Waktu terus berjalan, Kenzo begitu semangat dalam menjalani hari-harinya setelah kembali menjalani aktivitas di kedai bersama sang kakak.
Tanpa rasa lelah, meski seharian dia sudah bekerja di tempat berbeda. Bahkan dia lebih bersemangat lagi setelah merasa kondisi di kedai masih tetap sama ramainya seperti ketika dia masih bersama sang ayah.
Namun, di dalam hati Ervan timbul kepuasan juga keanehan setelah memperhatikan kondisi kedai saat ini.
"Ini aneh, sungguh aneh. Kenapa setelah aku dan Kenzo mengurus kedai ini, seketika menjadi ramai? Apakah ini berarti, ayah juga menginginkan Kenzo lah yang mengurus kedai ini? Maafkan aku, Ayah..." ujar Ervan di dalam hatinya.
Semakin larut kedai semakin ramai, sejak tadi Kenzo begitu antusias melayani para pelanggan. Beberapa di antaranya juga menyapa dan menanyakan kabarnya lantaran dia lama tidak muncul di kedai.
"Hah... Akhirnya," keluh Kenzo setelah beberapa saat menutup kedai lantaran malam sudah kian larut.