Aroma parfum khas yang selalu dipakai oleh Reno, tercium dengan sangat jelas ketika aku membonceng di belakangnya. Di sepanjang perjalanan aku memeluk pinggang Reno dan menyandarkan kepalaku di punggungnya, Aku tidak menyangka kalau aku bisa merasakan kehangatan ini lagi.
"Apa kau sangat merindukanku?" tanya Reno.
"Iya. Tapi aku juga sangat kesal kepadamu!" ucapku menepuk punggung Reno.
"Apalagi salahku?"
"Kau masih berani tanya apa salahmu? Jelas-jelas kau bersikap seakan-akan tidak peduli dengan perasaanku waktu itu, Mbah Putri menyuruhmu untuk menjauhiku. Dan kau setuju begitu saja?!" ucapku kesal.
Meskipun semua ini sudah berlalu tapi aku masih ingin tahu kenapa Reno bersikap seperti itu seolah-olah dia merelakan jauh dariku begitu saja, tanpa ada perjuangan apapun untuk mempertahankan hubungan tanpa harus menjauhiku. Tangan Reno bergerak ke belakang lalu mengelus kepalaku.