Kinan terhuyung-huyung di atas pembatas itu. Angin yang menerpa juga cukup kencang.
Tepat saat tubuhnya hampir terlempar ke arah jurang, seseorang menangkap tangannya. Lalu memeluk gadis itu.
Kinan terkejut, ia sama sekali tak butuh siapapun untuk menyelamatkannya saat ini.
Gadis itu mengangkat wajah.
"Andi…!"
Kinan mendorong tubuh pemuda yang wajahnya terlihat lebam dibeberapa titik.
"Kinan, ayo ikut aku. Kamu dalam bahaya!"
Doni Andi mengulurkan tangan, agar Kinan bersedia ikut dengannya.
"Tau dari mana loe, gue di sini?"
"Itu nggak penting. Sekarang ikut aku, Ke. Aku nggak mau kamu kenapa-napa."
"Gue tanya tau dari mana loe?"
Teriak Kinan kesal.
Doni Andi tak ingin merusak mood Kinan, ia lalu menjawab apa yang ditanyakan oleh gadis itu.
"Aku lihat kamu keluar dari Hotel C. Aku ikutin kemana kamu pergi. Sampe ke sini. Aku berdiri di sana sejak tadi."
Jangan cemas. Ini hanya ujian naik kelas untuk Kinan. Ingat, sesuai judul, perjalanan Kinan masih panjang, sampai ia menyingkap tirai yang menutupi jati dirinya.
.
.
Hmmm.