"Dewa, aku…"
"Sudahlah, Alona. Aku sungguh kecewa, kau sama saja dengan wanita lainnya. Kau hanya menjadikanku pelarian mu dan kau hanya memanfaatkan kebaikanku sejak awal."
"Dewa!" pekik Alona mengucap nama Dewa.
Dewa terkesiap dan menatap wajah Alona dengan tercengang.
"Kau puas sudah mengatakan semua isi hatimu padaku hari ini? Hubungan kita baru saja berjalan sesaat, aku sudah berulang kali mengatakan padamu beri aku waktu, Dewa. Dan kau tau esok aku sudah akan pergi ke LN, dan kau tidak sedikitpun punya rasa simpati padaku? Kau sungguh egois, Dewa!"
"E-eh, Alona… Maksudku, aku… aku…"
Alona benar-benar marah, dia segera mendorong tubuh Dewa untuk berpindah dari hadapannya lantas Alona beranjak pergi. Bahkan Dewa tidak tau jika hari ini adalah hari ulang tahun Alona, Dewa tampak kebingungan dan ketakutan begitu melihat Alona berlalu pergi ke luar ruangan.
"Alona, Alona, tunggu! kau salah paham, maafkan aku sudah berkata begitu barusan aku hanya… Alona, tunggu!"