dan menerima kita, sekarang berikan dia waktu untuk sendiri" ungkap Leo sambil mengusap puncak kepala Livia dengan lembut.

" I love you.. "

" love you, kak " jawab Livia sambil tersenyum tipis, Hatinya mulai menghangat.

" Bolehkah aku egois?? Louis maaf! Aku sangat mencintainya " seruku dalam hati.

***

Louis berlari di koridor sekolah dengan perasaan kecewa, dirinya merasa dibohongi. Airmata nya terus mengalir tanpa henti, membuat pandangannya memburam. Sementara itu,

Brakk!

Tubuhnya terpelanting ke belakang, pantatnya mencium lantai dengan keras.

" Auww!! Aduh!! " Rintih Louis sambil mengusap pantatnya yang terasa nyeri.

" Dasar bodoh! " Umpat seseorang yang berdiri tegak dihadapan Louis. Mendengar hal itu Louis langsung mendongakkan kepalanya.

Sejenak mulut Louis menganga, terhipnotis melihat sosok dihadapannya, oh my gosh! Tampan banget!

Bola matanya yang berwarna abu - abu menatapnya tajam membuat hatinya meleleh, hidung mancung, alisnya yang tebal serta rahangnya yang tegas, bibirnya yang mengoda.

Aish! Ada apa denganku? Bisa-bisanya mengagumi orang sombong ini. Sedangkan pria di depannya menyeringai mengetahui sikap Louis yang terpesona kepadanya.

" Siapa yang bodoh?! Kau yang ngga punya mata! " Cecar Louis berusaha berdiri sambil menatap dengan tatapan nyalang setelah sadar dari lamunannya.

" Minggir! " Sentak pria yang ada dihadapan Louis.

" Enak aja nyuruh aku minggir! Bukannya minta maaf, mau kabur?! Dasar!! " Sahut Louis tidak mau kalah.

" Berisik! " Celetuk pria itu.

" Dasar sombong! Ngo.. " kata-kata louis terpotong karena ada benda kenyal menyumpal mulutnya.

Dengan lembut pria itu melumat bibir tipis Louis, membuat tubuh Louis membeku, otaknya blank seketika dan bola matanya membesar saking terkejut.

Tangan kanan pria itu menekan tengkuk leher Louis dan tangan kirinya melingkar posesif dipinggang Louis.

Damn! Bibirnya selain menggoda terasa sangat manis, membuatku lepas kontrol!" Rutuk pria tampan itu dalam hati.

Beberapa menit kemudian ciuman itu terlepas, ada rasa kehilangan dihati keduanya.

" Not bad! " Ucap pria itu sambil senyum menyeringai. Lalu ia beranjak meninggalkan Louis yang masih mematung di tempat nya berdiri.

Setelah sosok pria itu menghilang dari pandangannya, Louis tersadar dari lamunannya.

" First kiss aku.. " ungkap Louis sambil memegang bibirnya yang bengkak. Detak jantungnya berpacu sangat cepat. Membuat kedua pipinya merona.

" Argh!! Itu tadi mimpi bukan yaa?" Teriak Louis dalam hati.

Siapa ya pria itu??

Apakah hubungan keluarga mereka akan baik-baik saja??

Jangan lupa tinggalkan jejak dan commentnya yaa..

Ditunggu.. biar semangat nie..


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C7
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous