"Kamu baik-baik aja?" Devan menganggukan kepalanya, dia benar-benar lelah hari ini. Bekerja ditempat dady nya yang baru tidak seringan biasanya.
Mungkin jamnya saja yang lebih sebentar, tidak sampai malam. Mereka berdua berhasil pulang bersama di jam sembilan malam. Parahnya Devan benar-benar pucat pasi.
Dia duduk di kursi tamu yang kecil di rumah kontrakannya. "Minum air ini," Derik memberikan air minum yang baru saja dia ambil dari dapur. Devan menerimanya, dia juga langsung meminumnya setengah.
'Sial, perutnya sangat sakit hari ini. Air tidak membantu sama sekali,' umpat Devan didalam hati. Derik melihatnya sangat khawatir, dia mengigit bibirnya menunggu respon baik dari anaknya.
"Apa lebih baik?" Devan terpaksa berbohong dengan menganggukan kepalanya dua kali. Padahal, dalam tubuhnya ada sesuatu yang sedang bekerja menetralkannya dengan sangat cepat.