Selelah-lelahnya pun kamu,
Aku tau kamu wanita yang kuat.
Sayang, jangan menyerah, ya.
-Kim Theo.
Theo membelai rambut Arin. Wanita itu sudah tertidur pulas semenjak setengah jam yang lalu. Arin tertidur di kamarnya sementara Theo masuk ke kamar mereka menggunakan kunci cadangan yang disimpan oleh Bibi Emely.
Sejak pertengkaran tadi pagi, Theo dan Arin belum berbincang apa pun lagi.
Dipandangi Theo wajah lelap Arin yang masih membengkak akibat menangis.
"Maaf, sayang. Aku selalu bertingkah bodoh soal perasaanku. Benar katamu, aku memang pengecut. Aku salah. Aku seenaknya melakukan apa yang aku mau tanpa memikirkan resiko terhadap siapa pun. Aku mencintaimu. Yang kupikirkan hanyalah cara agar mendapatkanmu sepenuhnya. Aku mengikhlaskan segala cara yang ujung-ujungnya menyakitimu juga. Aku minta maaf...."
Suara Theo terdengar serak tanda kalau ia memang benar-benar menyesal.