Aisyah melempar tas kerjanya ke atas sofa, lalu merebahkan tubuh di sofa sebelahnya. Sejak ingatan Putra kembali, ia sudah bertekad akan menjauhi pemuda itu. Kinan harus berbahagia mulai detik itu. Dan ia tidak akan menjadi orang ketiga di antara mereka lagi.
Sudah hampir lima hari Aisyah mengabaikan Putra. Pemuda itu juga hampir tiap hari menghubunginya. Hanya saja, tak pernah dijawab, pun dibalas pesannya. Tak terbayang betapa frustasinya lelaki itu.
Pesan di aplikasi chatting yang dikirimkan Putra hanya dibaca saja, untuk kemudian diabaikan. Tidak gampang melakukan ini bagi Aisyah, tapi ia harus bisa. Demi kebaikan semua. Putra itu milik Kinan, bukan dirinya. Jadi harus dikembalikan kepada si empunya hati.
Lagi, teleponnya berdering. Masih Putra.
Tetap seperti hari-hari sebelumnya. Diabaikan begitu saja.