Télécharger l’application
9.75% My Possessive Brother / Chapter 8: Bab 8. Basket

Chapitre 8: Bab 8. Basket

Alex memarkirkan mobilnya di tempat biasa, dan pagi ini dia tidak mendapati sahabat-sahabatnya menunggunya disana seperti biasa. Sedikit aneh sebenarnya, karena biasanya mereka akan berumpul di parkiran sekolah sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk saat Bel benar-benar akan berbunyi.

“mungkin ada hal yang menyenangkan yang terjadi di dalam kelas” Alexsa berargumen, dia jelas tahu apa yang membuat kakaknya mengernyit bingung. Tapi sebenarnya itu lebih baik dari pada mendapati mereka berkumpul di parkiran dengan suara pekikan para gadis yang seolah tidak ada habisnya.

“YA mungkin,” Alex merangkul Alexsa cepat, netra gelapnya menatap para siswa di sekitarnya tajam, beraninya mereka menatap adiknya setidak sopan itu. Inilah mengapa dia tidak mengumumkan siapa Alexsa, lebih baik satu sekolah menganggap mereka pacaran dari pada mendapati Alexsa mendapat tatapan seperti itu, mereka benar-benar tertarik dengan adiknya ternyata.

“apa mereka tidak sayang dengan mata mereka” Alex menggeleng prihatin, para siswa itu benar-benar terlihat bagaikan tidak pernah melihat cewek cantik saja, memalukan.

"hari ini tidak ada jam pelajaran bukan?" tanyanya pada gadis disebelahnya. Alexsa mengangguk, memang hari ini tidak ada pelajaran apa-apa. Satu sekolah diliburkan karena ada pertandingan Basket hari ini.

Ah, pantas saja dia tidak mendapati sahabat mereka berkumpul dipariran, ternyata karena ini. Bagaimana mungkin dia bisa lupa.

" ikut aku ke lapangan. jangan perdulikan mereka yang menatap penuh minat kearahmu" lanjutnya lagi tanpa menunggu Alexsa menjawab. Alexsa terkekeh pelan, kakaknya mulai over possesif ternyata.

Dia mulai sepossesif itu lagi, aku harus berhati-hati sebeum dia mengamuk lagi. Kak Allex dengan sifat over possesifnya itu sangat menyebalkan

" apa kamu dengar Princess". tanya nya lagi. sambil menghentikan langkahnya dan menatap gadis didepannya tajam. Alexsa mengangguk cepat, dia pasti melamun tadi.

" iya aku dengar kak" jawabnya cepat" apa kita tidak jadi kelapangan kak " lanjut nya sarkastik, saat melihat Alex yang masih betah saja berdiri ditempat. Sambil menatapnya seolah menilai.

Menyebalkan sekali

" haha. iya tentu saja Princess" balas Alex sambil tersenyum geli. merutuki sifat possesifnya terhadap adiknya ini, mau bagaimana lagi kan dia memang sepossesif ini terhadap Alexsa.

***

sedangkan di gedung olahraga dan kesenian sudah banyak para siswa yang berkumpul. dari siswa dan siswi IHS sampai dengan siswa dan siswi SMA Laksana yang menjadi lawan pada pertandingan kali ini. Dan semuanya sudah berkumpul di sana.

" dimana Alexsa. " tanya Feby yang sedari tadi mencari kaberadaan salah seorang sahabatnya itu di antara banyaknya kerumunan siswa.

" entah" balas monika " bukannya dia pergi bareng kak Alex ya " lanjutnya.

" ah apa jangan-jangan Alexsa ada di ruang ganti team basket " balas Bella dengan mata berbinar, yang sukses membuat mereka mendengus jengkel.

'dasar' pikirannya

Feby mendelik tajam. saat tahu arah perkataan Bella.

PLETAK

“otak lo ya” sinisnya cepat

"Auuu" ringis Bella merasakan nyeri di kepalanya.

“jahat banget sih, kepala gue masih sakit ni ya gara-gara kejadian kemarin. Gak usah pura-pura lupa deh”

“Kak Reno cepat datang nyelamatin Lo, jangan berlagak. Yang main jambak-jambakan itu Alexsa dan Karin” balas Monika jengkel, Dia memang tidak ada ditempat saat sahabatnya itu baku hantam dengan Karin dan Shion. Tapi selaku anggota reporter seolah dia tidak mungkin ketinggallan informasi sepenting ini.

“Lo_”

" udah ahh, sana Lo gabung sama anak chaers sana. " usir Feby cepat memotong ucapan Bella, membuat Bella menatapnya kesal " udah sana, Salsa manggil lo tu. " bohong nya.

Bella yang mendengar itu mendengus jengkel, Dia tahu Feby sedang berbohong. Jelas dia melihat Salsa masih sibuk dengan Tania di ujung lapangan, Bella benar-benar pembohong yang buru. Pantas saja gadis ini memilih mengejar Reno secara terang-terangan, dari pada menyembunyikan perasaan dan mendekati dengan diam-diam.

“jelas jelas Salsa gak manggil gue. bohong banget lo " sinis Bella kesal, sambil berlalu pergi dari hadapan kedua sahabat nya itu.

''Ah, itu Alexsa dan Alex."

“ah ketahuan ya” Feby terkekeh pelan, melihat itu Monika hanya menggeleng tidak paham. Feby jahil sekali.

hy bukannya itu Alexsa

'iya, itu dia. Apa gosip yang beredar itu benar. Alexsa dan Alex saudara kandung'

'ya sepertinya begitu, bahkan Alex mengakuinya"

"Wah wah, gak nyangka ya. Mereka itu saudara"

"Kalau begitu kesempatan besar dong buat dekatin Alexsa ni"

bisikan-bisikan itu terus terdengar saat Alexsa melewati beberapa Siswa yang dia tahu sebagian satu angkatan dengannya. yang di lihat dari simbol yang ada di seragamnya sebagian yang lain sepertinya mereka seangkatan dengan Alex kakaknya.

''sepertinya kepopuleran gue makin bertambah ni'

Alexsa tersenyum geli menanggapi setiap bisikan _walau tak dapat di katakan bisikan kalau sekeras itu_ orang orang yang di laluinya. Ternyata kabar itu tersebar sangat cepat.

“Hy” Alexsa langsung duduk di samping Feby yang sudah tersenyum lebar menyambut kedatangannya, yang malah terlihat bagaikan ejekan untuknya. Dia bahkan masih sangat ingat saat Feby tertawa keras saat dia ceriakan tentang kejadian satu hari lalu. Dan juga Monika yang langsung mengabarinya bagimana kabar itu tersebar bagaian wabah penyakit di Forum sekolah mereka. Yang bahkan dimuat dalam berita sokolah.

Menyebalkan memang!

“Ah mereka sudah keluar” Monika berucap semangat saat melihat kedua Tim sudah memasuki lapangan, bahkan dia juga melihat Pak Romi yang sudah mengumpulkan anggota Tim Basket di sudut lapangan, terlihat sedang memberikan beberapa arahan sebelum bertanding.

" baik lah anak-anak, sebentar lagi kalian akan bertanding melawan SMA Laksana. dan bapak harap kalian tidak meremehkan lawan kalian. " ucap Pak Romi tegas, memberikan nasehat pada klup basket IHS.

" siap pak. " sahut mereka kompak penuh dengan semangat yang berkobar, Pak Romi tersenyum senang melihatnya. Dia yakin Teamnya bisa bertanding dengan maksimal di dalam lapangan, dia tidak bisa memastikan Teamnya menang. Tapi selama Anggota Teamnya semangat dan pantang menyerah, Dia yakin peluang untuk menang itu ada.

Dia tidak bisa meremehkan Team lawan. Team lawan itu kuat, Dia akui itu.

" kali ini Sekolah kita yang jadi tuan rumah, jangan biarkan mereka menang. ingat anak-anak!. pertandingan kali ini mempertaruhkan martabat sekolah kita yang berlebel international, dan janga lupa pertandingan ini tidak luput dari awak media " lanjut Pak Romi serius, Semua anggota klup basket mendengarkannya dengan semangat. bukan mereka tidak tahu apa yang mereka pertaruhkan disini. ini lah yang terjadi kalau dua klup basket dari dua sekolah yang berlebel international bertemu. martabat mereka jadi taruhannya.

“Kita Pasti menang” Ucap mereka semangat

Setelah berfive dengan anggota mereka, akhirnya inilah saatnya mereka keluar menuju lapangan.

'ya mari kita sambut klup basket IHS .dan klup basket SMA Lakksana.

Sorak-sorai penonton memenuhi lapangan. para cheerleaders dari kedua belah pihak pun ikut menyemangati dengan penuh semangat, mereka mempertaruhkan gelar chearsleders terbaik disini.

ya ini lah Dia. kapten basket dari IHS. Alex Wilshon. dan dari SMA Laksana Alcio Corner'

PRIIITTT.

Bunyi peluit yang menandakan ronde pertama permainan pun dimulai. bola mulai di lempar setinggi mungkin oleh sang wasit, kedua tim mulai bersiap..

'Dannnnn akhirnya kini bola di kuasai oleh Tim IHS. sang kapten mengiring bola menuju ring.. dann

Ya bola dengan mulusnya masuk ke dalam ring.. point pertama pun di peroleh oleh tim IS..'

