Tok tok tok!
Lin tidak bersuara, ia hanya mengetuknya berulang kali hingga pintu itu terbuka.
Cklek!
Pintu terbuka!
Lin melangkah mundur, matanya membelalak dan ia berulang kali menggelengkan kepalanya.
"K—kamu …!"
Tin!
Terdengar suara alarm mobil dan langkah kaki yang menuju ke rumah itu.
"Win!"
Lin berbalik badan, memastikan siapa orang yang datang.
"Lin?!"
"K—kamu?!"
Bugh!
Lin jatuh dan terduduk.
"Lin!" seru Wat dan Win serentak, membantunya untuk berdiri.
"Lepas," pinta Lin, lemas.
"Aku akan mengantarmu pulang," ujar Wat.
"Lepas …!!!" seru Lin menepis tangan Win dan juga Wat. Ia menangis.
"Lin …."
Lin tertatih, mencoba untuk berdiri sendiri, tanpa bantuan Wat ataupun Win.
"Lin …."
"Kamu benar selingkuh, Wat?" tanya Wat.
"Lin … kamu tahu kalau aku ini adalah—"
"Aku tahu! Aku tahu itu!!! Tapi pernikahan kita bukan seumur jagung lagi, Wat …! Anak kita sudah hampir dua tahun! Dia akan tahu kelakuan Papanya cepat atau lambat!!!"
"Lin … maafkan aku," ucap Win.