"Maaf, karena aku kalian menjadi terseret ke masalah ini– Mphh?!"
Tanpa memberi aba-aba, Zen membungkam mulut Raven. Tentunya Raven terkejut dan bertanya-tanya, kenapa Zen melakukan itu?
"Oi oi Zen! Apa yang kau lakukan?!" Sedangkan Luck panik karena situasinya saat ini juga sedikit canggung.
"Apa di matamu kami terlihat kerepotan?" tanya Zen dengan senyuman intimidasinya.
Raven pun menggelengkan kepalanya dengan sangat keras, sebagai tanda kalau dia menjawab 'tidak'.
"Nah, kalau begitu terima saja apa yang sudah terjadi. Jika kau merasa memang benar, maka bela dirimu sendiri, jadilah egois untuk kepentinganmu sendiri." Mendengar ucapan Zen, Raven kesulitan untuk memilih, bagaimana dia harus bereaksi.
"Ini ... pertama kalinya ada yang mengatakan hal seperti itu padaku," benak Raven.
"Baiklah, baiklah, lebih baik sekarang kita membuat persiapan." Luck pun menyela untuk membuat semuanya fokus pada pertarungan selanjutnya.
Ini pembantaian, bukan pertarungan. Jadi ya maaf kalau terkesan pendek dan mbosenin ._.
-----------
Jangan lupa untuk terus dukung cerita ini dengan Comment, Vote PS, dan Review. Lalu terima kasih untuk yang sudah selalu setia menunggu update.