"Lo gila?!" Sentak Fran.
Afka menutup kedua telinganya, indra pendengaran Afka terasa berdengung saking kerasnya suara teriakan sahabatnya. Afka berdecak kesal, melirik Fran dengan sinis.
"Suara lo kondisikan." Cibir Afka dengan raut wajah masam, terlihat jelas bahwa dia membencinya.
Fran mendekat pada Afka, dia menelisik sahabatnya sangat dalam mencoba mencari kebohongan. Namun sialnya nihil, Fran tidak menemukan sedikitpun tanda-tanda Afka yang sedang berbohong atau sekedar bercanda. Dia sungguhan dengan apa yang dikatakannya.
"Lo gila mau ninggalin Ghirel setelah berjuang kayak gini?" Tanya Fran. Matanya menyiratkan kekecewaan yang mendalam.
Afka terkesiap dengan bibir menganga, tidak percaya sahabatnya bisa sebodoh ini. "Gue harus kuliah, gue harus sarjana dan ambil alih bisnis Papah buat memberi nafkah Ghirel Sananta..."
"...mau gak mau gue harus ninggalin dia ke luar negeri. Istilah kerennya, long distance relationship." Lanjut Afka.