"Hamzah?"
Tak tahu ada angin dari mana, aku tiba-tiba sadar dan yakin bahwa sesuatu yang berada di dalam tembok ini adalah Hamzah.
Dengan cepat kupukulkan lagi sambil terus memanggil namanya.
"Hamzah, bertahanlah. Aku di sini dan akan menolong kamu." ujarku sambil menangis.
Krek!
Tripleknya patah dan dengan segala kekuatan yang tersisa, kupatahkan triplek itu hingga permukaan yang berada di dalam bisa kulihat dengan jelas.
Lututku kembali melemas dengan tangan dan seluruh tubuh yang bergetar hebat.
Aku tak pernah menyangka bahwa dugaanku kali ini ternyata benar.
Dia terbujur kaku dengan mata yang terkatup rapat.
"Hamzahhh!!!" aku berteriak memanggilnya sembari berusaha mengeluarkan Hamzah dari dalam sana.
Sedikit sulit aku melakukannya karena ruangan di dalam ini terlalu sempit jika di tempati oleh seorang manusia.
Mereka memang biadab dan aku tak akan pernah memaafkannya sama sekali!
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.