Hari sudah sore terlihat jelas dari matahari yang mulai turun dari arah barat, dan mulai terdengar suara suara hewan yang saling bersahutan. Dilna bisa merasakan sayapnya yang semakin sakit tapi dia tak peduli. Apalagi setelah kembali dari istana dewa dan dewi dia langsung terbang menuju istananya. Tubuhnya yang semakin melemah membuat dilna terjatuh di tanah. Untung saja dia terbang tak terlalu tinggi, jika tinggi mungkin dia akan semakin terluka.
Sayap putihnya menjadi merah darah, mengingat sayapnya yang terluka. Walau tak semua dan hanya bagian punggung yang menyatu dengan sayapnya, dilna masih bisa merasakan rasa sakitnya. Dilna mulai meringis saat tangan kirinya terbentuk cukup kuat. Dia mulai duduk dan di buat terkejut saat ada seorang wanita mendekatinya. Dilna tak tau siapa wanita itu tapi manik biru dan hijau wanita itu terlihat tak asing.