Para penonton yang menyaksikan itu berteriak histeris, apalagi kaum hawa yang merupakan penggemar Alex makin berteriak histeris mengalahkan suara para chearliders sekolah mereka saat melihat pangeran mereka berhasil mendapatkan Point pertama.

" mereka benar-benar berisik. " sinis Alexsa sambil menutup kupingnya cepat, belum lagi para gadis-gadis di belakangnya yaang berteriak Histeris setiap melihat kakaknya berhasil merebut bola dari tim lawan, dan kembali berteriak senang setiap kali anggota Team lain berhasil menahan musuh untuk memudahkan gerakan Alex yang masih menjadi pencetak angka utama.

" berisik sekali" dengus Feby heran. Tangannya dengan kasar membuka cemilan yang dibawa Alexsa tadi dan langsung menyantapnya dengan raut kesal.

“Rasanya kuping gue budek” Monika disamping kanannya beruca jengkel, dengan mata menatap tajam para gadis di belakangnya. Ingatkan dia menghajar salah seorang dari mereka kalau sampai kupingnya cidera Karena suara cempreng mereka itu.

karna pasalnya sedari tadi. sebelum pertandingan dimulai dia mencari sahabat tomboynya ini.

" Lexsa ini minuman olah raga untuk siapa" tanya Monika. saat tangannya menyentuh minuman di dalam plastik di bawah kakinya, dia tidak menyadarinya saat mengambil cemilan tadi.

" untuk kak Alex lah, ya kali gue biarin dia kehahusan selesai pertandingan nanti." balas Alexsa sambil kembali memakan cemilan yang ada ditangan nya. Feby menggeleng tidak mengerti, padahal semua wanita yang ada disini pasti membawa minuman yang sama untuk anggota team basket terutama Alex, lelaki itu pasti dapat banyak.

" perasaan ya, gak perlu lo beliin juga. tu FA ( Fansgil Alex) nya kakak lo, udah siapin semua untuk kakak lo. " balas Feby, sambil menunjuk kearah siswi-siswi yang sedang meneriaki nama Alex disana. Bahkan mereka membawa kertas besar dengan tulisan yang sangat menyakitkan mata.

Semangat Kak Alex tercinta

“Mereka benar-benar patut dikasihani” Monika mengangguk setuju.

" beda ya” Bantah Lexsa “itu dari cabe-cabean. nah ini dari Adek nya tersayang." Lanjutnya sambil tersenyum lebar.

Iya lah tu

Dari Adek tercinta

" udah ah. lo gak usah senyum gitu, takut gue lihatnya." balas Monika, saat melihat sahabatnya tersenyum lebar seperti itu. Alexsa bergidik ta pedulli menanggapi ucapan monika, memangnya apa pedulinya, lebih baik dia kembali fokus dengan pertandingan kakak nya.

"wah itu kapten dari SMA Laksana ya. ganteng banget, gue rela deh jadi pacarnya."

"iya gue juga."

"Emaknya gidam apa ya waktu ngandung dia, kok ganteng banget gitu."

"menurut lo gantengan mana. Alcio apa Alex."

"dua dua nya"

suara-suara beberapa siswi yang tak jauh dari Alexsa, berhasil membuatnya risih. Apa lagi mereka membawa-bawa nama kakak nya dan membandingkannya dengan dengan kapten sekolah lain, mereka benar-benar membuatnya muak.

Dasar penghianat.

Alexsa mendesis kesal.

Time out, istirahat 5 menit.

Mendengar itu, Alexsa langsun mengedarkan pandangannya mencari sosok kakaknya yang ternyata sedang dikerumuni penggemar nya.

“Cepat sekali mereka” Alexsa berjalan cepat kearah kerumunan yang membuatnya sakit mata itu, bagaimana mungkin kakaknya mempunyai penggemar sebanyak itu. Membuatnya kesal saja.

'kak terima lah hadian dari ku..'

'ini juga kak.'

'aku juga bikin cake kesukaan kakak lo'

siapa juga yang mau makan cake sehabis olahraga, dan sejak kapan kakaknya suka cake yang dia jamin itu pasti sangat manis. Mereka katanya mengaku penggemar tapi itu saja tidak tahu.

Menyedihan!

Alex mendengus jengkel meratapi nasipnya yang sedang dikerumuni begini, saat berniat keluar lapangan untuk menemui adiknya. Reno yang kebetulan melewati Alex langsung tersenyum lebar kearah Alex.

" wah lo dapat banyak ya.. " ucap Reno saat melihat tangan Alex yang penuh dengan hadiah, sampai Dia tidak sadar dengan beberapa orang gadis yang sudah berjaan cepat kearahnya.

