Chapitre 110: Rasa Takut dan Keraguan

Zulfa menatap Farel, meminta penjelasan yang lebih perinci lagi mengenai kedatangan Rani yang sangat tiba-tiba tanpa memberikan kabar terlebih dahulu. Apalagi dengan motif 'mengambil barang', justru tambah membuat rasa curiganya hadir begitu saja tanpa bisa di cegah apalagi semakin membuat diri menuntut untuk mencari tau kebenaran.

"Jadi, kenapa dia bisa ada di sini? kamu masih bertukar pesan dengan Rani, apa gimana Mas?" tanyanya dengan sorot mata penuh kilatan yang siap kecewa kalau memang ucapannya ini adalah sebuah kenyataan yang mungkin saja bisa menghancurkan pertahanan tubuhnya.

Farel menatap Zulfa, ia yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Menatap lekat kedua mata wanitanya, lalu meraih jemari lentik yang bersih dari kuku panjang --kukunya di gunting rapih--. "Fa, saya benar-benar gak tau kenapa Rani ada di sini. Saya juga tidak mengundang, ataupun mengizinkan bahkan sampai bertukar pesan kayak apa yang kamu bilang." balasnya, menggenggam erat tangan sang istri.