"Apa salahku? Mengapa kamu mau memarahiku habis-habisan?" tanya Galih sambil masuk dengan membawa makanan.
Pandangan Indah tertuju ke arah pintu dan Anya langsung memahaminya. Ia berjalan ke arah pintu dan memberitahu pengawalnya untuk tidak membiarkan siapa pun mengganggu mereka.
Aiden selalu menyuruh pengawalnya untuk mengikuti dan menjaga Anya ke mana pun Anya pergi karena Aiden begitu mengkhawatirkan Anya.
Setelah pintu kamar tersebut ditutup, Indah memberitahu Galih mengenai Agnes.
"Galih, jangan bilang kamu tidak bisa melihat bahwa Agnes menyukai Aiden. Aku tidak keberatan kalau kamu ingin mengurus keluargamu, tetapi kamu juga harus memikirkan mengenai putrimu sendiri. Masa kamu membantu saingan putrimu. Apakah kamu lebih memilih dia dibandingkan aku dan putrimu sendiri?" kata Indah dengan marah.
"Anya, ada apa dengan ibumu? Ada masalah apa ini?" Galih memandang ke arah Anya.