Télécharger l’application
7.84% Moon Eclipse / Chapter 12: 12

Chapitre 12: 12

"Jika aku menjanjikan sesuatu apa kau mau jujur? " Tanya Alveno dengan serius

"Masalahnya aku benar-benar tidak tahu kenapa aku dikejar"

"Aku tahu kau tahu sesuatu"

"Hah? "

Batin Clara seolah mau copot sekarang ketika melihat tatapan lurus Alveno yang menusuk matanya. Yang ia perkirakan sekarang adalah Hamze mengingkari janji mereka. Karena sudah yakin dengan kesimpulan yang ia buat sendiri ia berdiri tiba-tiba dan keluar dari sana sambil berlari. Dia akan mencari Hamze dan meminta pertanggungjawaban darinya.

"Clara! Mau kemana? " Teriak Alveno yang mengejarnya. Ia menahan tangan Clara agar gadis itu tidak melanjutkan langkah nya.

"Lepas, aku gak tahu apa-apa"

"Lalu kenapa kau berlari? Aku hanya menguji mu, dan melihat tingkahmu ini justru membuatku semakin percaya kau menyembunyikan sesuatu"

"Aku tidak menyembunyikan apapun yang berkaitan denganmu. Aku menyembunyikan rahasiaku sendiri yang tidak ada kaitannya dengan mu ataupun orang lain. Jadi stop berusaha menguji ku"

Keadaan luar istana sudah sangat ramai dengan rakyat yang menjadi penonton adu pedang dan panahan tadi. Mereka berjalan keluar meninggalkan istana. Selama berjalannya kegiatan pemilihan permaisuri, istana akan ditinggali oleh dua putri dari Kerajaan yang berbeda, yaitu putri Bianca dari Kerajaan Lordaron dan Brienna dari Gimbora.

Dari lain tempat ratu Angelina juga sudah meninggalkan daerah lapangan duel dan tidak sengaja melihat Alveno dan Clara yang sedang berbicara berdua. Karena asiknya Alveno berbicara dengan Clara mereka tidak menyadari sang ratu yang sudah mendekat. Clara yang akhirnya melihat ratu Angelina langsung menjadi lebih kalem.

"Jika ingin berduaan seharusnya tidak di tempat umum seperti ini" Ucap ratu angelina sambil tersenyum jahil pada anaknya.

"Berduaan matamu, kalau dia bukan seorang pangeran di hidupku yang sial ini sudah ku bogem dia sejak awal" Batin Clara

"Maaf yang mulia kami hanya membicarakan sesuatu yang penting sebentar" Bela Clara

"Benarkah?, oh ya Clara menginap lah di istana malam ini. Turnamen kalian selanjutnya adalah kecerdasan jadi aku mempersilahkan siapapun gadis terpilih untuk belajar dengan cendikiawan andalan ku. Nanti malam putri Brienna dan Bianca akan belajar dengannya"

"Bagaimana dengan Rose? "

"Dia lebih memilih belajar dirumahnya"

"Emm... aku rasa ngg"

"Bagaimana kalau aku memaksa" potong ratu Angelina

"Maaf yang mulia, aku harus pulang kerumah dan lagipula nggak mungkin aku ke istana malam hari" Protes Clara yang memang tidak ingin bermalam di istana.

"Kau bisa pulang sekarang nanti malam Alveno bisa menjemput mu"

"Hah?! " Ucap Alveno dan Clara bersamaan

Dikarenakan kekompakan yang tidak disengaja itu ratu Angelina tersenyum dan menahan tawa melihatnya.

"Ini perintah dariku"

Setelah mengucapkan itu ratu Angelina meninggalkan kedua orang yang sepertinya akan kembali berdebat. Ia akan kembali ke istana.

Seorang penikmat masa depan sedang asik berbicara dengan adiknya yang datang ke istana. Mereka berdua memiliki perbedaan keahlian masing-masing.

"Kuda putih?" Sahut perempuan bernama Lilac, adik Hamze

"Iya, itulah yang diingatnya dan gerhana bulan. Kuda putih untuk dunia kita dan gerhana bulan di dunianya"

"Aku ragu.... Kedua hal itu sama sama memiliki mistis yang besar tapi baru ini aku melihat keduanya berkaitan"

Kedua orang itu sibuk berdiskusi dengan pemahaman dan kebingungan nya masing-masing, mereka berusaha menerka dan mencari titik terang atas kasus Clara. ini bukan hanya sekedar menolong gadis itu melainkan juga pengalaman dan ilmu yang sangat menarik dimata mereka.

Dilain tempat Clara lagi-lagi duduk di taman kerajaan sambil melamun, seperti biasanya dia akan menunggu Diva, atau menunggu Rezvan mungkin. Ia masih ingat permintaan ratu Angelina agar ia menginap di istana malam ini.

"Argh! Apa dia gila? Aku? Nginap di istana? Gak banget... Sekali salah bisa-bisa aku dipenggal"

"Tapi sejak kapan juga aku takut mati setelah disini"

Clara terus berbicara dengan dirinya, saat ratu Angelina meninggalkan dirinya dengan Alveno, mereka berdua tidak berbicara sama sekali dan pergi ke arah yang berlawanan. Karena Diva tak kunjung datang menemuinya Clara meninggalkan istana sendirian. Ia akan segera pulang dan mungkin akan menyusun strategi disana.

"Ma, kenapa mama justru menyuruhnya menginap di istana bahkan aku yang menjemput nya?!", Yah, alveno sedang protes pada mamanya sendiri.

"Kau menyukainya kan? Kau bisa bangun pagi karenanya, kau juga bicara berdua dengannya tadi. Jangan lupa dengan tindakan heroik mu tadi seolah Clara itu memang wanita yang kau suka"

Alveno tertegun, ia tak menyangka ratu Angelina akan membuat kesimpulan seperti itu. Ia juga bertanya-tanya apakah tindakannya pada Clara selama ini membuat ia terlihat menyukai gadis itu.

"Mama jangan ngawur, mama gak ingat berapa kali Al menghindari dia selama ini? Dia itu memang penggila JANTAN ma"

Peltakkkk

"Aw! Ma?" ringis Alveno yang tak menyangka dengan tindakan mamanya barusan.

"Dia itu cinta sama mu, bukan penggila jantan. Oh iya penasehat Sam bilang Clara hilang Ingatan yah? Pantas saja sifat dia juga terlihat berubah"

"Berubah dari mana? Mama aja gak pernah dekat sama dia semenjak dia hilang ingatan" Ejek Alveno

"Mama bisa ngerasain gimana perilaku dan gerak gerik dia. Mama itu pintar makanya menjadi seorang ratu, gak bodoh sepertimu yang gak bisa bedain cewek maniak jantan dengan yang benar-benar suka"

"Terserah mama"

Alveno pergi entah kemana meninggalkan ratu Angelina, ia segera menuju kamarnya entah itu untuk istirahat atau mandi sore. Sesampainya di sana ia hanya menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Argh... Kenapa mama berfikiran seperti itu" Gumamnya

Alveno berfikir keras akan tingkah lakunya selama ini pada Clara. Dan yang terlintas di otaknya adalah

"Dia cantik, orang yang menyenangkan semenjak dia hilang ingatan. Meski terkadang menyebalkan tapi dia sangat.... "

Alveno tersadar akan lamunannya. Ia langsung terduduk dan menampar wajahnya sendiri. Bahkan jantungnya entah kenapa tiba-tiba berdetak berlebihan.

"Apa ini? Aku sakit jantung?" Paniknya

Dengan segala tekad yang kuat ia berhambur dari ranjang menuju pintu kamar

Brakk

bughhh

Saat berada di depan pintu ternyata orang dari luar membuka pintu kamarnya tiba-tiba dan membuat Alveno harus tertabrak dengan pintu itu

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ozey si biang keladi

"Mata kau gak apa-apa! Aku sedang sakit jantung dan sekarang jidat ku harus benjol karena ulahmu"

"Maaf Al, aku cuman mau ingatin perintah ratu agar kau menjemput Clara. Sudah saatnya kau berangkat"

Alveno asik mengelus jidat yang syukurnya tidak berdarah. Mungkin akan sedikit bengkak saja.

"Aku pergi, siapkan kudaku"

Alveno menutup kembali pintu kamarnya tanpa dikunci, karena tidak ada dayang yang akan berkeliaran di bagian istana daerah kamarnya. Ia mengganti baju dan segera keluar dari sana.

Berbeda dengan kondisi Alveno di istana, sekarang Clara sedang asik membuat rencana sendiri dikamarnya.

"Pura-pura sakit? Bisa-bisa tabib datang nanti. Pura-pura sibuk? Emang pengangguran kayak aku ngapain? Aishhh"

Karena tak kunjung menemukan alasan yang tepat Clara memilih berkompromi dengan Bella saja.

"Ma! Clara gak mau nginap ke istana jadi mama bilang aja aku ketiduran atau semacamnya"

"Hah?! Maksudnya kau gak mau mengikuti perintah ratu Angelina? "

"Gak"

Belum beberapa lama Clara memutuskan untuk mengompori Bella suara dua ekor kuda terdengar berhenti didepan rumahnya.

"Ayah? Atau....?" Batin Clara

"Ma, ingat yah Clara tidur" bisiknya sambil berlari ke kamar. Bella yang melihat Clara berlari tak bisa mencegah anak itu dan memilih membukakan pintu.

Di luar rumah sudah ada Alveno dengan Sam yang memang bersamanya sejak awal. Mereka pergi dari istana bersama menuju rumah Sam.

"Oh.. Pangeran Alveno" Tunduk Bella pada nya

"Apa ada Clara bi?"

"Dia... Dia tertidur"

"Tertidur? " Beo Sam heran, tidak mungkin Clara tidur cepat di malam hari, dia perempuan yang suka bergadang.

Alveno merasakan Bella berbohong, dilihat dari kegagapan saat Bella berbicara tadi. Belum lagi lirikan matanya pada suaminya Sam.

"Bisakah aku yang membangunkannya? Aku  juga ingin mengatakan sesuatu pada Clara" Ucap  Alveno yang sudah tahu Clara sedang berpura-pura, ia ingin menciduk perempuan itu sendiri

Setelah Sam dan Bella mempersilahkanya Alveno dituntun menuju sebuah kamar yang sudah pasti lebih kecil dibanding kamarnya.

"Clara... " Panggil Bella di depan pintu, suara langkah orang menuju pintu dari dalam kamar terdengar

Ceklek

"Udah perg.... ANJIRT!!! " Pekik Clara yang melihat alveno sudah berada didepannya dengan wajah datar

.

.

.

.

.

jangan lupa mengundi dan beri komentar ❤️


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C12
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous