"Ayssa, aku harus bagaimana?" lirihku padanya.
"Kita akan ke rumah sakit sekarang."
Aku mengangguk.
"Sebelum itu, simpan saja koper dan barang-barangmu di sini, ya."
"Baiklah."
Tok tok tok
Ayssa menoleh padaku, "biar aku yang buka." katanya sambil menuju ke pintu.
Tak berselang lama, dia kembali sambil membawa sebuah buket.
"Ini untukmu." katanya.
Aku langsung mengambilnya. Bukan dibuang, tapi seketika kupeluk bunga ini dan menciuminya.
"Ada kartu kecil yang diselipkan di bunga itu," lanjutnya lagi.
Aku segera mencari dan membukanya.
'Bulan seakan memberi isyarat cinta pada semesta.
Rengkuhannya membuatku menyadari, benih apa yang telah aku rasakan ketika pertama kali melihatmu di bandara saat itu.
Sudah aku ketahui banyak hal perihalmu sebelum pertemuan singkat di hari itu. Tentunya kutahu banyak dari Alif, karena dia yang menceritakan semua tentangmu kepadaku. Bukan tanpa sebab, melainkan akan ada hal yang membuatku harus menerima kenyataan suatu saat nanti.
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.