Dalam sekejap, para staf departemen parfum ini bekerja dengan giat. Suasana santai dan muka bercanda mereka sudah lenyap tanpa jejak.
Ketika Randika menatap pintu masuk, dia benar-benar terkejut. Sialan, posisinya sebagai atasan benar-benar diremehkan.
Namun, Adrian membeku di tempat karena saking takutnya. Dia menatap Kelvin yang ada di depan pintu lalu menatap semua orang. Dia menyadari bahwa teman-temannya itu sudah masuk mode kerja mereka, keseriusan mereka membuat Adrian menangis di dalam hati.
Sialan, kalian akan meninggalkanku begitu saja? Bajingan, wajah kalian bisa cepat berubah seperti itu! Bukankah tadi kalian main solitaire?
Adrian hanya bisa pasrah dan berdiri di tempatnya.
Teman-temannya yang berwajah serius itu hanya bisa mengucapkan kata belasungkawa di dalam hati mereka masing-masing.
Kelvin berjalan masuk dan menatap semua orang. "Kalian semua tetap bekerja, Adrian, kau ikut aku."