seberapa keras aku mencoba. aku tetap saja kalah dengan hatiku..
~Alexsa~
***
hiruk pikuk orang-orang yang tengah berlalu lalang di pusat pembelanjaan itu, menyeguhkan pemandangan tersendiri bagi para pengunjung yang ingin menghabiskan akhir pekan mereka disana...
seorang pemuda yang sedari tadi menampilkan ekspresi senangnya ditambah seutas senyum yang menghiasi bibir sexynya berhasil menarik perhatian para gadis yang juga sedang menikmati makanan dalam Blue resto dalam mall tersebut.
tapi tidak dengan remaja-remaja yang duduk di satu meja dengannya, mereka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib lelaki tampan di depan mereka.
" apa itu gak berlebihan Lex" tanya Daniel sambil meminum jus jeruk pesanannya..
" hn" balas Alex diikuti gelengan kepalanya sebagai jawaban.
Flasback:
pagi minggu yang cerah, setelah mengetahui kalau Al mengajak Lexsa jalan. Alex langsung mengirimkan sebuah pesan singkat pada Daniel
for daniel:
bilang sama anak anak buat kumpul di Blue resto.
...
Ucapya, seperti sebuah kata-kata yang beruntaian membentuk kalimat, sebuah rencana sudah tersusun manis dalam otaknya..
setelah tiba di Blue resto. semua teman-temannya sudah berkumpul disana, begitu juga dengan teman adiknya Lexsa, mereka yang tidak tahu apa apa hanya mengikuti saat alex mengajak mereka buat kumpul kumpul bareng disana. sampai akhirnya Alex menampilkan senyum liciknya diikuti dengan Ponselnya yang bertengger manis di telinganya, seperti sedang menghubungi seseorang.
" oo god, akhirnya kamu angkat juga.. " ucap Alex bersyukur dengan nada yang sedikit panik yang di buat-buat
mereka yang melihat itu menatap heran kearah Alex dan menghentikan aktivitas mereka yang tadi nampak sangat penting itu
" Lexsa Princess Please tolongin gue" ucap Alex dengan nada yang sangat panik yang jelas itu juga di buat-buat. tapi terdengar sangat sempurna.
" Please tolongin gue sekarang, gue lagi di Blue resto di Gramor Mall" ucap Alex cepat sekaligus mengakiri pembicaraannya.
mereka yang melihat tingkah Alex geleng-geleng heran. dengan tingkah ajaib sahabat mereka yang satu ini.
End flashback:.
" lo benar benar nekat Lex" komentar Xarly sambil bergidik ngeri dengan apa yang akan dilakukan Lexsa kalau dia tahu ini hanya sebuah tipuan.
"padahal Lexsa lagi kencan sama Al" komentar Bella. diikuti anggukan setuju dari mereka yang ada disana minus Alex.
" gue cuma mau menjaga Lexsa dari Playboy seperti Corner " balas Alex sambil menatap sinis kearah teman temannya.
seakan mengerti dengan tatapan ancaman dari Alex mereka kembali terdiam.
" bukannya lo juga playboy, apa bedanya" komentar Daniel yang berhasil mendapatkan tatapan kesal dari semua yang ada disana. seolah tak peka dengan aura mengancam yang sedari tadi menguar dari cowok tampan di depannya.
"Dasar gak peka.. " Reno menatap tajam Daniel
" sungguh berani" komentar iner Xarly takjup.
" Ck!! sebaiknya lo diam Niel" ucap Alex pastrah dengan tingkah sahabatnya yang satu itu.
dari dulu sampai sekarang hanya Daniel yang berani berkomentar saat dia sedang tak ingin di komentari.
Alex terus melihat kearah pintu keluar resto. posisi duduknya yang sangat strategis itu memudahkan sudut pandangnya melihat kearah pintu masuk bernuansa biru itu.
satu menit
dua menit
10 menit.
Alex menghela nafas tak sabaran. lelah menunggu, ooo ingatkan dia untuk memarahi adik nya tercinta itu karena sudah membuatnya menunggu terlalu lama.
Tringg
suara lonceng berbunyi, pertanda ada orang yang masuk ke dalam restoran itu. Alex langsung melihat kearah pintu masuk itu. seorang gadis yang mengenakan celana jean diatas lutut dipadukan dengan baju senada serta sepatu spot yang menambah kesan tomboy padanya kini terlihat sangat berantakan. dengan rambut yang sedikit berantakan bagai diterpa badai saja
Alex terus menatap gadis tersebut dengan ekspresi yang sulit diartikan. sampai jarak mereka sudah sangat dekat. gadis itu langsung menatap heran objek di depannya.
" kakak gak apa pa?" tanya Lexsa khawatir sekaligus heran.
" duduk lah dulu" balas Alex sambil menarik kursi disampingnya yang sengaja dia kosongkan tadi. sambil mengangkat tangatnya memanggil salah satu pelayan disana
" satu ice Criem vanila blue mint with cake. and sofe drink." pesannya dengan ekspresi datar.
" apa ..." Lexsa menggantungkan ucapannya. matanya mulai menatap curiga kearah mereka. menyadari tatapan curiga adiknya, Alex langsung memasang topengnya.
" kakak pikir kamu gak akan datang princes" ucap Alex seolah panik sambil memeluk singkat Lexsa yang masih menatap curiga.
" ada apa" tanyanya memicing curiga
kemana lelaki yang bagaikan mau digebukin masa tadi. yang membuatnya bagai orang Gila berlari kemari. tapi apa yang dia lihat.
Alex baik-baik saja
" kamu gak lihat," ucap Alex seolah menunggu reaksi lawannya, dan benar saja Lexsa langsung memberikan ekspreai bingung pada kakaknya.
memang apa yang harus dia lihat
" mereka asik dengan pasangannya sendiri, dan lihat kakak mu yang tampan ini, tak ada pasangan" ucap Alex tak berdosa.
perempatan siku langsung muncul di jidat mulus Alexsa. pernyataan bodoh dan polos kakaknya berhasil membangkitkan kekesalannya. kali ini.
"APA KAU GILA HAH?" teriak Lexsa tak menghiraukan tatapan heran pengunjung resto yang menatap nya penuh tanya sekaligus terganggu dengan teriakan super kerasnya tadi.
" kecilkan suaramu Lexsa" komentar Alex tanpa dosa, sambil melihat kesekelingnya melihat tatapan heran sekaligus tatapan memuja yang memang sejak tadi dia dapatkannya.
" hanya karena ini, kakak menelponku dan membuatku bagai orang gila yang panik setengah mati mendengar suara mu di telpon, HAH? " balas Lexsa dengan emosi yang sudah sangat membuncah.
" apa kamu tega princess, membiarkan aku disini menonton kemestraan mereka" ucap Alex dengan polosnya, tak mengindahkan emosi gadis di depannya.
" yang benar saja" ucap Lexsa sambil memutar mata bosan, mendengar alasan bodoh kakaknya yang hanya akan membangkitkan emosinya saja.
" Menyebalkan" Lanjutnya kesal sambil memjambak keras rambut kakaknya yang sedikit memanjang itu
"Auu auu Lexsa sakit " Alex meringis kesakitan, mereka yang berada dimeja itu hanya menatap seram kearah mereka berdua sambil meringis pelan seolah merasakan kesakitan di kepala mereka.
" kakak merusak kencan pertama ku , Lagi!. " sebal Lexsa setelah puas menjambak rambut kakaknya yang sekarang sedang mengusab kepalanya sambil meringis kesakitan.
"maaf princes" ucap Alex menyerah dengan akal liciknya yang sekarang sudah membuat kepalanya pusing akibat mengerjai adiknya.
" kakak menyebalkan, dasar licik. Lexsa benci kak Alex" ucap Lexsa sambil membuang mukanya kesegala Arah.
" waaaah waah, bisa gawat ni" ucap Reno dengan polosnya sambil menatap prihatin dengan keadaan sahabatnya Alex.
" Ck!! diam lo" ucap Alex tajam
" lo pemancing yang baik Reno" ucap Xarly sarkastik..
" itu seperti hiburan tersendiri untuk gue" balas Reno dengan puasnya setelah menambah kekesalan Alex.
" gue pergi" ucap Lexsa jengah merasa di bohongi
" Princes.. jangan pergi, ok" mohon Alex dengan wajah memelas.
mereka yang melihatnya hanya tersenyum geli melihat sisi lain dari seorang pangeran ice sahabat mereka yang bertekuk lutut di depan adiknya sendiri.
Lexsa memutar matanya malas. sampai sebuah ide muncul diotak cantiknya. dia memilih untuk kembali duduk
" kakak harus dihukum" ucap Lexsa sambil menyeringai. seolah mendapatkan hantaman yang sangat keras, Alex langsung tahu apa arti hukuman dari mulut adiknya. setelah terakhir kali dia harus menguras habis uang jajannya selama satu bulan. dulu.
Alex menunduk pastrah. seolah otak pintar nya hilang entah kemana. dia merasa kesulitan keluar dari situasi ini
" one ice kriem vanila blue whit a cake, and soft Dring whit ice kriem smofty " pesan Lexsa, lagi. setelah dia mengusir pelayan yangbdipanggil kakaknya tadi saat dia baru tiba
Alex menatap aneh kearah adiknya, seolah baru sadar kalau adiknya baru saja memanggil pelayan dan memesan pesananya.
" kenapa" tanya Lexsa tajam. seolah tak suka ditatap oleh kakaknya.
lima menit kemudian, pesanan Lexsa sudah berada di depannya, dengan anggun dia langsung menyendok ice kriem nya dengan lahap. tak memperdulikan tatapan teman temannya.
" kembalilah bermestraan dengan pasangan kalian" ucap Lexsa tajam. jengah terus ditatap oleh penghuni di meja yang lumanyan besar itu.
" Aaaaaa" ucap Lexsa menyedorkan sepotong cake lengkap dengan ice kriemnya ke arah mulut Alex. memaksa untuk dimakan oleh kakaknya.
Alex langsung menatap ngeri kearah adiknya dan ke arah sendok yang diatasnya ada sepotong cake cokelat yang pasti itu sangat manis. seolah di suruh makan racun Alex menutup rapat-rapat mulutnya.
" Kakak sayang ayo buka mulutnya, bukannya kakak juga ingin bermestraan seperti mereka" ucap Lexsa sambil melirik ke arah Bella yang sedang bergelayut manja di lengan Reno.
" ayo buka, biar kita terlihat seperti sepasang kekasih, .. aaa bukan kah kita pernah di sangka pacaran my prince . " ucap Lexsa lembut penuh ancaman.
" apa kamu gila hah, kau ingin membunuh ku" balas Alex belebihan.
ayolah. ini hanya sepotong kue
" sepotong cake tidak akan membunuhmu kak" ucap Lexsa sambil membawa sendok itu semakin mendekat kemulut Alex memaksa si empunya untuk membukanya.
dan benar saja, setelahnya Alex mendengus pastrah dan membuka mulutnya sambil menutup matanya, seolah makanan yang masuk kemulutnya adalah makanan terburuk didunia.
" hukkk hwukkk"Alex langsung membatuk berusaha mengeluarkan makanan yang secara paksa sudah masuk kedalam mulutnya itu.
Lexsa melihat prihatin kearah kakaknya, muka memerah, mata berair akibat dar batuknya tadi. dengan cepat Lexsa langsung menyerahkan minumannya ke arah Alex. dengan cepat Alex meminumnya tak melihat terlebih dahulu minuman apa yang diberikan adiknya.
mereka yang melihatnya menahan nafas mereka dalam dalam. seperti sedang melihat drama yang sangat menegangkan.
sepersekian detik selanjutnya, Alex langsung menyemburkan kembali minumannya
" wou. gilaa lo, kotor ni jaket gue" omel Dion tak terima. karena dia berada di sebelah kiri Alex sehingga minuman itu mengenai jeket nya..
" kakak gak apa" ucap Lexsa panik, tapi malah terdengar seperti ejekan di telinga Alex.
Alex hanya menatap tajam adiknya. seolah tak bisa menjawab pertanyaan adiknya ataupun balas mengomeli Lexsa. karena tenggorokannya perih akibat batuk maut yang dialaminya tadi.
Lexsa menatap Prihatin kearah Alex. niatnya ingin mengerjai kakaknya malah benar-benar menyiksa kakaknya sampai semenyedihkan ini.
" sory sory kak . tadi Lexsa benar-benar panik" ucap Lexsa memohon sambil mengusap punggung kakaknya pelan berusaha menghilangkan rasa sakit yang dirasa kakaknya.
dia tidak sengaja memberikan minumannya kepada Alex. bukan minuman lelaki itu yang jelas tidak terlalu manis
" kau hampir membunuhku Lexsa" kesal Alex masih berusaha mengatur nafasnya yang seolah tercekak.
Dia tidak tahu, mengapa Alex sangat memusuhi segala sesuatu yang manis-manis.
" ini juga salah kakak " ucap Lexsa membalas perkataan kakaknya tapi bukan dengan nada kesal seperti kakaknya.
entah setan apa yang merasukinya, Lexsa langsung menarik kakak nya kedalam pelukannya. menyandarkan kepala kakaknya tepat didadanya, membiarkan kakaknya merasakan kehangatan yang membangkitkan sisi liar Alex
"Siall!!, tapi ini nyaman" batin Alex berteriak kesenangan.
tak mau mengundang sesuatu yang lain menguak darinya, Alex langsung mengubah posisinya. menyandarkan kepalanya diatas bahu adiknya. meninggalkan kenyaman itu begitu saja.
Alexsa pasti tidak sengaja menariknya kedalam pelukan senyaman tadi.
dengan sengaja Alex menarik tubuh Lexsa merapat, membiarkan dada Lexsa menekan lembut dadanya. sangat nyaman dan menggairahkan.
mereka menatap tajam kearah Alex, bisa-bisanya dia memamfaatkan keadaan. tapi Alex hanya membalasnya dingin seolah berkata.
" lanjutkan saja aktivitas kalian".
menyadari tatapan dingin sang sahabat, mereka kembali melanjutkan aktivitas mereka. makan,bercanda, bermestraan seolah tak terjadi apa apa.
" kakak sudah baikan?" tanya Lexsa lembut.
" hn. " gumaman ambigu itu membalas pertanyaan Lexsa.
Lexsa memutar matanya bosan mendengar kata-kata ambigu kakaknya. ingin melepas pelukannya tapi ternyata Alex malah semakin merengkuh erat tubuhnya seolah menahannya. akhirnya dia hanya bisa membiarkan Alex menikmati pelukannyaa beberapa menit lagi.
" Alex.." panggil suara dari belakang Lexsa. tubuh Alex menegang, Lexsa ingin melihat siapa wanita yang memanggil kakaknya. tapi tubuhnya masih berada dalam kukungan kuat tangan kakaknya.
" Ck!!. kenapa dia bisa disini..
******