seorang putri kerajaan berbalutkan pakaian sutra indah khas putri raja terduduk manis di sebuah taman yang indah di belakang istana kerajaan Wilshon. Sang putri yang sedang menikmati allunan melodi indah yang alam meainkan untuknya membuatnya semakin nyaman berlama-lama berdiam diri disana, hembusan-hembusan angin yang berhembus pelan semain membuatnya betah. Rambutnya yang tergurai indah bahan iut dimainkan angin membuatnya benar-benar terlihat bagaian dewi dengan tiara indah yang bertengger manis diatas kepalanya membuatnya terihat semakin cantik saja. Tidak salah kalau dia disebut jelmaan sang dewi dengan kecantikan tanpa cela seperti itu.
Sang putri semakin tersenyum manis saat kembali angin memainan surai indahnya sampai matanya ikut terpejam nyaman menimati hembusan angin yang menimpa wajah cantiknya, mengundang senyum merekah dari seorang lelaki yang sekarang sedang mendekat kearahnya. Sang putri terllihat sangat nyaman seolah tida ingin diganggu, tapi sayangnya tangan jailnya tidak akan puas sebelum ikut membuat sang putri semakin nyaman dalam dekapan hangatnya, menariknya semain rapat bersandar didadanya sampai sang putri tersenta aget dengan lengan kokoh yang tiba-tiba saja mengganggunya.
" kamu sedang apa Princess" suara serak nan berat itu mengalun indah ditelinganya, membuat rontaan yang ingin dia berikan terhenti begitu saja. Saat sadar siapa yang memeluluknya dari belakang sekarang.
" em pangeran"
" kau belum menjawab pertanyaanku putri" ucap pangeran menuntut sambil mengeratkan pelukannya semakin rapat bersandar di dadanya bidangnya. Sang putri menghela nafas pelan, pangerannya tidak akan puas sebelum dia memberikan jawaban atas apa yang lelaki itu tanyakan.
" aku hanya sedang menikmati pemandangan taman belakang istana pangeran, disini sangat tenang. aku suka itu" sang putri berucap semangat, bibirnya melungkung membentuk sebuah senyum yang indah. Mengundang senyum yang sama dari lelaki di bebelakangnya
“ini indah” ucap sang putri lagi sambil mengusap pelan lengan kekar yang memeluknya posesif.
" tanpa membawa pengawal eh" ucap sang pangeran dengan nada penuh peringatan, terkadang sang putri terlalu menganggap sepele semua itu membuatnya harus turun tangan mengawasi sang putri dimanapun dia berada.
Sang putri memberungut jengkel, padahal ini dalam kawasan istananya " aku hanya ingin menikmati sore pangeran. lagipula ini di belakang istanaku sendiri.” Ucap sang putri jengkel. membuat sang pangeran menghela nafas berat di bahunya, Sang putri langsung tersentak kaget dengan perbuatan lelaki dibelakangnya.
" bagaimana kalau ada yang berniat jahat padamu putri. " Pangeran berucap khawatir, ini demi sang putri, tapi sepertinya sang putri masih saja keras kepala dengan peringatan yang dia berikan.
" tidak akan ada pangeran. " bantah sang putri lagi, masih saja sekeras kepala itu.
" ." pangerah menghela nafas jengkel menghadapi keras kepalanya sang kekasih, jengkel tentu saja kesal tentu saja karena itu pangeran semakin mendekap erat sang putri sampai gadis dalam dekapannya memberontak pelan atas tindakannya. Sepertinya sang putri masih saja menganggap sepele semua yang mereka peringatkan.
" emm pangeran, sesak "pangeran yang mendengar itu tersenyum manis, gadisnya pasti kesakitan. Tida ingin membuat sang putri tida nyaman, sang pangeran kembali memeluk erat sang putri namun kali ini bukan dekapan penuh peringatan seperti tadi. Membuat sang putri akhirnya kembali bersandar nyaman di dadanya.
" apa yang membawa pangeran kemari. apa pangeran ingin bertemu ayahanda" sang putri bertanya-tanya bingung dengan kedatangan sang kekasih yang menurutnya sangat tiba-tiba ini. Jelas sekali dia mendengar dari ayahanda bahwa pangerannya sedang sibut mengurus masalah kerajaan.
" tidak putri. aku hanya datang, karena aku merindukanmu putri." alunan suara yang terdengar menggoda mengalun indah ditelinga sang putri. Sang putri tersenyum senang tanpa bisa di cegah rona merah itu merambat cepat memenuhi pipinya.
" benarkah." Ucap sang putri manja dengan nada mengalun menggoda ingin bermain-main dengan kekasihnya. Pangeran yang mengetahui itu tersenyum manis, gadis ini pasti tidak tahu apa akibat dari suara sexy yang gadis itu keluarkan membuatnya menarik lembut tengkuk sang putri sehingga wajah merea saling berhadapan sekarang.
Sang putri tersenyum manis membalas senyum kekasihnya yang masih tersenyum manis kearahnya. hembusan angin sore yang terus berembus pelan di sekitar mereka ikut memainkan rambut sang putri yang terurai indah, berayun ke kanan dan kekiri mengikuti semilir angin yang berembus. pangeran yang melihat beberapa anak rambut yang jatuh di atas wajah sang putri seolah ingin mengganggu pandangan kekasihnya. Dengan cepat pangeran mengambil anak rambut sang putri kemudian membawanya kebelakan telinga dan menahannya di sana, sang putri tersenyum malu-malu seharusnya dia mengikat saja rambutnya tadi ditambah dengan tatapan intens yang pangeran lakukan benar-benar membuatnya semakin merona hebat. Dia benar-benar malu sekarang.
" pangeran." Bahkan sekarang suara gadis di depannya terdengar begitu menggoda membuatnya sudah tidak tahan untuk mengecup lembut benda kenyal yang sedri tadi memancingnya untuk mendekat.
Cup
Sang putri tersentak kaget merasakan sapuan lembut benda kenyal di depannya,tapi elusan lembut di belakang lehernya berhasil membuatnya tenang dan memilih mengalungan tangannya di leher kekasihnya. merasakan tidak ada penolakan yang bearti dari kekasihna pangeran semakin memperdalam ciumannya. Mengelum dan melumat pelan nan lembut sambil memberikan gigitan-gigitan kecil disana, memberi tanda bahwa ini adalah miliknya. selalu miliknya.
.***
Alex yang sejak sepuluh menit lalu berada di amar adiknya semakin memberungut kesal dengan kelakuan Alexsa pagi ini, membangunkan gadis itu benar-benar menguji kesabarannya. Ingin menyiram gadis ini, tapi rasa tidakk ega melihat Alexsa yang terejut karena ulahnya malah membuatnya mengrungkan niat jahatnya secepat dia memikkirkan rencana itu.
Tapi, tengggorokannya muai terasa kering karena berteriak sedari tadi.
"OII BANGUN, CEPATAN.. " Alex memutar matanya kesal, bukannya terganggu dengan teriakannya. Alexsa malah semain erat memeluk guling gadis itu.
kok pangeran teriak-teriak gini sih..
" eiuuu ngapain pula itu bibir manyun-manyun gitu, mimpi kejedot tembok lo ya. " teriak Alex lagi, sambil memasang wajah jijik. Tapi sayangnya Alexsa tida melihat ekpresinya sekarang. Sayang sekali
" OI Lexsa bangun!! nanti lo telat ke sekolah, gue gak mau tungguin lo ya. " ucapnya lagi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Lexsa sekuat mungkin. Tapi bukannya terganggu Alexsa malah semakin nyenyak saja.
Apa dia siram saja ya?_
eemmm bibir pangeran manis banget.. jadi gak mungkin pangeran teriak-teriak gak jelas gitu. kan pangeran lagi nyium gue.
aaahh setan kali itu.
"setan pala lo, ya ni anak malah ngigo lagi." Alex mengeram prustasi. Sebenarnya apa yang sedang Alexsa mimpikan, mengapa malah bawa-bawa setan. Kesal tentu saja, tapi Alex tetap menggoyang-goyangkan tubuh Lexsa kuat, tapi bukannya terganggu kali ini gadis itu malah merubah posisi tidurnya dan memeluk erat boneka beruang yang terletak disamping kanan gadis itu. Membuatnya semakin kesal saja,
“baiklah!” Alex tersenyum miring, mungkin dia tida akan menyiram Lexsa. Tapi masih ada cara lain membuat gadis ini terbangun dengan paksa tanpa harus membuat kasur Alexsa basah.
" lo bangun atau gue tarik paksa Princess" ucap Alex sambil memengang erat kedua sisi selimut Lexsa yang membungkus tubuh gadis itu.
“kamu masih ingin tidur sayang” Alex tersenyum miring melihat bagaiman Alexsa meneuk kesal wajahnya seolah sedang berpikir. Tapi tetap saja mata gadis itu masih terpejam saja.
kok ada suara Kak Alex ya. apa jangan-jangan dia jadi hantu di mimpi gue." Sekelebat pemikiran aneh terus bermunculan dalam pikiran Alexsa, tapi bukannya memilih bangun dia malah semakin memeluk erat bonea kesayanganya
" baiklah.. " Alex mulai menghitung maju, dia tidak sesabar itu untuk menunggu Alexsa sadar.
“’satu”’ Alex mulai menarik pelan, memberikan sinyal kepada Aexsa bahwa dia tidak main-main.
“Dua” Masih tidak ingin bangun juga
“Ti_ ga”
slupp
“AUUUU Pantat Gue “ suara teriakan Alexsa dan suara tawa menggema keras didalam kkamar Alexsa
“sakit” Alexsa mengusap pelan pantatnya sambil menatap tajam pelaku yang sudah membuatnya kesakitan.
" KAK ALEX." teriak Alexsa marah, apa tidak ada cara yang lebih bagus untuk membangunkannya. Alex malah semakin tertawa senang melihat ekpresi jengkel gadis didepannya.
" mimpi ketemu pangeran lagi ya, kacian hanya mimpi ternyata" ejek Alex masih dengan tawa nya yang belum juga reda. Mendengar itu Alexsa semakin memberengut kesal. Menyebalkan sekali saudaranya ini_
" yaaaa keluar lo dari kamar gue, Kak alex nyebelin" teriak Lexsa marah sambil melemparkan beberapa bantal yang bisa dia raih ke arah Alex. Alex yang melihat itu semakin tertawa hebat, wajah marah Alexsa benar-benar terlihat sangat manis membuatnya tidak tahan untuk membuat gadis itu semakin marah.
" ok ok gue keluar, “ Akhirnya Alex memilih mundur sambil menghidari lemparan Alexsa yang membabi buta, dia tidak mungkin membuang-buang waktu yang semakin menipis ini
“ cepatan mandi,. nanti telat.." Lanjutnya sebelum akhirnya menghilan di balik pintu kamar Alexsa.
"Hahahaha" Alex terus-terusan tertawa mengingat tingkah menggemaskan adiknya, tidak terganggu dengan netra gelap yang menatapnya tajam saat dia sudah memasuki area dapur.
" kamu ini, suka sekali menggoda adikmu itu" Robeca geleng-geleng kepala melihat tingkah anak sulung nya. Ingin memarahi tapi dia tahu Alexsa tidak akan mendengarkannya.
Alex tersenyum lebar mendengar tanggapan Mommynya sebelum menarik sebuah kursi yang menjadi tempat favoritnya di meja makan.
" oya Mommy Daddy. apa kalian jadi pergi ke Amerika." tanya Alex sambil memakan sarapannya. Robecha mengangguk pelan
" tentu saja, Kami tidak mungkin membatalkannya " ucap Robech sambil meminum air utih di depannya mmengairi sarapan paginya " kami akan pergi selama satu bulan, jadi kamu jaga adikmu ya." lanjut robet lagi. Yang dibalas anggukan mantap oleh Alex.
" ten_"
" jadi Daddy mau pergi selama satu bulan, kenapa lama sekali Dad. " Lexsa yang baru saja muncul langsung heboh, tidak memperdulikan Alex di sampingnya yang memasang wajah kesal karena ucapannya di potong begitu saja oleh Alexsa.
'parah ni anak, main nyosor aja.'
" tidak lama Princes, Hanya satu bulan. lagipula di sini kan kamu tida sendiri, ada kakak kamu yang jagain kamu sayang" Robecha berucap lembut berusaha menenangkan putrinya yang sudah memasang ekpresi memberungut kesal pada mereka.
'bukan jagain Mommy, tapi gangguin baru benar.'
Alexsa mendengus kesal membayangkan hari-harinya yang akan terus dikelilingi kejailan kakaknya itu. Walaupun Dia juga membalasnya tetapi tetap saja Dia kesal. Alex benar-benar sangat jail_
" tapi Daddy itu sangat lama, mengapa tidak satu minggu saja Dad atau 2 hari saja. Bukankah itu lebih baik" Alexsa mulai memberikan penawaran kepada Robeth, membuat Alex mendengus jengkel mendengar ucapan adiknya
"Dikiranya ini pasar tradisional " ucap Alex sarkastic.
Alexsa yang mendengar ucapan kakaknya langsung menatap tak suka kearah Alex yang di balas dengan tatapan mengejek yang malah semakin membuatnya jengkel saja. Seharusnya Alex membantunya membujuk kedua orang tuanya.
"habis deh lo dek. gue gangguin tiap hari.”
" Dadyyy. " rengek Alexsa lagi, Dia masih belum menyerah. Ini semua demi terbebas dari gangguan maklhuk menyebalkan di depannya ini.
" Alexsa habis kan sarapannya dulu. nanti kamu telat" ucap Robecha saat melihat sarapan Alexsa yang masih utuh, putrinya ini terlalu banyak merengek.
Mendengar itu Alexsa mendengus kesal, tapi akhirnya dia memilih menghabiskan sarapannya dari pada di omeli Momy nya. Dan Alex yang melihat itu tertawa geli, adiknya benar-benar manis sekali.
" tapi Mommy kenapa ikut juga. Mommy kan dokter." tanya Alexsa masih belum menyerah sekaligus heran kenapa Robecha ikut padahal Mommy nya itu seorang dokter yang tentu saja jadwalnya sangat padat.
" karena kali ini kami pergi lumanyan lama Princess. makanya Mommy kamu harus ikut Daddy. " balas Robeth menanggapi pertanyaan putrinya.
" Mommy bukan sekretaris Daddy. " Alexsa semakin bertanya heran, membuat Alex geleng-geleng kepalla melihat ekpresi polos yang Alexsa tampilkan.
" Mommy sekretaris pribadi Daddy selama satu bulan ke depan"
" Mommy kan dokter bedah bukan sekretaris" tanya Alexsa masih memasang wajah polosnya membuat Alex ingin kembali tertawa keras melihat itu. Tapi sayangnya dia hanya bisa tersenyum geli melihat interasi Alexsa dan kedua orang tua mereka.
" sudah ah, ayok berangkat Princes" Alex menarik berucap cepat, mereka akan terlambat kalau terus-terusan mendegar protesan gadis itu.
" kakak mah gitu, bukannya ikut bantuin Alexsa " rajuk Alexsa lagi sambil memajukan bibirnya kesal, membuat Alex mengacak gemas surai indah adiknya yan membuat wajah cantik itu semain memberungut kesal padanya.
Menggemaskan sekali!
" nanti kita terlambat Princes" bujuk Alex membuat Alexsa malah semakin menggembungkan pipinya kesal dengan bibirnya yang ikut dimanyunkan. Sangat menggemaskkan sekali.
" ahh kak Alex mah nyebelin” Rajuknya lagi kemudian bangkit dari tempat duduknya dan melangkah pergi dari sana. Sadar kedua orang tuanya tidak akan mungkin membatalkan perjalanan bisnis mereka.
" kami pergi Mommy Daddy, " pamit Alex pada kedua oang tuanya yang masih tersenyum geli melihat tingkh Alexsa.
" jaga adik mu ya, mungkin dia akan ngambek untuk beberapa hari karena hal ini" ucap Robecha
" iya mom" jawab Alex mantap sebelum akhirnya berlalu pergi dari sana, dan menuju mobil nya yang sudah terparkir manis di depan rumah. Dengan Alexsa yang sudah duduk mansi di bangku penumpang sambil memberungut kesal dengan tangan sibuk memainkan ponselnya.
"Masih kesal Princes" ucap Alex sambil menghidupkan mobilnya dan mulai menjalankan pelan mobil kesayangannya keluar dari kediaman Wilshon.
“....”
'Gue di kacangin'
Alex mendengus jengkel melihat tingkah Alexsa yang masih setia menekuk wajahnya kesal
" Sudah lah princes, kan ada Kakak yang nemanin kamu di rumah. dan juga pangeran kamu yang selalu setia nungguin kamu di alam mimpi " ucap Alex sedikit menggodanya yang malah semakin membut Alexsa mendengus jengkel.
" ihh males ah sama kak Alex, kerjaannya gangguin Alexsa mulu. " rengeknya yang malah terlihat sanagt menggemaskan di mata Alex
" gara - gara kakak pangeran Alexsa hilang. " lanjutnya lagi, tentu saja menghilang. Itu kan hanya bunga tidur saja. Tapi_
Paling tidak ini lebih baik, dari padda dia hanya diam bagikan patung sambil menatapnya tajam seolah ingin membunuhnya saja.
" Pangeran kamu gak kabur kok, ni lagi duduk manis disebelah kamu. " godanya lagi, membbuat Alexsa langsung menatapya jijik
" Jelek gitu, ngaku pangeran" Alexsa mendengus kesal membuat Alex tertawa geli melihatnya.
" Fansgirl kakak saja mengakui kalau kakak mu ini memang tampan sayang" ucap Alex sambil bernarsis ria, membuat Alexsa tidak tahan ingin memaki saudaranya ini saat ini juga
" Fansgirl kak Alex cabe-cabean semua. gak bisa bedain yang mana yang tampan banget. dan yang mana yang tampannya gak banget kayak kak Alex ini" tunjuk Lexsa sambil menatap jijik lelaki disampingnya yang malah tertawa mendengar ucapannya
" hahahahaha.. " Alex tertawa geli melihatnya, sepertinya kekesalan Alexsa sudah menguap entah kemana. Dan itu bagus_
" ah males ngomong sama Kak Alex, nanti yang ada Lexsa telat gara-gara Kak Alex yang asik ngoceh kayak ibuk-ibuk di pasar"
'Ya kali lo telat gara gara gue. Ah, sudah lah_.'
"iya tuan putri, Prince janji kita tidak akan terlambat. " ucapnya sambil berlagak bagaikan pangeran. Membuat Alexsa langsung menatapnya seolah dia adalah alien saja.
Emang gue tampan hahaha
Lexsa tersenyum mengejek, tapi Alex tahu dia tidak sekesal tadi. Sambil tersenyum lembut Alex segera saja melajukan mobilnya menerobos padatnya ibu kota, seperti yang Alexsa bilang mereka tidak boleh terlambat. masih terlalu pagi untuk berdebat dengan satpam sekolah. walaupun dengan mudah sebenarnya mereka bisa masuk mengingat sekolah itu. adalah milik neneknya "Carla Willson" .
Tapi siapa sangka kalau ternyata sang nenek sangat disiplin terhadap waktu. Dan ini masih terlalu pagi untuk mendengar sang nenek merah-marah karena ulah cucu kesayangannya. menyebalkan memang. tapi seorang Wilshon memang harus disiplin bukan..
*****