" ini untuk Kak Reno. “

“Eh” Reno tesentak kaget mendapati seorang gadis yang dengan malu-malu menyerahkan sebuah kado yang sudah dibungkus rapi kepadanya. Diikuti beberapa gadis lainnya yang melakukkan hal yang sama, dan sekarang bagaimana caranya dia pergi?.

Alex yang melihat ekspresi Reno tersenyum geli. bagaimana tidak, niat hati dia ingin mengerjai Alex. dengan ikut keluar lapangan tapi hasilnya kini malah dia juga ikut dikerumi para gadis.

Menyebalkan sekali!

" gue duluan ya." ucap Alex sambil memukul pelan bahu Reno. dan berlalu pergi menerobos kerumunan para gadis dengan tangan penuh makanan yang sebenarnya ingin dia tinggal saja. dan menemui adiknya, yang duduk paling depan yang sedikit memudahkannya untuk menemui adik perempuannya itu yang menatapnya sambil memberungut kesal.

Ada apa dengan adiknya itu?

"wah kakak dapet banyak ya. " sindir Alexsa saat melihat apa yang di bawa kakaknya, Dapat banyak ya ternyata kakaknya itu. Boleh dia jual gak ya semua hadiah itu, lumanyan untuk jajan.

" ini untuk kalian. " ucap Alex sambil memberikan semua makanan tadi kepada Alexsa. Monica dan juga Feby yang tersenyum manis menyembutnya kecuali ALexsa. dan kemudian mengambil tempat duduk di samping Alexsa, setelah memaksa Feby pindah ke samping monika.

" mana minuman kakak" tanya Alex, dia tahu adikknya mempersiapkan minuman untuknya, tapi mengapa belum diberikan untuknya. Apa gadis ini kembali merajuk padanya.

" ambek aja kali kak, gak usah basa basi gitu. nampak banget kali, jelas-jelas kakak sudah lihat minumannya disamping aku" balas Alexsa mencibir sikap kakaknya.

'Ketahuan ya'

" ya elah tega banget lo dek. " balas Alex dengan ekpresi sedih, padahal dia sudah sangat haus.

" geli gue sumpah deh kak" balas Lexsa sambil memukul pelan lengan Alex, dan kemudian memberikan minuman kakaknya. Sambil menatap heran Reno yang melangkah kesal kearah mereka.

" tega Lo lex sumpah, ninggalin gue ditengah-tengah mereka. " cibir Reno yang baru saja muncul. Sambil menunjuk kearah kkerumunan para siswi yang masih melambai-lambai kearahnya.

" bodo amat " balas Alex acuh, Reno yang mendengar itu memasang wajah kesal. Menyebalkan sekali sahabatnya ini.

" eh mendingan lo pada cepatan minum deh, istirahat sebentar lagi. kalian main lagi lo setelah ini. " Ucap Feby mengingatkan kedua lelaki di antara mereka. Alex mengagguk mengerti, kemudian kembali meminum minumannya.

Reno tersenyum lebar sambil menyerahkan barang bawaan nya yang di dapat dari pada penggemarnya ke pada Lexsa, Monikka dan Feby. Terserah mau diapakan sama mereka, reno tidak peduli.

", sana kak, udah habis ni waktu istirahatnya kak.” Ucapnya sambil menarik Alex bangun. pokoknya kakak harus menang ya. " lanjutnya sambil mengusap keringat di sekitar wajah Alex dengan handuk kecil di tangannya. Yang sukses membuat beberapa pasang mata yang menatap mereka iri. Dengan teriakan histeris yang kembali bisa Alexsa dengar.

Menyebalkan!

" tentu Princess.." balas Alex sambil mengusap lembut puncak kepala Lexsa lembut.

Mereka terlalu asik dengan dunia mereka sampai tidak sadar, sepasang netra coklat cerah menatap mereka tajam dari kerumunan.

" akan ku pastikan Alex akan menjadi milik ku lagi, kamu tidak berhak atasnya. dia cuma kakak mu, kita lihat saja nanti siapa yang akan menangis histeris. akan gue rebut posisi lo di hati Alex. akan gue pastiin tidak Ada lagi nama lo di sana, pasti! ",

Dari arah ujung lapangan tempat anak cheers berkumpul, Karin memandang sinis ke arah Alexsa. sebuah senyum iblis pun bertengger manis di bibir merahnya. Dia tidak menyangka semua akan seperti ini. Kehadiran Alexsa benar-benar mengubah semuanya, bahkan sekarang dia tidak punya kesempatan untuk mendekati Alex lagi seperti dulu.

" awas aja lo Alexsa"

***


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C8
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous