Télécharger l’application
13.02% STUCK WITH YOUR LOVE / Chapter 28: KAMAR BARU

Chapitre 28: KAMAR BARU

Zanna kembali dari jalan-jalannya. Kakinya berjalan menuju resepsionis dan meminta kamar baru untuknya tinggal. Setelah perdebatan panjang akhirnya dia mendapatkan kunci, Zanna naik ke lantai dimana dia dan Kenan tidur, lantai tertinggi gedung ini.

Memasuki kamar, ruangan ini masih kosong. Tidak ada tanda-tanda penghuninya. Zanna semakin merasakan gemuruh di dadanya.

"Bulan madu? Bulan madu seperti apa ini? Lebih enak di negara sendiri. Kalau seperti ini lebih baik tidak ada bulan madu."

Zanna terus menerus menggerutu karena Kenan sambil mengemasi pakaiannya. Dia sengaja meletakkan ponselnya dikamar Kenan agar Kenan tidak bisa melacak keberadaannya. Pria itu kadang sangat menakutkan, dia bisa mengetahui dimana pun Zanna berada jika ponsel itu bersamanya. Kenan menyadap semua peralatan milik Zanna tanpa Zanna ketahui untuk apa dia melakukan semua itu.

Keluar dari kamar Kenan, Zanna langsung menuju lantai dimana kamar yang dia pesan berada. Tanpa merasakan beban apapun Zanna memasuki kamar yang tadi dia sudah pesan. Zanna bertekad untuk segera pulang ke Indonesia. Yang tadinya dibilang pergi bulan madu ternyata dia pergi sendirian, Kenan tetap sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

Zanna mulai membersihkan dirinya, dia mandi dan mengganti pakaiannya dengan piyama yang biasa dia pakai. Zanna mematikan ponselnya setelah dia memesan tiket pesawat untuk pulang besok.

"Saatnya untuk tidur agar besok bisa menghadapi hari dengan penuh semangat lagi. Semangat Zanna! Kamu pasti bisa!" Ucap Zanna menyemangati dirinya sendiri.

***

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Kenan baru saja terlepas dari Laura. Wanita itu memaksa Kenan untuk menemaninya keliling Jepang tentu saja dengan ancaman akan membocorkan rahasia besarnya kepada Zanna. Kenan memenuhi keinginan Laura karena wanita itu berjanji untuk segera kembali pulang. Kenan tidak bisa melacak keberadaan Zanna karena Laura terus-menerus membuntuti dan menempel padanya.

Kaki Kenan memasuki kamar hotel. Sudah gelap, mungkin Zanna sudah tidur, pikir Kenan. Kenan dengan perlahan melepaskan pakaiannya dan segera mandi. Dia tidak ingin membangunkan Zanna karena Kenan tahu tadi Zanna pergi jalan-jalan sendirian. Janji Kenan yang akan menemani Zanna jalan-jalan gagal karena telepon tiba-tiba dari Laura. Kenan yang tidak ingin Laura membuat gaduh ditempat dia menginap mengiyakan apa saja keinginan Laura agar wanita itu segera pergi dari hotel. Dan, akhirnya Kenan harus terjebak dengan Laura sampai selarut ini.

Kenan selesai mandi, dia hanya memakai boxer jika akan tidur. Itu adalah kebiasaan dia selama ini. Kenan merebahkan tubuhnya dengan pelan. Dia takut gerakannya bisa membangunkan Zanna. Kenan membelakangi Zanna karena dia merasa bersalah, membiarkan Zanna pergi sendiri untuk yang kedua kalinya.

Kenan berusaha memejamkan matanya tapi sangat susah, akhirnya dia hanya tidur telentang sambil menatap langit-langit kamar. Dia hanya diam tidak bergerak sedikitpun sampai pagi menjelang.

Kenan mengambil ponselnya, dia melihat galeri ponselnya yang dipenuhi dengan foto-foto dia dan Zanna saat menikah. Kenan tersenyum melihat Zanna yang manyun dengan pernikahan dadakan yang dia rencanakan, tapi meski dadakan terlihat ada rona bahagia juga dari wajah cantik itu.

Ponsel Kenan menunjukkan pukul tujuh pagi, Kenan mulai merasa ada yang aneh. Biasanya jam segini Zanna sudah bangun, dan mulai semalam ranjang disampingnya ini tidak terjadi pergerakan sama sekali.

Kenan mulai bangun dan menghadap kearah Zanna. Matanya melotot dan dia langsung duduk. Disampingnya kosong. Tidak ada seorangpun yang berbaring di sana. Kenan langsung berdiri dan mencoba menghubungi Zanna tapi ponsel Zanna mati. Kenan semakin panik. Dia yakin kalau Zanna tidak bangun terlebih dahulu karena dia semalam tidak memejamkan matanya sama sekali.

Kenan segera memakai baju dan berlari menuju resepsionis, saat Zanna menghilang yang pertama resepsionis tahu jika Zanna sedang berkeliling dengan driver hotel.

"Permisi, apa anda tahu orang ini?" Tanya Kenan kepada resepsionis sambil menunjukkan foto Zanna yang sedang tersenyum.

"Oh, iya. Dia sudah chek out tadi sekitar pukul empat pagi. Dan diantar driver kami menuju bandara. Apa ada masalah?"

"Dia tidak ada dikamar saya, bagaimana dia bisa keluar tanpa sepengetahuan saya?" Kenan semakin bingung, dia yakin jika dia belum memejamkan matanya sama sekali sampai saat ini, bagaimana mungkin Zanna keluar kamar dan dia tidak tahu?

"Dia kemarin sore memesan kamar sendiri, dia beralasan biar lebih mudah untuk chek out jika dia ada dilantai 1."

Kenan mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia merasa kecolongan, Kenan lupa jika Zanna adalah wanita yang cerdik. Kenan meninggalkan meja resepsionis setelah mengucapkan terimakasih dan segera menghubungi anak buahnya yang ada di Jakarta.

"Istriku pulang. Jemput dia di bandara! Jangan sampai kehilangan jejaknya." Perintah Kenan dengan tegas. Sahabat yang menjadi tangan kanannya juga paham apa yang tengah terjadi jika Kenan sudah seperti ini. Kenan menutup ponselnya dengan cepat dan segera menuju kamar hotel.

Ponsel Kenan berdering. Dia melihat dengan cepat memastikan jika Zanna yang menghubunginya. Pria itu sudah memblokir semua kartu kredit yang diberikan Kenan kepada Zanna, hanya agar Zanna tidak lari terlalu jauh dari jangkauannya.

Kenan melempar ponselnya, Laura yang menghubunginya, bukan Zanna. Kenan sedang tidak ingin berbicara dengan Laura, karena Laura, Zanna pergi meninggalkan dia disini sendirian padahal mereka berencana berada di Jepang lebih lama, tapi ini masih dua hari Zanna sudah pulang.

Kenan kembali ke kamarnya dengan uring-uringan. Ditinggalkan istri saat bulan madu dan si wanita ular terus menerus menerornya agar mau pergi bersama dengannya.

"Kenapa aku tidak membawa Eduard kemari? Brengsek!"

Kenan membanting ponselnya di atas ranjang. Pertemuannya dengan para Yakuza yang sudah dijadwalkan membuatnya tidak bisa langsung menyusul Zanna pulang ke Indonesia. Kenan harus menunggu sampai besok baru dia bisa pulang.

"Ed, tolong kamu cari Kiran. Jangan sampai dia kembali lepas dan menghilang. Ingat, Kiran wanita licin dan pintar, jangan pernah tertipu dengan wajah cantiknya!" Perintah Kenan kepada Eduard dari sambungan telepon. Kenan harus tau dimana Zanna berada. Keselamatan Zanna menjadi hal nomor satu untuk Kenan saat ini.

"Dia kembali ke Indonesia dengan penerbangan pagi, Ed. Aku tidak tau kira-kura dia sudah sampai atau belum. Yang jelas kamu harus mencarinya di sana! Jangan menghadap ku jika kamu belum bertemu dengan dia, paham?"

"Siap Bos! Ada lagi permintaan Bos?" Tanya Eduard di seberang telepon.

"Tidak, untuk masalah kita dengan para Yakuza di sini akan segera aku selesaikan. Melihat pembicaraan kami kemarin, mereka salah paham. Sepertinya ada yang sedang bermain di belakang kita dan berusaha mengadu domba kita."

"Baik, saya akan meminta para bodyguard untuk mencari Nyonya Bos. Hati-hati di sana Bos!"

"Terimakasih Ed,"

Kenan memutuskan sambungan teleponnya dan kembali memijat kepalanya yang tiba-tiba merasa pusing.

"Haruskah kamu selalu lari seperti ini? Tidak bisakah kita selesaikan dengan berbicara berdua?"

Kenan terus bertanya dengan dirinya sendiri, Kenan sadar jika semua ini adalah salahnya. Bulan madu tapi mereka tidak menikmati waktu bersama. Urusannya dengan para Yakuza membuatnya sedikit menguras tenaga. Ada seseorang yang sepertinya ingin bermain-main dengan Kenan di dunia bawah. Kenan berjanji akan mencari, siapa yang sudah berani bermain dengannya di dunia bawah.

Ponsel Kenan kembali berdering. Pria itu hanya melihat siapa yang menghubunginya, ternyata masih orang yang sama. Laura.

Tanpa berniat untuk menjawab panggilan Laura, Kenan malah mengambil laptop dan memasang alat penyadap untuk menyadap semua telepon yang masuk di ponsel Laura.

Kenan menggeser tombol hijau setelah semua peralatan siap dan membiarkan Laura bicara sendiri selama dia berusaha masuk mencari sesuatu yang dia cari pada ponsel Laura.

"I got you!" Senyum Kenan merekah saat menemukan apa yang dia cari. Siapa orang yang telah berani bermain api dengannya. Mereka hanya belum tau apa yang terjadi jika taring Kenan sudah keluar. Tidak akan ada yang bisa lepas dari genggaman Kenan jika semua itu sudah terjadi.

"Tunggu apa yang bisa aku lakukan kepadamu dan keluargamu wanita iblis! Aku tidak akan melepaskan mu meski hanya seujung kuku!" Kenan menutup peralatannya dan mengembalikan semuanya ke tempat awal.

Dengan langkah ringan, Kenan menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Pertemuannya ingin dia ajukan agar dia bisa segera menjemput istri nakalnya di tempat pelariannya. Kenan bersiul-siul bahagia, satu masalahnya akan segera dia selesaikan, bahkan dia bisa menyelam sambil minum air.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C28
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous