"Aku adalah kekasih (Y/N) jadi aku berhak untuk melarangnya!"
"Kau tak pantas melarangnya seperti itu! Dia punya kebebasan"
"Kalian tampak asik sekali" Taeyong dan Jaehyun langsung memutuskan tatapan mereka dan menoleh ke arah (Y/N) berjalan pelan mendekati mereka berdua sambil memegang sekantong plastik yang berisi susu
"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya (Y/N)
"Anni bukan apa-apa" jawab Jaehyun
"Ayo kita pulang (Y/N)" ajak Taeyong
"Eoh? Baiklah, aku pulang dulu oppa, sampai jumpa" (Y/N) melambaikan tangannya ke arah Jaehyun lalu memasukki mobil
Taeyong menatap Jaehyun dari dalam mobil
Mobil itu melesat dengan cepat meninggalkan Jaehyun disana
~~~~~
Taeyong dan (Y/N) masuk kerumah bersamaan dengan (Y/N) di belakangnya gadis itu merasa bersalah pasti Taeyong marah padanya pikirnya
"Ehmm oppa apa kau marah padaku?" pertanyaan (Y/N) membuat Taeyong langsung berbalik menatapnya
"Tentu saja tidak lagipula kau kan sudah meninggalkan catatan di kamar" jawabnya dengan datar (Y/N) tidak mudah percaya karena dia tau walaupun memang pria datar itu benar-benar tidak marah pasti paling tidak dia kesal padanya
"Kau serius?" tanya (Y/N) untuk memastikan namun Taeyong hanya menatapnya dengan datar
"Kenapa hanya diam saja?" ucap (Y/N) setengah berteriak karena Taeyong hanya diam tanpa membalas perkataannya, dia langsung menyilangkan kedua tangamnya di depan dada lalu mengempoutkan bibirnya
"Aku hanya sedang lelah karena pekerjaan yang menumpuk di atas meja kerjaku sayang" Taeyong mengelus rambut (Y/N) lembut sekilas
"Ehmm sebagai gantinya bagaimana jika aku memijitmu sebelum tidur?" ucap (Y/N) dengam dihiasi sedikit imut agar Taeyong tidak kesal lagi
"Bagaimana jika memijat yang lain?" Taeyong memajukan wajahnya sehingga hanya ada jarak sekitar 15 cm
"Pi.pi..pijat yang lain?" gumam (Y/N) 1
'Apa maksudnya?' tanya (Y/N) dalam hati maksudnya apa? (Y/N) menatap wajah Taeyong dihadapannya pria itu seperti mengartikan sesuatu
Wajah (Y/N) memerah seketika saat mulai sadar apa maksud dari perkataan Taeyong, ini pertama kalinya pria itu menyinggung tentang hal ini karena tentu saja mereka belum melakukan apapun termasuk berciuman sekalipun
"Apa-apaan sih" bentak (Y/N) dia langsung mendorong tubuh Taeyong dan menunduk menyembunyilan wajahnya yang memerah karena malu
"Kenapa wajahmu tiba-tiba merah?" tanya Taeyong sambil memperhatikan wajah (Y/N) yang masih menunduk dan tertutup oleh rambut panjangnya
"Wae? Kau tidak mau?"
"Yak Lee Taeyong!"
(Y/N) menggembungkan pipinya lalu mematap ke arah lain dia benar-benar gugup sekarang
"Maksudku pijat kepala" gumam Taeyong dengan santai, (Y/N) menolehkan kepalanya menatap wajah Taeyong
"Kenapa sepertinya wajahmu kecewa apa yang kaupikirkan? pasti sesuatu yang- aw" Taeyong menjerit kesakitan sebelum menyelesaikan kata-katanya karena cubitan (Y/N) sudah sampai di perutnya sebelah kiri
"Dasar Lee Taeyong!" (Y/N) menghadap ke arah lain sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya seperti orang kepanasan sedangkan Taeyong mengulum senyuman
"Kenapa tersenyum?" tanya (Y/N) dengan ketus
"Tidak apa-apa hanya lucu saja"
"Jadi aku lucu?"
"Kau itu benar-benar lucu (Y/N)" Taeyong mendekat lalu memeluk (Y/N)
"Bagaimana bisa aku menyakiti orang yang lucu ini" gumam Taeyong, (Y/N) merengut tanpa membalas pelukan dari Taeyong
"Aku mencintaimu (Y/N)"
"Kau benar-benar mencintaiku?"
"Aku sangat sangat sangat sangat mencintaimu"
(Y/N) tidak pernah bisa berlama-lama marah dengan Taeyong dengan hanya mendengar dia mengatakan itu membuat hatinya menghangat, tangannya terangkat membalas pelukkan Taeyong
"Aku juga mencintaimu oppa" balas (Y/N) sambil tersenyum bahagia, yang hanya dia tidak tau Taeyong di dalam dekapannya berwajah datar tidak menunjukkan rona kebahagiaan sama sekali
~~~~~
Jaehyun memperhatikan berkas-berkas di hadapannya padahal sekarang jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari namun dia masih saja berkutat dengan tugasnya dia sama sekali tidak merasa lelah
Dia terus membolak-balikkan kertas-kertas berisi informasi mengenai korban-korban yang telah terbunuh dengan cara yang sangat bersih tanpa meninggalkan sedikitpun jejak tentang pembunuhnya
Dia menatap satu dokumen yang menunjukkan kalau seorang CEO terbunuh oleh pisau yang ditusukkan tepat di bagian hatinya, pembunuh mana yang bida melakukan itu dengan tepat?
Lalu dia membaca biodata seorang direktur di perusahaan yang sama juga terbunuh namun kali ini menggunakan pistol
Otak Jaehyun mencerna semuanya dan pada akhitnya menemukan satu jawaban
"Jika aku tidak salah aku tau dia akan membunuh siapa lagi"
"Aku akan segera menangkapmu siapapun kau, kau tunggu saja" gumam Jaehyun pria itu menatap lurus kedepan dengan serius
~~~~~
Zrassss
Taeyong berdiri di depan kaca besar di kamarnya sambil memasukkan tangan di kantong celana menatap tajam ke derasnya hujan yang turun cukup deras malam ini
Dia sedikit menoleh ke belakang, (Y/N) tengah tertidur lelap di atas ranjang
Drrttt drrtt
Taeyong merogoh kantong celananya mengeluarkan benda segi empat itu lalu meletakkannya tepat di telinganya
"Yebseo?" ucapnya datar
"....."
"Besok?"
"....."
"Baiklah kirimkan saja alamatnya"
"...."
"Dan oh iya jangan lupa transfer uang itu"
"....."
"Baiklah terimakasih tn. Ji"
Taeyong menjauhkan ponsel itu dari telinganya lalu kembali menatap hujan dengan tenang
Entah apa yang sedang pria itu pikirkan
~~~~~~
"Bangun tuan putri"
"Eung.." (Y/N) melenguh saat merasa seseorang mengguncang tubuhnya pelan
Dengan sedikit susah dia membuka perlahan matanya melihat orang yang berada di depannya
"Apa sudah siang?" tanyanya pelan
"Sudah sangat siang, ayo bangun mandi dan sarapan aku sudah mneyiapkan sarapannya untukmu" Taeyong menarik tubuh (Y/N) agar bangun
"5 menit lagi oppa" gumam (Y/N) dia sengaja memberatkan badannya agar Taeyong tidak dapat mengangkatnya
Taeyong menyerah lalu ia melepaskan tangannya sehingga tubuh (Y/N) kembali terbanting ke kasur
Taeyong akhirnya mendapat sebuah ide, dia mendekati tubuh (Y/N) dan menghimpit tubuh (Y/N)
"Mau bangun sendiri atau dicium?" (Y/N) membuka matamya yang terpejam tadi dan kaget saat melihat wajah Taeyong di hadapannya
"Apa yanh kau lakukan?" ucap (Y/N) sedikit berteriak, pipinya sudah memerah sekarang
"Bangun atau akan aku ci-"
"Arrasoe arrasoe" (Y/N) mendorong pelan tubuh Taeyong lalu dia bergegas ke arah kamar mandi
Taeyong tersenyum karena berhasil menggoda (Y/N)
•••
(Y/N) mengusak rambut panjangnya yang basah menggunaan handuk dia berjalan pelan menuju ke meja makan
"Wah tumben kau menyiapkan sarapan oppa?" tanya (Y/N)
"Kau makan lah aku harus segera pergi" gumam Taeyong sembari meletakkan piring berisi nasi goreng kimchi di atas meja
"Wae? Aku tidak mau sarapan sendiri" (Y/N) merengut dan mengempoutkan bibirnya
"Aku harus pergi sayang"
"Harus?"
