Putra dan Adit baru akan berangkat kerja. Maya sudah histeris mendapat kabar dari adik sepupunya, Murni. Mereka mengalami musibah, tadi malam kawanan penjahat memporak-porandakan rumah mereka. Dan suami Murni saat ini juga sedang berada di rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan karena dikeroyok orang-orang jahat itu.
Maya meminta agar Adit mengizinkannya pergi ke daerah ujung provinsi.
"Tapi Ayah belum bisa nemani?"
"Nggak apa-apa, Bunda bisa pergi sendiri."
"Sendiri mana boleh!"
Sergah Adit spontan. "Bawa Haz aja."
Haz yang sedang menyantap sarapan, tersedak. "Haz belum mahir nyetir sampe sejauh itu, Yah."
"Ya udah, Abang aja, Yah. Tapi loe sopir duanya, Haz. Abang kan nggak boleh capek."
Haz mencebik mendengarnya.
Demi mendengar jawaban Putra barusan, barulah Adit mengizinkan. Semula ia meragu, anak sulungnya itu bisa mengemudi sampe ke ujung provinsi. Namun, karena ada Haz juga diajak serta, jadi tak masalah.
"Kalian semua pergi, lalu Ayah tinggal sendiri!"
Ada apa lagi ini Kinan?