Zanna merutuki kebodohannya. Wanita itu sedang mondar-mandir di dalam kamar mandi menyusun rencana untuk pergi dari Kenan.
"Oh my god! Bagaimana aku bisa terdampar di kamar ini. Ini semua gara-gara tubuh sialan ini yang selalu tidak berdaya di bawah sentuhannya." Zanna terus menerus menggerutu, menyalahkan tubuhnya yang selalu kalah dengan sentuhan Kenan.
"Hei beib! Are you oke?" Kynan mengetuk pintu kamar mandi tempat Zanna bersembunyi dengan cukup keras.
"Yes! I'm oke." Zanna sedikit berteriak menjawab pertanyaan Kenan.
Kenan kembali berjalan menuju ranjang, Zanna yang masih bingung mencari cara untuk melarikan diri dari Kenan mendesah frustasi sambil menarik rambutnya keras.
Keluar dari dalam kamar mandi, mata Zanna disuguhi pemandangan yang cukup membuat air liurnya mengalir dengan sendirinya. Tubuh Kenan tanpa ditutupi sehelai kain sedang menunggunya. Kenan membawa dua gelas wine untuk mereka nikmati.
"Minumlah, nikmati hari-hari liburan kita dengan baik." Zanna mengambil gelas yang disodorkan Kenan untuknya dan meminumnya.
"Bagaimana, enak?" Zanna mengangguk. Minuman yang diberikan Kenan tidak pernah tidak enak, karena yang pasti minuman itu memiliki bandrol harga yang cukuo mahal.
"Mau lagi?"
"Boleh." Zanna menyodorkan gelasnya lagi dan diisi Kenan dengan Wine yang masih berada di dalam botol.
"Ken, kenapa tubuhku terasa panas? AC nya mati?" Kenan menggeleng sambil menunjukkan AC yang menyala di belakang Zanna.
Tubuh Zanna semakin terasa panas, Zanna semakin gelisah dan mulai menggesekkan tubuh bagian bawahnya. Semakin cepat dia menggeseknya, Zanna semakin menikmatinya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Kenan sambil mendekati tubuh Zanna. Zanna tiba-tiba terpaku saat matanya melihat bibir merah muda milik Kenan yang tepat berada di depannya.
Zanna mencium Kenan. Tangannya memegang tengkuk Kenan dan memperdalam ciumannya. Kenan tersenyum, rencananya berhasil.
Kenan membalas ciuman Zanna dengan keras membuat desahan frustasi Zanna semakin terdengar. Kenan melepaskan bathrobe yang dipakai Zanna dengan cepat.
Kenan dan Zanna akhirnya sama-sama tanpa pakaian, Zanna menindih tubuh Kenan dan kembali menciumnya dengan rakus. Pria dibawah tubuh Zanna itu sedang menikmati perlakuan Zanna kepadanya.
"Aku menginginkanmu!" Ucap Zanna sambil memasukkan milik Kenan yang sudah menegang kedalam tubuhnya. Mereka bersatu, Zanna menggerakkan tubuhnya sambil terus menciumi Kenan tanpa henti.
Kenan tidak sabar dengan semua gerakan Zanna yang menurutnya sangat pelan padahal Zanna sudah mengerahkan semua tenaganya untuk mendapatkan kenikmatannya.
Kenan membalik tubuhnya, kini Kenan berada di atas tubuh seksi Zanna yang terbalut dengan keringat.
Kenan memasukkan miliknya dengan keras, dan suara desahan Zanna semakin keras. Disaat Zanna akan mendapatkan klimaksnya Kenan menghentikan gerakannya dan mengeluarkan miliknya. Kenan melakukan itu berkali-kali sampai Zanna memohon.
"Please, Ken..."
"Please for what?"
"Please make me cum. Don't !!!" Teriak Zanna saat Kenan kembali mencabut miliknya.
"Say, you're mine." Zanna menggelengkan kepalanya, menolak. Kesadarannya masih mengambil alih pikirannya, tapi saat Kenan kembali memasukkan miliknya dengan kasar, Zanna tidak dapat berpikir jernih lagi. Kesadarannya terbawa gairah.
"Katakan kamu milikku dan akan kembali bersamaku lagi sayang."
"Oke."
"Oke, apa?"
"Oke. Aku milikmu. I'm yours. Please....."
Kenan tersenyum puas. Kendali selalu ada ditangan Kenan bukan ditangan musuhnya, termasuk Zanna.
"Kamu milikku, Kiran." Bisik Kenan di telinga Zanna sambil menghentak keras pinggulnya sampai pada hentakan terakhir pria itu membuat Zanna mendesah keras karena pelepasan yang didapat Zanna.
Kenan melepaskan miliknya dari dalam Zanna. Melepas kondom yang dia pakai untuk menampung sperma yang keluar.
"Pergilah ke dokter Anita. Dia akan mengurus kontrasepsi apa yang akan kamu gunakan. Aku tidak suka memakai karet ini. Kamu tau kan?" Zanna mengangguk. Si arogan kembali di dalam tubuh Kenan.
Zanna merasakan kantuk dan lelah yang luar biasa, lama - lama matanya tertutup setelah mendapat dekapan dari Kenan. Pria itu memeluk tubuh Zanna erat seakan takut Zanna akan kembali menghilang jika Kenan melonggarkan pelukannya.
***
Zanna masih terlelap didalam dekapan Kenan, pria itu sudah terbangun dan kini tengah mengamati wajah cantik tanpa make-up wanita yang ada di dekapannya itu.
Eerrgghh...
Zanna melenguh, menggerakkan tubuh dan terbangun.
"Pukul berapa ini?" Tanya Zanna saat melihat Kenna yang sudah membuka matanya.
"Pukul lima sore."
"Aku harus pulang. Besok aku harus bekerja. Cuti ku sudah habis hari ini." ucap Zanna sambil mendudukkan tubuhnya membuat selimut yang menutupi tubuh polosnya melorot turun.
"Itu gampang. Kamu bisa pergi denganku nan..."
"Tidak! Aku akan kembali dengan teman-temanku. Dan ini.... Kenapa banyak sekali tanda mu di dadaku..?!" Zanna memotong ucapan Kenan sebelum pria itu menyelesaikan nya dan memberengut kesal memegang dadanya. Disana. Di dadanya ada banyak tanda yang ditinggalkan Kenan, bagaimana nanti kalau terlihat oleh teman-temannya? Apa yang akan dikatakan Zanna kepada mereka?
"Biar kamu menutupinya. Jangan sampai aku melihatmu hanya memakai bikini di luar sana. Jika sampai itu terjadi, aku akan menghukum mu dengan sangat keras dan membuat kamu tidak bisa berjalan selama satu minggu." Ancam Kenan sambil kembali mendekap tubuh Zanna. Tangannya kembali meremas dada Zanna keras membuat yang empunya menggigit bibirnya menahan desahan yang akan keluar.
"Aku ingin berada di dalam mu lagi." Itu bukan permintaan tapi pernyataan, setelah mengucapkan itu Kenan menarik tubuh Zanna kembali berada dibawahnya dan kembali memasukkan miliknya dengan cukup keras sampai teriakan kepuasan Zanna kembali terdengar menghiasi kamar hotel tempat mereka menginap.
Zanna memejamkan matanya, pria ini sungguh tau kelemahan tubuh Zanna. Desahan halus kembali terdengar saat Kenan kembali memberi rangsangan pada tubuh mukus Zanna. Zanna semakin hilang kendali, wanita itu sudah tidak perduli mereka melakukan sampai berapa kali. Yang Zanna inginkan hanya kepuasan yang akan segera dia nikmati kembali.
"Do you like it?"
Milik Kenan kembali memasukinya dengan keras dan dalam. Tempo yang diberikan Kenan tidak berkurang melainkan bertambah, pria itu tidak lama lagi akan membuat kaki Zanna bergetar karena kembali merasakan pelepasannya. Kenan memainkan milik Zanna dengan tangannya menambah sensasi yang di dapatkan oleh Zanna saat mereka bercinta.
Zanna membalik posisinya, saat ini dia berada di atas tubuh kekar Kenan, pria itu memejamkan matanya saat jari lentik Zanna menyusuri leher dan turun ke dada, jari Zanna berputar-putar di dada sebelah kiri Kenan. Di sana ada tatto yang baru Kenan miliki, dulu tatto itu tidak ada. Zanna menyusuri tatto milik Kenan.
"Kamu punya tatto? Sejak kapan?" Pertanyaan Zanna membuat Kenan membuka matanya. Mata Kenan berubah sendu, ada apa dengan Kenan? Dewi batin Zanna bertanya dan semakin penasaran. Wajah Kenan berubah dari pria yang penuh gairah menjadi penuh kesedihan.
"Untuk mengingatmu."
"Hah?"
"Itu namamu tapi memakai huruf yunani." Mulut Zanna terbuka lebar tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
Ζαννα κιραννια
"Bacanya apa?"
"ZANNA KIRANNIA."
Zanna merasa tersentuh, pria itu saat ini terlihat sangat rapuh. Apakah Kenan benar-benar merasa kesepian karena dia pergi? Bukannya Kenan mengencaninya dulu hanya karena taruhan brengseknya dengan teman-teman elitnya dulu? Batin Zanna bergejolak, sebagian hatinya mema'afkan perbuatan Kenan kepadanya dulu, tapi disisi lain sakit hati yang dia rasakan masih sangat membekas, karena disaat dia benar-benar mencintai Kenan tetapi dia hanya dijadikan barang taruhan. Hati Zanna mulau dilanda bimbang.