Télécharger l’application
13.07% Moon Eclipse / Chapter 20: 20

Chapitre 20: 20

Plakkkk

Clara masih terus memukul bahu dan badan rezvan dengan keras sambil tertawa-tawa bebas, biasanya gadis bangsawan hanya akan tertawa kecil sambil menutup mulut, tapi kini Clara tertawa seperti dirinya di dunia modern, berharap Rezvan akan ilfil melihat nya.

Rezvan terdiam sambil memperhatikan wajah tertawa Clara dengan ekspresi heran, dia memang terkejut dengan tindakan Clara. Akhirnya Clara berhenti tertawa dan membuat mimik wajah biasa.

"Maaf, aku berlebihan" ucap Clara

"Tidak apa, kau lebih cantik saat tertawa"

"Anjirt" ucap Clara keceplosan

"An...jit?" Beo rezvan

"Sialan ni mulut, kebiasaan" batin Clara

"Eh... Itu refleks doang gak usah ditiru, hehe"

"Ooh... Kamu mau kemana sekarang?"

"Aku mau ke kamar, kau tahu sendiri gaunku sudah tidak layak dipertontonkan"

"Ayo aku antar"

"nggak usah, aku akan pergi sendiri, sampai jumpa rezvan" senyum Clara dan pergi meninggalkan laki-laki itu. Sebenarnya dia malah senang dan ke GR an sendiri, tapi dari pengamatan nya rezvan menyukai Clara yang asli jadi dia tak mau membuat laki-laki itu merasa di permainkan saat mereka sudah tertukar kembali lagi nanti.

Dilain tempat Alveno sedang berjalan di koridor istana, beberapa prajurit yang bertemu dengannya akan berhenti dan memberi hormat dengan menundukkan kepala.

"Apa kalian melihat Ozey?"

"Ozey sedang berada di ruan latihan pangeran"

Alveno langsung melanjutkan langkahnya ketempat yang dimaksud, ia harus bertemu Ozey untuk mencari siasat baru dan menanyakan informasi baru juga.

Sesampainya ia di lapangan ia tidak menemukan Ozey juga, disana hanya ada beberapa prajurit penjaga yang selalu berganti shift. Alveno melanjutkan pencariannya mengelilingi Istana.

Di sebuah danau istana ada sebuah perahu kecil yang berada di bawah pohon besar di pinggiran danau. Seorang laki-laki berpakaian khas panglima kerajaan sedang tidur di bawah pohon.

Alveno yang sejak tadi mencarinya kini menemukan Ozey yang tidur lelap.

"Bisa-bisanya dia tidur sekarang" ucap Alveno, saat ia hendak mendekati Ozey, ia menyadari pemandangan Istana yang dulu menjadi kegemarannya. Waktu kecil dia sering melakukan kegiatan seperti yang Ozey lakukan sekarang, sampai semuanya berubah seketika, waktunya harus habis belajar dan segala aktifitas penting lain.

"Kau sudah datang" ucap Ozey

"Baru kali ini seorang pangeran mencari panglima nya"

"Hahaha, aku ingin istirahat sebentar. Lagian sudah lama tidak tidur di sini"

"Terserah mu.  Aku mau bilang sesuatu"

"Apa?" Ucap Ozey yang belum mengerti

"Aku rasa aku sudah tahu sebuah petunjuk"

"Apaan sih, gantung terus. Apa petunjuknya?" Ucap Ozey yang sedang dalam mode "Teman masa kecil", ia sudah lama ia tak melakukan itu

"Nanti saja, kau ada informasi?"

"Tidak, sama sekali tidak ada informasi yang ditemukan anak buah ku. Tapi pencarian tidak pernah berhenti. Mengenai bandul itu...."

Ucapan Ozey terpotong

"Sepertinya memang hanya mereka. Maksud ku... kawanan mereka cuman yang kita bunuh, ngga ada yang lain. Karena tidak ada ciri-ciri penampilan yang sama dengan mereka. Entah mereka berubah siasat pun tidak terbaca"

Alveno sebenarnya semakin penasaran dan menggebu memikirkan pelaku yang hendak membunuhnya. Entah kenapa ia merasa itu pihak yang sama dengan pembunuh sang ayah. Dari kecil dia selalu merasa orang jahat yang ditangkap itu memiliki hubungan dengan kematian sang raja.

"Cari terus, oh iya... Aku ada ide" ucap Alveno tiba-tiba, sebuah rencana gila tapi berkemungkinan berhasil terlintas begitu saja

Clara sudah selesai membereskan dan membersihkan dirinya, ia segera keluar kamar dengan niatan mencari Alveno untuk mengabarkan dirinya akan pulang, diizinkan ataupun tidak dia akan pergi.

Karena sudah tahu tempat-tempat biasanya dirinya menemukan Alveno ia tak mau bertanya pada dayang lagi. Ia mencari nya sendiri mulai dari mengetuk pintu kamar Alveno, mencari di lapangan, taman dan juga perpustakaan.

"Ck, dia dimana sih, aku nemuin Diva aja deh"

Clara beranjak mengubah rencananya, ia akan pulang bersama Diva.

"Diva...." Panggil Clara memasuki ruangan yang penuh dengan obat.

"Aaa.... Aku ingat, disini pertama kali aku melihat pangeran Charlos" ucap Clara yang akhirnya teringat kenapa wajah pangeran Charlos tidak asing baginya saat mereka berkenalan. Dia laki-laki yang hampir bertabrakan dengannya di pintu tepat dia berdiri sekarang. Ia tersenyum dan segera masuk untuk mencari Diva.

"Diva?" Panggil Clara ke sekeliling

"Clara?" Panggil seorang perempuan yang baru saja datang dari belakangnya

"Eh div, kau darimana? Aku mencari mu"

"Ngapain?"

"Aku akan pulang hari ini, Alveno sudah sehat jadi ayo kita bareng aja"

"Oke, aku sibuk sekarang jadi jumpai saja aku disini sore nanti saat matahari terbenam. Aku mau pergi lagi. Kalau kau berubah pikiran kau bisa pulang duluano"

"Yah.... Kau masih sibuk?"

Diva mengangkat bahunya sambil tertawa dan pergi dari sana, sekarang hanya ada Clara diruangan itu. Ia hanya duduk sambil memperhatikan sekitar melihat semua bahan ramuan kerajaan. Disebuah ruangan juga ada tumbuhan yang dirawat, termasuk bunga Licos dan Porile, yang dianggap sebagai obat temuan Clara.

"Ini bukan masa lalu, jika memang iya pasti sejarah akan berubah mengenai penemuan obat ini" ucap Clara

Dirinya hanya berdiam diri sambil menatap sekeliling ia tidak tahu akan melakukan apa, sampai suara orang yang baru masuk terdengar dan membuat Clara langsung melihat siapa yang masuk.

"Givan?" Sapa Clara

"Nona clara? Sedang apa kau disini?"

"Emang aku gak boleh disini?"

"Bukan begitu nona"

"Eits.... panggil aku Clara saja"

"baiklah, Clara?" ragu Givan

"Aku menunggu Diva"

"Benarkah? Apa kau keberatan jika aku bekerja disini?"

Clara menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, Givan yang merasa tidak akan menggangu segera mengeluarkan catatan nya sambil memperhatikan segala jenis botol obat dan ramuan, juga rempah yang ada di sana.

"Kau sedang apa?"

"Belajarlah, setidaknya aku ingin tahu mengenai semua bahan diruangan ini"

"Oh ya? Aku boleh ikut?"

Clara mendekati Givan, ia juga ingin mempelajari bahan-bahan tradisional disana, meski ia tahu beberapa tapi lebih baik dia menambah pengetahuan.

"Oke... Ini namanya 'canni' campuran ekstrak....." Givan mulai menjelaskan bahan yang ia pelajari dengan keras agar ketika ia belajar Clara ikut mendengar juga.

Mereka mempelajari bahan-bahan yang ada di ruangan lumayan besar itu, mulai dari ekstrak tanaman, tumbuhan dan rempah-rempah.  Setelah beberapa lama Clara sudah lelah dan kembali duduk ke tempat semula dan membiarkan Givan dengan kegiatannya.

"Apa aku pulang lebih diluan aja?" Pikir nya.

"Clara?" panggil seseorang baru masuk kedalam istana,

"Ozey? Ada apa?"

"Kau tidak pulang?"

"Iya aku mencari pangeran Alveno"

"Dia sedang sibuk, kau bisa pergi lebih dahulu, tapi apa aku bisa meminta bantuanmu?"

"Apa itu?"

"Ada toko lukisan di salah satu rumah pemukiman Avan, nama pemiliknya Yeda. bisakah kau mengambilnya dan memberikan pada Alveno? Aku dipanggil ratu jadi tidak bisa pergi. Lagian kau mau bertemu pangeran kan?"

"Lukisan apa?"

"Katakan saja untuk pangeran Alveno, dia tahu"

"Oke, aku bisa meminjam kuda kan?"

Ozey tertawa sambil mengangguk, Clara beranjak dan melambai pamit pada Givan yang masih asik dengan catatan nya, mereka berdua segera pergi dari sana mengikuti arahan Ozey.

Seorang pengawal datang membawakan seekor kuda untuk dibawa Clara.

"Naiklah"

Clara segera menaiki kuda coklat milik istana itu

"Lukisannya berukuran kecil, masukkan saja ke dalam tas punggung kuda ini" terang Ozey

Clara pun segera berangkat menaiki kudanya menuju keluar istana. Ia tahu desa Avan, desa yang dominan oleh para pedagang. Mengenai si pelukis dia bisa bertanya nantinya.

"Ikuti dia, aku akan menyusul" ucap Ozey, orang lain datang dengan pakaian lusuh dan segera keluar istana mengejar Clara dengan jarak yang jauh.

Dilain tempat di dalam keramaian seorang pedagang daging melihat Clara, si gadis terpilih dan juga penyelamat pangeran Alveno.

Pedagang itu meninggalkan dagangannya dan masuk kedalam bangunannya, setelah sampai pada ruangan penyimpanan ia membuka karpet lantai dan membuka pintu yang tersembunyi dengan indah disana.

"Dia disini" ucap pedagang itu kedalam ruangan bawah tanah.

Di dalam ruangan bawah itu ada beberapa orang berpakaian sama sepertinya sedang bersantai ria, setelah mendengar informasi itu mereka segera keluar dari pintu lain dengan bergegas.

Ozey sedang bersiap-siap untuk menyusul para bawahannya yang sudah pergi. Ia sudah berganti pakaian dan hendak keluar kamarnya. Tapi saat ia membuka kamar Alveno sudah berada disana.

"Kau mau kemana?" heran Alveno

Ozey bingung hendak menjawab apa, ia berfikir keras untuk menjelaskan dengan singkat.

"Aku memancing para penjahat itu untuk keluar, para bawahan ku sudah pergi lebih dahulu"

"Memancing?" Bingung Alveno sambil mengerutkan alisnya

Alveno berfikir dan mengingat percakapannya dengan Ozey saat mereka dibawah pohon. Dia mengatakan Clara akan menjadi incaran para musuhnya sekarang, dan dia berencana akan memancing mereka keluar dengan nama Clara, tentu saja bukan membahayakan perempuan itu secara langsung.

"Jangan bilang.... Kau menyusun rencana sendiri?" Tanya Alveno

"Aku hanya menyuruhnya ke Avan, tidak bahaya"

Alveno membulatkan matanya tak percaya, dia masuk kedalam ruangan Ozey dan mengganti luaran bajunya dengan cepat.

"Kau ceroboh, seharusnya tanyakan padaku rencanya" geram Alveno

"Dia akan baik-baik saja, ada anak buah ku disana"

"Bagaimana jika anak buah mu salah satu dari mereka. Kita bahkan tak tahu siapa teman dan siapa musuh di istana ini!"

Alveno langsung berlari keluar dari sana dan diikuti oleh Ozey.

Di lain tempat Clara sudah bertanya pada beberapa orang tempat pelukis yang dimaksud. Ia tak sadar beberapa orang sudah ada yang memantaunya.

~Jangan lupa beri komentar dan mengundi yah, please,❤️~


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C20
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous