Perkara pembalut, Irona seketika bergidik ngeri ketika membuka pintu kamar. Nuansa kamarnya masih terlihat sama seperti bulan-bulan kemarin, dipenuhi oleh pembalut yang ia sendiri tak tahu kapan akan habis.
"Ini abisnya kapan, coba? Gue udah empet banget liatnya" gumam Irona yang sudah duduk di tepi tempat tidur.
"Ah, iya. Sereal" Irona segera membuka kantung belanjaan dan mengambil satu bungkus sereal di dalamnya.
"Gue kenapa jadi pengen sereal gini, ya? Ini gara-gara liat iklan di tv"
Irona kembali ke dapur untuk menuangkan serealnya ke dalam mangkuk. Kebetulan di luar sedang gerimis, sangat cocok sekali menikmati sereal dengan cuaca seperti itu.
Selvia keluar dari kamarnya dengan menenteng handuk di tangan kanannya.
"Makan apa, Na?" tanya Selvia
"Serela, Ma. Mama mau?"
Selvia mendekat. Ia mengambil satu sendok sereal dari mangkuk Irona.
"Mmm.. Enak, ya"
"Iya. Kalo Mama mau, di dapur masih ada"
Selvia hanya mengangguk, karena mulutnya masih penuh oleh makanan.