Sudah 8 jam kami tidur. Walaupun itu normal untuk remaja seperti kami, tapi tidak untuk saat ini. Tidur 8 jam hanya membuang - buang waktu kami. Tapi ada sisi baiknya, kami jadi lebih bersemangat menjalani kegiatan. Semua sudah bangun dan bersiap - siap untuk menjalani hari ini. Kami akan pergi ke kerajaan Ratu Sarah. Suatu kehormatan untuk menjumpai pemimpin dimensi secara langsung.
Tak lama kemudian, semua keluar dari ruangannya. Baju yang diberikan Olivia sangat cocok di tubuh kami, sangat nyaman. Semua perbekalan seperti baju sudah disiapkan.
"Bagaimana dengan makanan?" tanya Lucky.
"Coba kita tanyakan pada pemilik hotel itu," ucap Leonna.
Kami keluar dari kamar dan turun ke lantai 1. Pemilik hotel itu ternyata menunggu kami di depan meja resepsionis sambil memegang suatu botol berisi pil - pil kecil. Kami pun menghampirinya.
"Ini kunci kamarnya. Terima kasih sudah memberikan kami tempat tinggal," ucapku.
"Tidak masalah. Lalu ini ada perbekalan makanan. Satu botol isinya 500 pil. Cara menggunakannya hanya ditekan. Kendaraan juga sudah saya siapkan di luar," ucap pemilik hotel tersebut seakan - akan dia bisa membaca pikiran kami.
"Heheh, maaf merepotkan anda," ucapku.
"Tidak mengapa. Sini saya antarkan sampai ke depan," ucapnya sambil mengantarkan kami ke kendaraan besar yang tampak sangat modern.
Dalam kendaraan tersebut sangat mewah dan nyaman. Ditambah lagi dengan tempat tidur kecil dan sofa untuk digunakan dalam perjalanan kami. Kami pun menaiki kendaraan tersebut. Kendaraan mulai berjalan sementara pemilik hotel melihat kami dengan tatapan aneh. Seakan - akan ia merencanakan sesuatu yang jahat.
"Orang itu aneh. Aku tak yakin ia adalah orang baik," ucap Jovan.
"Iya, aku juga berpikir begitu. Tapi ya sudahlah. Ia sudah mau membantu kita menuju ke Kerajaan Nirograph (Dimensi Merkurius)," ucapku.
"Kira - kira kita akan menghabiskan berapa banyak waktu untuk ke kerajaannya?" tanya Sierra.
"Tidak tahu. Jaraknya juga tidak diketahui. Kita bermain - main saja di dalam kendaraan ini," ucapku.
"Aku mau main kartu," ucap Leonna.
"Kalau begitu kita main kartu, yuk!" ucapku.
"Ya," ucap yang lainnya.
Perjalanan kami dihabiskan dengan bermain kartu dan permainan lainnya. Perlahan tapi pasti, kami mulai melihat sebuah kerajaan besar. Aku yakin itu adalah Kerajaan Nirograph (Dimensi Merkurius). Pintu gerbang kerajaan dibuka lebar. Kendaraan kami memasuki taman kerjaan yang indah dan dipenuhi tumbuhan. Akhirnya, kami tiba di depan pintu kerajaan. Kami turun dari kendaraan. Rupanya, Ratu Sarah sudah menunggu kami di depan pintu seakan - akan ia mengetahui bahwa kami akan pergi ke kerajaannya.
"Selamat datang di Nirograph (Dimensi Merkurius)!" ucapnya kepada kami dengan ramah.
Wajahnya yang tak asing. Perlahan aku mulai mengingat. Ya! Ratu Sarah mungkin adalah orang yang diduga hilang diculik oleh makhluk misterius. Berita itu populer pada masanya. Pantas saja nama dan wajahnya tampak tak asing.
"Aku sudah dengar kedatangan kalian ke kerajaanku dari Zog, pemilik hotel yang kalian tempati. Silahkan masuk ke kerajaanku," ucapnya dengan nada wibawa seorang pemimpin.
"Jadi, apa tujuan kalian ingin menemui aku?" tanya Ratu Sarah.
"Jadi, kami ditugaskan untuk mengambil permata Nirograph dengan tujuan menyelamatkan dimensi. Tujuan kami disini adalah meminta izin anda agar tidak terjadi salah paham," jelasku.
"Apa? Apa para dewa tak salah memberikan tugas itu kepada kalian? Lagipula, anak - anak seperti kalian tidak bisa melawan. Kalian hanya rakyat jelata. Bagaimana bisa kalian mengambil permata itu," ucap Ratu Sarah sambil tertawa pelan mengejek kami.
"Kami pasti bisa mengambilnya. Kami juga memiliki kekuatan," ucapku.
"Anak - anak seperti kalian tidak mungkin dapat menggunakan kekuatan itu dengan benar. Dewa sangat menyukai permainan rupanya," ucap Ratu Sarah jengkel.
"Kami bisa menggunakannya dengan baik, kok," ucapku.
"Omong kosong. Apa kalian tidak diajarkan sadar diri? Aku ini lebih cocok mendapatkan kekuatan itu daripada kalian. Oleh karena itu, berikan kekuatan itu kepadaku," ucap Ratu Sarah.
"Tidak! Ini adalah kekuatan yang diberikan kepada kami," ucapku.
"Jangan bersikap bodoh. Kalian harus memberikan kekuatan itu jika kalian tidak ingin terluka. Prajurit! Kepung mereka!" ucap Ratu Sarah.
"Bagaimana ini, Lan? Kita tidak boleh memberikan kekuatan ini kepadanya," ucap Lucky panik.
"Jangan panik! Kalau begini caranya. Serang!!!" teriakku memberikan kode kepada yang lainnya.
"Jangan bingung! Kita akan pertahankan tugas kita sebagai pelindung dimensi," ucapku.
"Berani juga bocah ini. Prajurit, serang mereka!" ucap Ratu Sarah memberi perintah kepada kumpulan prajurit yang mengelilingi kami.
Suasana menegang. Kami tetap harus melaksanakan tugas dari Olivia. Kami harus menyelamatkan dimensi dari kekacauan. Tugas ini tidak boleh gagal karena seorang Ratu, pemimpin yang berkuasa tetapi serakah. Dimensi harus kami lindungi di tangan kami sendiri. Kami tidak akan mengecewakan Olivia dan para dewa.
"Roarrrr!" seru Lucky yang sudah berubah menjadi beruang raksasa Dan menyerang para prajurit.
"Tenang. Aku akan gunakan strategi melompat untuk menghindari mereka," ucap Jovan dengan anak panah yang sudah menyebar dan melukai para prajurit.
"Awas!!" seru Sierra membuat tameng raksasa untuk melindungiku dari bola api yang hampir menyerangku.
"Sial!" ucap Ratu Sarah kesal.
"Leonna juga sudah menghilang dan menyerang para prajurit. Ratu Sarah akan kami serahkan padamu," ucap Sierra.
"Baik. Kalian bertahanlah," ucapku.
Aku berlari menuju Ratu Sarah yang berada di atas tangga. Raru Sarah melempar bola api berturut - turut untuk melukaiku. Aku berhasil menghindar dan mencoba untuk mengeluarkan kekuatanku. Sebuah pedang raksasa berapi muncul ditanganku. Tanpa basa - basi, aku hempaskan pedang itu ke arah Ratu Sarah. Ratu Sarah berhasil menghindar dan mengeluarkan sebuah bola api yang berhasil mengenaiku. Bola api itu menghempaskanku ke belakang. Pedangku terjatuh akan tetapi aku masih terluka.
"Aslan!" teriak mereka dari bawah.
"Kau terlalu muda untuk melawan seorang ahli," ucap Ratu Sarah sombong.
Tiba - tiba dari arah bawah, sebuah anak panah berapi tertancap di tangan Ratu Sarah. Ternyata Jovan membidik (mengarahkan) anak panah berapi ke Ratu Sarah.
"Cepat ambil pedangnya!" teriak Jovan yang sedang melawan para prajurit.
Sementara Ratu Sarah masih lengah karena kesakitan, aku mengambil pedangku yang terjatuh tadi. Lalu aku berlari ke arah Ratu sarah yang baru bangkit.
"Hiatttt!" seruku sambil mengarahkan mata pedangku (bagian tajam pada pedang) ke Ratu Sarah.
Pedang itu menembus perutnya dan membuatnya terluka parah. Ia tak lagi bergerak, sementara Jovan dan yang lainnya sudah menghabisi para prajurit.
"Dasar... Bocah... Tidak... Tahu... Diri..." ucapnya dalam keadaan sekarat.
Aku melepaskan pedang itu. Ratu Sarah tergeletak di lantai dengan darah berceceran. Tiba - tiba sebuah tangan raksasa muncul menerobos atap kerajaan. Tangan itu bersinar terang. Tangan itu membawa mayat Ratu Sarah dengannya. Lalu sebuah surat jatuh dari langit.
Isinya sebagai berikut :
Selamat atas kerja keras kalian untuk menyelamatkan dunia dimensi. Peperangan ini cukup sampai disini. Jadi, lanjutkan tugas kalian dalam mencari permata tersebut. Sedangkan mayat Ratu Sarah akan dihukum atas keserakahannya. Permata Nirograph (Dimensi Merkurius) berada di arah barat daya. Permata yang diambil tidak akan berdampak buruk bagi dimensi dan kehidupannya jika orang yang mengambilnya memiliki tujuan dan hati yang baik.
Pemilik surat ini masih belum diketahui. Walaupun begitu, surat ini sangat bermanfaat dalam melanjutkan tugas kami.
"Surat ini bertuliskan bahwa permata itu ada di arah barat daya. Ayo berangkat!" Ucapku.
"Siapa yang membuat suratnya?" tanya Lucky.
"Aku tidak tahu, tapi firasatku mengatakan bahwa para dewa memberi kita petunjuk," ucapku.
"Aku mau baca suratnya, dong," ucap Lucky.
Aku memberikan surat itu kepadanya. Kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk menyelamatkan dimensi. Sejauh ini, kejadian ini adalah tantangan pertama kami dalam mencari permata itu. Tantangan selanjutnya mungkin lebih sulit daripada ini. Sudah saatnya kami menghadapi tantangan selanjutnya layaknya seorang penjelajah dan petarung sejati. Kami tidak akan mengecewakan Olivia dan orang - orang yang mempercayai kami. Kami akan pastikan seluruh dimensi dan kehidupannya damai dan tentram.
~ End Chapter 6 ~