"Iya maaf ya nanti siang aku janji akan pulang dengan cepat" Taeyong mengambil jaketnya lalu mendekati (Y/N) dan mencium puncak kepalanya
"Aku pergi dulu"
"Dahh"
(Y/N) menatap kepergian Taeyong meninggalkannya di ruang makan sendiri, lagi selalu seperti ini mereka memang jarang makan bersama
•••
(Y/N) masuk ke dalam kamarnya setelah mencuci piring
Dia mengambil ponselnya yang berada di atas meja nakas dekat kasur
Meletakkannya di telinga setelah menekan tombol call
"Yeobseo oppa"
"Eoh wae (Y/N)-ah?"
"Kau sedang apa?"
"Aku sedang menyetir"
"Apa aku mengganggumu?"
"Anni anni"
"Baguslah kalau begitu, ehmm memangnya kau mau kemana oppa?"
"Aku sedang menjalani tugas besar (Y/N)"
"Tugas besar?"
"Aku sedang mencari seorang pembunuh berantai (Y/N)"
"Pembunuh berantai? Pasti menakutkan"
"Haha tidak semenakutkan itu (Y/N), lagipula kalau dia berhadapan denganku aku yakin dia pasti kalah"
"Kau percaya diri sekali oppa"
"Tentu saja, sekarang aku sedang mengejarnya (Y/N) semoga aku bisa menangkapnya hari ini"
"Memangnya apa yang spesial darinya?"
"Dia meletakkan bunga semanggi di tangan korbannya itulah yang membuat aku penasaran sebenarannya apa tujuannya meletakkan bunga itu"
"Begitukah? Semoga kau berhasil oppa"
"Geurae gomawo (Y/N) aku harus pergi dulu"
"Nde figthing!!"
(Y/N) menjauhkan ponsel itu ke bawah
Secara bersamaan Jaehyun tersenyum sambil melepaskan pengeras suara dari telinganya
"Ehm apa anda yakin detektif Oh?" tanya Mark kepada Jaehyun yang tengah menyetir mobil dengan serius
"Aku sangat yakin" jawabnya dengan nada yang sangat serius
Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah gedung besar
••••
Seorang pria berbaju hitam dan bercadar mengeluarkan sebuah senapan panjang,dia sedang berada di sebuah ruangan yang gelap seperti tidak terpakai
Dia menyetel senapan itu lalu mengarahkannya keluar jendela tepat ke arah sebuah ruangan di dalam gedung diseberangnya
Matanya menyipit agar tepat mengarahkan ke seorang laki-laki paru baya yang tengah berdiri sambil tersenyum lalu mengeluarkan sebuah amplop uang di dalam saku jasnya
Pelatuk yang hampir di tarik olehnya berhenti saat melihat hal itu, tapi hanya sebentar dia kembali bersiap-siap untuk menarik pelatuk dan mengarahkan targetnya tepat di jantungnya
Dor
Laki-laki paru baya di seberang itu langsung terjatuh di lantai, pria itu tepat mengenai jantungnya
Bersamaan dengan itu Jaehyun tengah menaiki tangga dengan cepat lalu membuka sebuah pintu dengan tergesa-gesa
Blam
Jaehyun menatap orang-orang disana dengan terkejut
'Sial aku terlambat' batin Jaehyun
Jaehyun mendekati pria itu lalu mengecek nadi yang berada di lehernya, tapi tidak berdenyut sama sekali laki-laki yang diketahui sebagai salah satu asisten direktur di perusahaan Kim Corp itu telah tewas
"Apa yang terjadi?" tanya Jaehyun kepada orang-orang itu
"Aku tidak tau tiba-tiba tn. Kang terjatuh" jawab orang disana, Jaehyun memeriksa laki-laki itu dan tiba-tiba terdiam, dia mengeluaran tangannya dari saku kiri jas laki-laki itu tangannya terasa lengket saat melihatnya dia terkejut saat melihat darah di tangannya
"Dia tertembak" gumam Jaehyun, dia lalu menatap ke arah jendela, Jaehyun berdiri melihat keluar jendela dan menangkap sebuah gedung diseberangnya
"Mark ikut aku" Jaehyun berlari keluar ruangan itu dan segera berlari ke gedung seberang yang nampaknya sudah tidak terpakai lagi menaiki tangganya dengan cepat dan tergesa-gesa
Sampai akhirnya Jaehyun bertabrakan dengan seorang pria berbaju serba hitam menggunakan cadar menutupi separuh wajahnya
"Siapa kau?" tanya Jaehyun, pria itu mengelak lalu berhasil melewati Jaehyun tapi dia dihadang oleh Mark setelah itu, dengan sekali pukul Mark dapat dilumpuhkan olehnya, Mark terjatuh dia merasa sangat kesakitan pria itu memukulnya tepat di bagian vitalnya sampai Mark tidak dapat bergerak lagi 2
"Kau tidak apa-apa Mark?" tanya Jaehyun
"Aku tidak apa-apa detektif Oh cepat kejar dia"
"Berhenti disana" teriak Jaehyun dan menembakkan pistolnya ke arah atas dia langsung lalu kembali mengejar pria itu
"Berhenti disana atau kau akan aku tembak" pria itu terhimpit, Jaehyun mendekat perlahan-lahan dengan cepat pria itu langsung mencekal tangannya sehingga pistol itu jatuh ke tangan
Pria itu menodongkan pistol itu ke arah Jaehyun, entah kenapa pria itu tidak mau menarik pelatuk dan malah melemparkan pistol itu kesembarangan arah lalu memukul Jaehyun di bagian perut sehingga Jaehyun meringis kesakitan dan terjatuh ke lantai
Jaehyun menarik kaki pria itu sehingga pria itu menatapnya dengan tajam, Jaehyun memperhatikan itu semua
'Mata itu' batinnya
'Aku pernah melihat mata itu'
Pria itu memukul wajah Jaehyun dengan kakinya karena tidak mau melepaskan kakinya
Jaehyun belum menyerah dengan wajah penuh luka dia mencoba berdiri dengan sekuat tenaga lalu kembali mengejar pria itu
Jaehyun menarik tangan orang itu dengan cekatan sampai baju yang digunakannya robek Mata Jaehyun menangkap sebuah tatto bergambar daun semanggi berhelai empat sebanyak 3 buah berbaris dengan rapi tepat di lengan kiri pria itu, dia kembali menatap mata pria itu dengan seksama
Namun dengan cekatan pria itu langsung menepis tangan Jaehyun dan segera berlari menjauh
Jaehyun tetap berusaha mengejar pria itu namun terhenti saat tiba-tiba dia tidak bisa menemukan jejak pria itu
"Aku yakin pernah melihat mata itu, tapi dimana?" Jaehyun menerawang ke masa lalu, dia teringat dengan tatapan Taeyong saat bertatapan dengannya malam itu
"Mata itu milik Lee Taeyong" gumamnya pelan
~~~~~~
Tok tok
Jaehyun mengetuk pintu rumah itu dengan tergesa
Cklek
"Eoh Jaehyun oppa ada apa?" tanya (Y/N) yang membukakan pintu
"Dimana Taeyong?" tanya Jaehyun
"Taeyong oppa ada di dalam" jawab (Y/N)
Jaehyun langsung masuk ke dalam rumah melewati (Y/N) yang kebingungan dengan sikapnya yang berubah 360° dari biasanya
"Oppa kau kenapa?" tanya (Y/N) setengah berteriak, gadis itu menutup pintu lalu menyusul Jaehyun yang berada di dekat tangga sambil mengarahkan tatapannya ke seluruh penjuru rumah
"Sebenarnya ada apa oppa? Kenapa kau seperti ini?" tanya (Y/N)
"(Y/N) kau ingat dengan tugas besar yang aku bilang saat di telepon itu tentang pembunuh barantai?"
"Pembunuh berantai? Maksudmu yang meletakkan bunga semanggi di tangan korban?"
"Iya benar"
"Lalu kenapa oppa mencari Taeyong oppa?"
"Aku hanpir sampai ke tujuanku ke pelaku itu"
"Tunggu-tunggu jadi maksud oppa, oppa menuduh Taeyong?"
Jaehyun hanya diam sambil menatap (Y/N), dan (Y/N) tau itu berarti iya
"Ada apa kenapa ribut-ribut begini?" tanya Taeyong, pria itu berjalan menuruni tangga dengan setelan celana dasar berwarna hitam dan baju kemeja yang dikancing sempurna membuat pria itu benar-benar nampak tampan
"Kenapa?" tanyanya dengan datar lalu sambil menatap Jaehyun
Jaehyun mendekat ke arah Taeyong lalu dengan segera dia menarik tangan Taeyong dia mulai membuka kancing lengan kemeja milik Taeyong
Taeyong menatap Jaehyun dengan bingung
"Kau mau apa?" tanya Taeyong
"Diamlah aku harus memastikan sesuatu" balas Jaehyun
Saat semua kancing itu terlepas Jaehyun menarik lengannya sampai ke atas
Matanya sibuk mencari tatto bunga semanggi yang ia lihat di tangan pria sang pembunuh
"Kenapa tidak ada?" gumamnya sendiri, tatto bunga itu idak ada, apa artinya itu bukan Taeyong? 4
"Tidak mungkin aku yakin itu adalah kau"
"Kau ini bicara apa sih? Ini masih pagi dan kau sudah bingung sendiri, apa kau tidak nyenyak tidur semalam?"
"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja, aku yakin itu adalah kau karena..... Matamu"
"Memangnya hanya aku yang memiliki mata seperti ini?" 2
Taeyong tersenyum mengejek ke arah Jaehyun, tangannya terkepal kuat menahan emosi
"Oppa sudahlah sekarang kau lihat bukan? Itu bukan Taeyong oppa" (Y/N) menarik tangan Jaehtun
"Aku yakin itu Taeyong (Y/N)"
"Apa yang kau bicarakan oppa! Taeyong oppa tidak akan mungkin melakukan hal itu!"
"(Y/N) tolong percaya padaku, aku tifak pernah salah menebak seperti itu"
"Lebih baik kau pergi dan dinginkan kepalamu oppa" (Y/N) menarik tangan Jaehyun ke arah pintu keluar meninggalkan Taeyong berdiri sambil menatap datar ke arah Jaehyun yang ternyata juga menatapnya
"Lebih baik kau pulang oppa" ucap (Y/N)
"Tidak (Y/N) aku yakin itu adalah Taeyong!'
"Oppa sudahlah itu tidak mungkin lagipula kenapa Taeyong melakukan hal itu? Dia memang dingin tapi dia tidak tega membunuh orang lain" 1
Jaehyun akhirnya menyerah dia menghembuskan nafas, berjalan gontai menuju mobilnya
~~~~~
Taeyong memasukkan tangannya ke dalam saku celana yang ia gunakan sambil menatap ke arah luar dari balik jendela kaca yang cukup besar di lantai dua rumah itu
"Kau kira aku bisa tertangkap dengan mudah seperti itu Jung Yoon Oh?" gumamnya
Taeyong tersenyum miring melihat Jaehyun berjalan lesu ke mobilnya yang terpakir di pekarangan rumah 1
"Matamu cukup tajam Jaehyun" gumamnya lagi
Dia mengangkat tangan kirinya lalu mengusap pelan di sekitar dalam daerah dekat sikut tangannya
3 tatto bunga semanggi berhelai empat berjejer dengan rapi di tangannya tiba-tiba muncul 3
Jaehyun yang berada di luar mendongakkan kepalanya menatap Taeyong yang melihatnya dari kejauhan
"Apa kau kira aku manusia biasa?" 4
"Kau tidak tau siapa yang kau hadapi Jung Yoon Oh"
Tatto di lengannya kembali menghilang tanpa bekas sedikit pun saat dia kembali mengusapnya 2
TBC.... 1